5 Cara Membuat Anak Bisa Mengurangi Kecanduan Gadget
Yuk, kurangi penggunaan gadget pada anak Mama
3 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hidup di era teknologi seperti saat ini tentu sudah tak asing lagi dengan penggunaan smartphone atau gadget sehari-hari. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun merasakan hal serupa.
Dari gadget, kita bisa mencari dan mendapatkan beragam informasi, membaca pelajaran, bermain video games, menonton film, dan lain sebagainya. Apalagi anak-anak yang saat ini gemar bermain video games atau menonton video dari aplikasi YouTube.
Namun perlu Mama ketahui, penggunaan gadget secara terus menerus atau berlebihan ternyata dapat menimbulkan masalah baru lho! Masalah yang akan didapat jika anak terus menerus menggunakan gadget adalah ia akan kecanduan gadget.
Kecanduan anak bisa saja dikarenakan karena ia tak berhenti bermain video games atau menonton video yang ada di gadget-nya. Lalu, bisakah kita sebagai orangtua mengatasinya?
Yuk, ketahui cara mengurangi kecanduan gadget pada anak agar kesehatan anak juga tetap terjaga yang telah Popmama.com rangkum berikut ini Ma!
1. Memahami mengapa anak selalu ingin membuka gadget
Ketika anak Mama mulai mengambil gadget, cari tahu pemicunya yuk, Ma. Dari sini Mama bisa mengetahui, apakah anak mengambil gadget karena rasa bosan, kesepian, merasa cemas atau hanya ingin bermain-main saja.
Jika anak mengambil gadget karena rasa bosan atau kesepian, sebaiknya Mama mengganti kegiatan yang lebih positif untuk menghibur anak. Misalnya mengajaknya masak cemilan kesukaannya bersama, atau membuat mainan tradisional dengan alat seadanya di rumah.
Editors' Pick
2. Anak bisa membedakan interaksi langsung dan online
Adanya pandemi virus corona ini menyadarkan kita betapa pentingnya interaksi dengan orang lain. Hal ini membuat penggunaan gadget menjadi lebih marak digunakan lantaran tidak dapat berinteraksi langsung.
Namun perlu diketahui, Ma. Tidak semua bisa dilakukan secara digital kok. Saat bertemu secara tatap muka dengan teman-temannya, anak bisa lebih memahami temannya dengan kontak mata, bahasa tubuh, dan lain sebagainya.
Adanya interaksi sosial melalui digital seringkali membuat miskomunikasi karena perbedaan maksud yang disampaikan. Untuk itu ajarkan pentingnya berinteraksi secara langsung pada anak yuk, Ma!