Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Amira Abdat, atau akrab dikenal dengan dokteramiraobgyn menjadi satu-satunya dokter spesialis kandungan yang bersedia menetap di pedalaman Papua.
Selain membantu para pasiennya, dr. Amira juga dikenal kerap berbagi edukasi kepada para pengikut setianya tentang kisah yang ia alami selama menjadi dokter di Papua.
Belum lama ini, ia membagikan kisah pasiennya yang merupakan seorang remaja berusia 13 tahun yang hamil melebihi waktunya dan posisi kepala sang anak yang tidak sesuai atau biasa disebut sungsang.
Jadi pembelajaran bersama sekaligus warning untuk para orangtua, berikut Popmama.comrangkumkan pesan dokter obgyn terhadap maraknya kasus kehamilan usia dini yang justru bisa membahayakan.
1. Kisah pasien dr. Amira yang masih 13 tahun sudah hamil
Instagram.com/amira.abdat19
Jika melihat akun TikTok milik dr. Amira, ia memang kerap menceritakan pengalaman patah hatinya saat sering mendapat pasien ibu hamil yang masih di bawah umur.
Mirisnya lagi, kebanyakan pasien tersebut juga kerap datang dengan masalah yang mereka sendiri tidak pernah mengetahuinya, seperti yang terbaru adalah ketika usia kehamilan pasiennya yang masih berusia 13 tahun itu sudah memasuki waktu 10 bulan.
Dalam videonya, dokter yang sudah setia membantu masyarakat di Papua Barat selama lebih dari satu dekade itu menyebutkan bahwa ia lagi-lagi merasa pilu ketika kedatangan pasien yang justru bisa membahayakan diri dan calon anaknya.
"Ini perempuan anak kecil umur 13 tahun datang udah hamil 10 bulan, saat diperiksa bayinya sungsang atau bokong bayi di bawah," ucap dr. Amira di awal videonya.
Editors' Pick
2. Hamil 10 bulan dan sungsang, harus segera tindakan
Pexels/Rene Asmussen
Dalam ceritanya tersebut, dr. Amira menyebutkan bukan hanya karena usia sang anak yang masih 13 tahun dan hamil melebihi waktunya, kondisi calon anak yang sungsang membuat ia dan tim harus segera melakukan tindakan kepada remaja tersebut.
"Harus segera tindakan yaitu caesar, karena sudah lewat bulan. Tapi yang menjadi indikasi penting lainnya adalah karena bokong (calon anak) berada di bawah alias sungsang," sambung dr. Amira bercerita.
Lebih lanjut, sang dokter juga bercerita bahwa kondisi ini lagi-lagi membuatnya patah hati karena remaja berusia 13 tahun ini datang berobat seorang diri tanpa didampingi dan tidak mengetahui hal apapun terkait kondisi kehamilannya.
dr. Amira sangat menyayangkan bagaimana pasiennya yang ini tidak memilih melanjutkan sekolah jenjang SD, yang justru memilih untuk melakukan hal yang tidak seharusnya dengan teman lawan jenisnya yang juga masih di bawah umur.
"Nggak ada yang anterin, diajak ngomong bingung, nggak ngerti harus ngapain. Petugas yang akhirnya nemenin pulang. Makanya saya bilang, jangan pacaran sampai kejelasan, kayak gini kan yang jadi korban perempuan itu," lanjutnya menambahkan.
3. Dampak yang bisa terjadi jika hamil di usia sangat muda
Freepik
Bukan sekali dua kali saja, Ma, dr. Amira memang kerap mendapatkan pasien ibu hamil yang mana usianya masih di bawah umur. Hal ini membuatnya lagi-lagi kembali memeringati para perempuan muda, terutama para orangtua, agar selalu waspada dalam bergaul.
Meski kerap dilakukan atas dasar cinta, nyatanya kehamilan anak di bawah umur justru bisa memberikan banyak dampak buruk bagi Mama dan calon anak yang dikandungnya.
Dampak yang sering kali terjadi pada perempuan yang hamil masih di bawah umur adalah putusnya pendidikan yang sedang dilakukan. Hal ini tentu akan sangat merugikan anak karena tidak bisa mendapatkan pendidikan layak seperti kebanyakan anak pada umumnya.
Dampak lainnya membuat anak merasa malu dan berusaha menutupi kehamilan, yang berujung tidak adanya pemeriksaan kehamilan yang seharusnya harus dilakukan secara rutin pada ibu hamil.
"Kehamilan disembunyikan, tentunya akan tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Kalau udah gini siapa yang tanggung jawab? Ya anak perempuan itu dan keluarganya," sambung dr. Amira.
4. Anak di bawah umur belum cukup mampu menerima kehamilan
Freepik/katemangostar
Menurut dr. Amira selaku dokter spesialis kandungan, anak di bawah umur seperti pasiennya yang masih berusia 13 tahun itu disebut belum cukup mampu untuk menerima kehamilan.
Dalam penjelasannya, anak di bawah umur masih belum cukup subur dan optimal untuk mengandung janin di dalam kandungannya. Selain perkembangan janinnya, sang dokter juga menjelaskan bahwa panggul anak-anak biasanya masih cukup kecil untuk memersiapkan persalinan.
Nggak sampai di situ, anak di bawah umur juga disebut belum mampu menerima kehamilan karena belum adanya edukasi yang baik seputar kesehatan selama hamil. Akibatnya, anak bisa mengabaikan nutrisi hariannya yang juga ia perlukan untuk janin yang sedang dikandung.
Seperti yang diketahui, ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi untuk perkembangan kehamilannya, seperti zat besi, kalsium, dan asam folat. Namun, anak di bawah umur biasanya belum memahami betapa pentingnya nutrisi tersebut sehingga kerap membahayakan janin yang dikandung.
5. Setop pergaulan bebas di usia dini yang bisa membahayakan janin
Nggak hanya membawa dampak buruk bagi kehidupan anak, kehamilan di bawah umur juga bisa membahayakan janin yang dikandung, Ma. Terlebih lagi jika anak tersebut sudah masuk ke dalam pergaulan bebas.
dr. Amira menyambungkan ceritanya bagaimana pergaulan bebas bisa membahayakan anak dan janin yang dikandung karena adanya berbagai penyakit yang mengintai karena sifilis atau penyakit menular seksual.
Ketika anak mengalami pergaulan bebas, bukan tidak mungkin baik perempuan maupun laki-laki menularkan sifilis dari hubungan-hubungannya terdahulu. Ketika kondisi ini terjadi pada ibu hamil, tentunya akan berdampak pada janin yang dikandung.
Ditambahkan oleh dr. Amira, "Apa efek (pergaulan bebas) buat bayinya? Bayinya bisa kelainan, bisa meninggal di dalam lahir, bisa infeksi pada waktu lahir."
Cerita pasiennya seperti inilah yang membuatnya sedih karena bayi yang lahir dari anak di bawah umur inilah yang nantinya bisa menjadi bibit semakin banyaknya bayi stunting.
Hal ini karena stunting sendiri berasal dari pola hidup ibu hamil semasa kehamilannya, yang mana sangat memengaruhi kondisi bayinya saat dilahirkan nanti.
"Jadi hati-hati ya, setop pacaran tanpa kejelasan atau hanya kamu dan keluargamu yang akan jadi korban," tutup dr. Amira memberi pesan dalam video tersebut.
Semoga cerita yang dibagikan oleh dr. Amira Abdat SpOG dalam media sosialnya ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua ya, Ma, khususnya untuk para remaja agar lebih waspada dalam menjaga dirinya.