Tak Melulu Soal Usia, Ini 8 Ciri Anak Sudah Dewasa Secara Mental
Memasuki usia remaja menuju dewasa, apakah anak mama sudah dewasa secara mental?
2 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orang pastinya akan mengalami pertumbuhan, dari anak-anak hingga tumbuh menjadi dewasa. Pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat dilihat dari bertambahnya usia, serta perubahan fisik anak yang semakin tumbuh dewasa.
Namun, kedewasaan seseorang tidak melulu dari bertambahnya usia dan fisik semata, Ma, tetapi juga dari mentalnya. Jika anak mama sudah memasuki usia remaja namun mentalnya masih tidak stabil atau cenderung temperamental, Mama perlu mengkomunikasinya pada anak.
Memasuki usia remaja menuju dewasa, yuk ketahui 8 ciri-ciri anak mama sudah dewasa secara mental dari rangkuman yang sudah Popmama.com siapkan berikut ini.
1. Pembicaraan yang sederhana sudah tak menarik untuknya
Saat sudah menginjak usia remaja, pemikiran anak pun secara bertahap akan ikut lebih dewasa dari sebelumnya, Ma. Untuk itu, jika pembicaraan sederhana yang terlalu anak-anak mungkin sudah tak lagi menarik untuk dibicarakan padanya.
Saat memasuki dewasa, anak akan lebih berhati-hati dalam bicara. Biasanya mereka akan lebih memilih untuk banyak mendengar obrolan orang sekitarnya daripada harus berbicara.
2. Lebih banyak memaafkan
Setiap orang tentu pernah merasakan emosi atau marah pada orang lain, begitu juga pada anak-anak. Ketika anak sudah benar-benar dewasa, mereka akan menjadi lebih pandai dalam mengendalikan emosinya.
Sehingga masalah sepele yang terjadi tidak akan membuatnya mudah marah dan lebih memilih untuk memaafkan. Tetapi jika anak benar-benar merasa marah, mereka menjadi lebih baik dalam mengendalikan emosinya untuk tidak dilampiaskan di depan banyak orang.
3. Pikiran menjadi lebih terbuka
Berpikir sebelum bertindak menjadi ciri orang sudah menjadi dewasa. Sebab mereka berpikir akan ada risiko dari setiap perbuatannya, itulah yang membuat orang dewasa menjadi lebih berpikir terbuka dalam berbagai hal.
Jadi saat anak mama memerlukan waktu cukup lama untuk memutuskan sesuatu, biarkan ya. Bukan karena mereka lambat, Ma, tetapi mereka tengah mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi dari keputusan tersebut.
Editors' Pick
4. Tidak memaksakan cinta
Tak melulu cinta-cintaan terhadap lawan jenis kok, Ma. Maksud di sini adalah anak menjadi pribadi yang lebih berani berkorban untuk orang sekelilingnya. Sehingga mereka tidak akan memaksakan orang lain untuk terus memahami dirinya, hal ini karena anak berpikir setiap orang juga memiliki kebutuhan dan permasalahan masing-masing.
Mereka akan memahmi bahwa hidup ini saling membutuhkan antar satu dengan yang lainnya. Jadi tak jarang anak akan merelakan sesuatu kepentingnya demi kepentingan orang lain.
5. Menerima perasaan sakit hati
Saat anak gagal dan terjatuh, mereka yang benar-benar sudah dewasa akan menerima perasaan sakit tersebut dengan lapang dada. Menurutnya, setiap usaha tidak akan selamanya berjalan mulus sesuai rencana, sehingga menerima kegagalan dan bangkit kembali adalah cara terbaik yang bisa dilakukan.
Di sini peran orangtua perlu ditingkatkan, agar nantinya anak tetap semangat dalam bangkit kembali memulai usahanya yang sempat gagal.
6. Tidak mudah menilai orang lain
Saat masih kecil, mungkin anak akan mudah memberikan penilaian atas apa yang ia lihat pada orang lain. Namun ketika anak sudah benar-benar dewasa, anak akan menjadi pribadi yang tidak mudah menilai orang lain hanya dari penampilan luarnya saja, Ma.
Dengan begini, anak pun akan menjadi pribadi yang mudah bergaul dengan orang lain dan memiliki banyak koneksi dengan banyak orang.
7. Memilih diam daripada terlibat pertikaian yang tidak masuk akal
Saat anak masih bermain bersama temannya di masa kanak-kanak, mungkin mereka akan banyak berkelahi dengan temannya karena memperebutkan mainan atau lain sebagainya.
Ketika anak sudah benar-benar dewasa, anak akan tahu hal yang tidak masuk akal sebaiknya tidak perlu diributkan. Sehingga mereka akan memilih diam daripada terlibat dalam keributan yang menurutnya tidak masuk akal.
8. Menentukan kebahagiaan dirinya sendiri
Anak-anak umumnya cenderung menginginkan banyak hal untuk mencapai kebahagiaan mereka. Misalnya dengan mendpatkan uang, mainan, atau barang berharga lainnya.
Namun ketika mereka sudah benar-benar dewasa, mereka akan menyadari bahwa kebahagiaan tidak semata barang atau seseorang. Mereka tidak akan membiarkan kebahagiaannya diatur oleh barang atau orang lain, melainkan mereka sendirilah yang akan menentukan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-harinya.
Nah, itu dia ciri-ciri anak mama sudah dewasa secara mental. Jika anak mama masih jauh kedewasaan mentalnya dari ciri di atas, Mama bisa mengkomunikasikannya pada anak atau mengajaknya melakukan meditasi bagi anak yang cenderung tempremental.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!
Baca Juga:
- 9 Cara Mendukung Kesehatan Mental Anak Selama Masa Pandemi
- 10 Kesalahan Orangtua yang Dapat Menghambat Perkembangan Mental Anak
- 10 Cara Membuat Anak Memiliki Mental yang Kuat