Bercanda menjadi kegiatan yang sangat disukai banyak orang, tak terkecuali anak-anak. Saling melemparkan candaan atau humor menjadi sarana seseorang untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Dalam suatu kesempatan, Rasulullah SAW pernah mengajak istri serta para sahabatnya untuk melempar canda satu sama lain agar mereka menjadi lebih bahagia. Selain itu, sahabat Nabi Muhammad SAW juga melakukan candaan guna mencairkan suasana.
Meski menjadi hal yang diwajarkan dan hampir dilakukan setiap hari oleh manusia, namun bercanda juga memiliki batasan yang perlu dipahami. Sama seperti hal lainnya, dalam Islam juga telah ditetapkan adab bagi umatnya dalam bercanda.
Apa saja itu? Mengutip dari laman MUI yang dilansir melalui buku "Adab Bercanda Dalam Islam" milik Hafidz Muftisany, berikut Popmama.com rangkum batasan bercanda dalam Islam dan adab-adab yang perlu anak pahami.
1. Tidak mengandung nama Allah SWT
Freepik
Adab batasan bercanda dalam Islam yang pertama adalah tidak mengandung nam Allah SWT. Hal ini juga sudah tertulis jelas dalam surat At-Taubah ayat 65-66 sebagai berikut:
Artinya: ” Katakanlah, Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu meminta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan dari kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.”
Sehingga penting bagi anak untuk memahami bahwa bercandaan yang dibenarkan adalah dengan tidak membawa nama Allah SWT. Jadi, anak masih boleh bercanda dalam batasan sewajarnya ya, Ma.
2. Tidak berbohong
Freepik
Selanjutnya yang tidak diperbolehkan dalam bercanda adalah tidak berbohong. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Dawud sebagai berikut
Artinya: “Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa. Celaka baginya, celaka baginya.”
Bercanda untuk tujuan saling menghibur atau mencairkan suasana itu sah-saha saja, kok. Asal perhatikan batasan dengan tidak berdusta atau berbohong, ya.
3. Tidak menyakiti orang lain dengan sengaja
Freepik.com/wayhomestudio
batas waktu mandi junub saat puasa
Hal yang tak kalah penting saat bercanda adalah jangan sampai ucapan candaan anak bisa menyakiti perasaan temannya secara sengaja. Hal ini juga dijelaskan dalam buku milik Hafidz Muftisany bahwasanya Allah SWT dengan berfirman melalui surat Al-Hujurat ayat 11 yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Editors' Pick
4. Tidak sampai melewati batas
Pexels/Ron Lach
Bercana itu diperbolehkan, kok. Hanya saja anak perlu memahami bahwa bercanda tidak boleh berlebihan dan melewati batas. Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah hadis, sebagaimana Rasulullah bersabda sebagai berikut:
Artinya: “Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati.” (Shahih Sunan Ibnu Majah no 3400).
Segala sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik, pun ketika anak bercanda atau tertawa. Sehingga mereka perlu memahami batasan agar tidak berlebihan ketika melempar candaan kepada orang sekitarnya.
5. Tidak melakukan candaan pada teman yang tidak disukai
Pexels/Vanessa Loring
Adab batasan bercanda dalam Islam yang kelima adalah tidak melakukan candaan pada teman atau orang lain yang tidak anak sukai. Mengapa demikian? Dalam buku "Adab Bercanda Dalam Islam" dijelaskan bahwa hal ini bertujuan agar candaan yang anak lontarkan, tidak menimbulkan percikan api yang bisa membuat kesalah pahaman terhadap satu sama lain.
6. Hindari topik serius
Freepik/romeo22
Meski tujuannya untuk saling menghibur dan mencairkan suasana, namun perlu anak perhatikan bahwa batasan bercanda dalam Islam lainnya adalah dengan tidak menjadikan topik serius sebagai topik candaan mereka.
Hal ini dikaitkan dengan adab seorang muslim yang harus tetap bijaksana dan pandai dalam menempatkan diri mereka, sebab segala sesuatu yang dilakukan harus bisa mereka pertanggung jawabkan.
7. Hindari larangan yang Allah SWT tetapkan
Freepik
Dalam Islam, kita sudah mendapat berbagai larangan dari Allah SWT untuk dihindari. Nah, begitu pula saat melontarkan candaan pada orang lain. Sebaiknya menghindari larangan-larangan Allah SWT dalam candaan yang anak lontarkan, karena hal ini sudah sepatutnya seorang muslim hindari sebagaimana yang telah agama perintahkan.
8. Tidak berkata atau bersikap buruk
Freepik/cookie-studio
Setiap anak perlu diajarkan untuk memiliki tutur kata dan sikap yang baik, pun saat mereka bercanda. Sebaiknya hindari perkataan atau sikap yang memiliki konotasi buruk. Sebab sebagai umat Islam dan makhluk sosial, kita memerlukan kenyamanan dalam berhubungan sosial. Sehingga perlu saling menjaga adab masing-masing demi menjaga hubungan tersebut.
9. Jangan tertawa berlebihan
Freepik/pressfoto
Terakhir, beri tahu anak bahwa bercanda dengan tertawa berlebih adalah hal yang tidak boleh mereka lakukan. Sebagaimana sabda Aisyah RA dalam sebuah hadis yang berbunyi:
Artinya: “Aku belum pernah melihat Rasulullah SAW tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan lidahnya, namun beliau hanya tersenyum.”
Tertawa boleh saja kok dilakukan, hanya saja jangan sampai berlebihan dan melanggar adab-adab yang telah agama tetapkan, ya. Cobalah ajak anak untuk mengikuti ajaran Rasulullah yang tersenyum secukupnya saat saling melemparkan candaan.
Demikianlah beberapa adab batasan bercanda dalam Islam yang perlu anak ketahui dan pahami. Agar menjadi seorang muslim berakhlak baik, tentunya kita sebagai orangtua perlu andil dalam menanamkan adab-adab di atas.
Semoga informasinya bermanfaat dan dapat menjadi pemahaman baru bagi anak-anak mama sekalian, ya!