Pentingnya Ajarkan Anak Memiliki Pikiran dan Tujuan Hidup yang Positif
Agar apa yang dipikirkan tidak terjadi, ajarkan anak berpikir positif yuk, Ma
7 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernah mendengar bahasan tentang pentingnya berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari, Ma? Jika iya, Mama pun perlu menerapkan hal serupa pada diri sendiri dan juga anak-anak mama.
Menurut Arifin Zainal dalam bukunya berjudul Metoda dan Paradigma Baru (2011) berpikir positif merupakan kegiatan berpikir yang dilakukan dengan tujuan untuk membangun dan membangkitkan aspek positif pada diri kita, baik yang berupa potensi, semangat, tekad maupun keyakinan diri kita.
Ketika seseorang memikirkan suatu hal tentang dirinya, maka pikiran tersebut akan muncul dan menjadi perilaku yang memengaruhi kehidupannya.
Saat anak berpikiran atau berkata positif dalam menjalani hidupnya, maka perilaku positif pula yang akan nantinya ada dapatkan. Namun, tak jarang anak yang memiliki pikiran hidup negatif juga merasakan perilaku negatif yang ia pikirkan, Ma.
Itulah mengapa penting memberikan pola asuh yang positif kepada anak sejak usia dini, Ma. Dengan pola asuh positif, maka anak pun dapat mekanai tujuan hidupnya dengan tujuan yang lebih positif.
Untuk membahas lebih lanjut mengenai perilaku dan tujuan hidup positif pada anak, berikut Popmama.com telah merangkum dari berbagai sumber untuk Mama ketahui.
1. Penting untuk berpikiran positif atas kesehatan kita
Jika melihat pada ayat-ayat dalam hadis maupun Al-Quran, Allah SWT pernah berfirman dalam HR. Bukhari, no.6970 dan Muslim, no. 2675 yang berbunyi:
“Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).”
Dari hadis di atas, dapat disebutkan bagaimana Islam mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang memiliki sikap husnudzon atau berprasangka baik. Dengan sikap tersebut, maka akan memberikan keyakinan bahwa segala nikmat dan kebaikan yang diterima asalnya dari Allah SWT.
Begitu pula dengan pikiran positif atas kesehatan, Ma. Kalimat berupa “Apa yang kita pikirkan, itulah yang akan kita rasakan?” merupakan kalimat yang sering digunakan sebagai penelitian pengobatan.
Selain membantu melindungi kesehatan anak dengan memberikan makanan bergizi seimbang dan multivitamin yang mereka butuhkan, Mama juga perlu memberikan pemahaman kepada anak bahwa berpikir positif akan kesehatan memiliki efek baik bagi tubuhnya.
Editors' Pick
2. Penting bagi anak untuk memiliki cita-cita yang tinggi dan spesifik
Mengajarkan berpikiran positif juga bisa Mama lakukan untuk menanamkan cita-cita yang anak miliki. Saat kecil, anak umumnya sudah banyak mendapat pertanyaan berupa "Kalau bersar nanti kamu mau jadi apa?"
Pertanyaan ini bisa Mama tanyakan kembali pada anak saat usianya sudah mulai memahami apa itu tujuan hidup atau cita-cita. Ketika anak dengan yakin menyebutkan ingin menjadi apa, maka peran Mama dan Papa adalah menuntunnya untuk menggapai cita-cita tersebut.
"Tapi aku takut nggak bisa kalau jadi dokter, Ma," ini merupakan salah satu pikiran negatif yang membuat anak lebih mudah pesimis akan cita-citanya.
Dilansir dari Verywellmind, jika anak merasakan kekhawatiran atau terlalu pesimis maka ini akan berdampak pada pemikirkan pikiran yang negatif dan tingkat perenungan lebih tinggi.
Saat kita berpikiran negatif, maka tak jarang reaksi tubuh atau alam sekitar akan merespon sesuai apa yang dipikirkan. Sehingga sebagai orangtua penting untuk memberikan motivasi positif agar anak dapat tetap semangat menggapai cita-citanya.