Ciri Ya'juj dan Ma'juj yang Perlu Diberitahukan pada Anak
Ya'juj dan Ma'juj menjadi tanda lain datangnya hari kiamat, untuk itu perlu diajarkan pada anak-anak
5 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagi orangtua, mengajarkan anak berbagai macam ilmu menjadi tugas yang penting dilakukan. Tak hanya guru, orangtua pun memiliki peran sama pentingnya dalam memberikan ajaran pada anak-anaknya.
Salah satu ajaran yang perlu diberikan adalah mengenai ilmu agama. Mengajarkan ilmu agama pada anak penting dilakukan sejak dini agar kelak anak tumbuh menjadi pribadi yang selalu taat pada setiap perintah Allah SWT.
Dalam Al-Quran dan hadis-hadis Nabi, terdapat penyebutan Ya'juj dan Ma'juj yang menjadi tanda besar datangnya hari kiamat.
Apa itu Ya'juj dan Ma'juj?
Dalam Al-Quran juga disebutkan, Ya'juj dan Ma'juj adalah kaum yang suka berbuat kerusakan di muka bumi. Kehadiran Ya'juj dan Ma'juj merupakan tanda-tanda daripada datangnya hari kiamat.
Jika sebelumnya anak hanya mengetahui bahwa datangnya hari kiamat ditandai dengan turunnya Dajal, kedua nama Ya'juj dan Ma'juj juga perlu anak ketahui sebagai tanda lain datangnya hari akhir.
Untuk mengetahui ciri-ciri keduanya. Berikut Popmama.com telah merangkum dari berbagai sumber mengenai ciri dari Ya'juj dan Ma'juj sebagai datangnya hari kiamat yang perlu dijelaskan pada anak.
1. Bangsa Mongol
Jika di dalam hadis merujuk satu bangsa seperti Mongol atau Tartar misalnya, dalam sejarahnya bangsa ini memang pernah memporak-porandakan peradaban Islam di Baghdad.
Ada banyak karya para ulama dan sarjana muslim yang dibakar dan dibuang oleh bangsa tersebut.
Dalam beberapa Takwil disebutkan, Ya'juj dan Ma'juj dicirikan sebagai bangsa Mongol yang sangat berambisi menguasai dunia saat ini dan melakukan pembantaian terhadap umat Islam. Wallahu A'lam.
Ibnu Katsir menerangkan, Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan Adam AS. Silsilah mereka dikatakan berasal dari keturunan Yafits bin Nuh AS. Namun demikian, hanya Allah SWT, Sang Maha Mengetahui yang benar-benar tahu identitas mereka sesungguhnya.
2. Wajahnya seperti tameng yang dilapisi kulit
Istilah bahasa yang dipergunakan para Nabi mengandung tafsiran semiotika yang didalamnya memiliki bersifat simbolik. Sebagaimana Ya'juj dan Ma'juj dicirikan memiliki wajah yang seperti tameng, boleh jadi menunjukkan karakter mereka yang bukan seorang pemalu, tidak minder, dan pekerja keras.
Selain istilah kulit yang disebutkan, ini juga bisa merujuk pada sifat kulit yang berwarna pucat sebagaimana sifat kulit hewan yang disamak dan kemudian dipergunakan pada tameng perang.
Pada Takwil lainnya, bisa juga merujuk pada permukaan, tidak hanya seperti apa yang tersimpan di dalam hati sesungguhnya. Itulah mengapa umat manusia diminta untuk berhati-hatilah atas tipuan mereka.
Editors' Pick
3. Mata yang sipit
Dalam hadis juga disebutkan ciri fisik genetik secara spesifik merujuk pada bangsa yang bermata sipit dan berkulit putih. Ini juga bisa menandakan ciri dari keduanya. Wallahu A'lam.
4. Memiliki dahi yang lebar
Tafsir semiotika lainnya menunjukkan bahwa dahi lebar menjadi pertanda kecerdasan dan kepintaran. Ini juga bisa dimaksudkan sebagai bangsa dari Ya'juj dan Ma'juj.
Dahi lebar biasanya menunjukkan pada semiotika tentang pertanda kecerdasan dan kepintaran. Apakah lagi-lagi yang dimaksudkan bangsa China? Wallahu A'lam.
5. Berbicara tidak fasih
Diketahui menurut standar penilaian orang Arab, bahasa yang paling fasih ialah bahasa Arab. Hal ini sebagaimana disebutkan secara Fonemologi dan Phonemologi, huruf-huruf hijaiyah yang digunakan bangsa Arab terdengar sangat jelas, sesuai tempat dan sifat keluarnya bunyi suara.
Bagi bangsa Arab, bahasa orang Asia atau bangsa Afrika dinilai tidak fasih dalam standar ilmu bunyi suara "sound vocal".
Contoh jelasnya, bangsa Arab menyebut suku Amazighi di Afrika Utara sebagai bangsa "Ber-ber", hal ini lantaran bunyi bahasa yang mereka ucapkan tidak terlalu jelas, seperti bunyi "Berberberber" atau suara yang menyerupai kebisingan angin ribut.
6. Semiotika tembok
Menafsirkan kembali melalui semiotika, kita bisa melihat pada ayat 96 pada surah Al-Anbiya itu di dalam Al-Qur'an, di sana disebutkan kata "tembok".
Hingga apabila (tembok) Yakjuj dan Makjuj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
Sama halnya dengan surah Al-Kahfi ayat 93-94, akan ditemukan pula kata "tembok", ini sebagaimana yang dikisahkan permintaan mereka terhadap Dzulqurnain untuk melindungi negeri dan bangsa mereka.
Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding (tembok) antara kami dan mereka?"
Zulkarnain meminta bantuan tenaga mereka untuk bahu-membahu membangun dinding pembatas dari Ya’juj dan Ma’juj sebagaimana dijelaskan oleh Syekh al-Sya‘rawi dalam tafsirnya.
Terkait hal ini, Allah SWT berfirman:
قَالَ مَا مَكَّنِّى فِيهِ رَبِّى خَيْرٌ فَأَعِينُونِى بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا () ءَاتُونِى زُبَرَ ٱلْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ ٱلصَّدَفَيْنِ قَالَ ٱنفُخُوا۟ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُۥ نَارًا قَالَ ءَاتُونِىٓ أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا () فَمَا ٱسْطَٰعُوٓا۟ أَن يَظْهَرُوهُ وَمَا ٱسْتَطَٰعُوا۟ لَهُۥ نَقْبًا
Qola ma makkanni fihi robbi khoirun fa’a‘inuni bi quwwatin aj‘al bainakum wa bainahum rodma () Atuni zubarol hadid. Hatta idza sawa bainas shodafaini qolan fukhu. Hatta idza ja‘alahu naron qola atuni ufrigh ‘alaihi qithro () Famas tho‘u ay yazhharuhu wa mastatho‘u lahu naqba ()
Artinya:
“Zulkarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhan kepadaku itu lebih baik. Maka bantulah aku sekuat tenaga agar dapat membuatkan dinding antara kamu dan mereka. Berilah aku potongan-potongan besi.” Hingga apabila besi itu sudah sama rata dengan kedua gunung itu, dia berkata, “Tiuplah!” Hingga apabila ia sudah menjadikannya api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga agar kutuangkan ke atasnya”. Maka, mereka tidak mampu mendakinya dan mereka tidak mampu (pula) melubanginya.” (QS: Al-Kahfi ayat 95-97).
7. Datang dari berbagai arah
Seperti yang diketahui bersama, bangsa di dunia ini yang paling besar dengan tingkat penyebarannya adalah bangsa Cina. Mereka berdatangan dari segala arah, bisa jadi juga mereka merupakan bangsa yang suka berpetualang dan melakukan invasi, baik secara perdagangan, invasi ekonomi, hingga militer. Wallahu A'lam.
Itulah ciri Ya'juj dan Ma'juj berdasarkan beberapa tafsiran. Meski ciri di atas masih memiliki beragam versi tafsiran dalam kajian para ulama mufassirin, tetapi tafsiran di atas bisa kita korelasikan dalam tafsiran kontesktual.
Sebagaimana sifat relevan Al-Quran sepanjang zaman, Yashluh likulli azman wa amakin.
Itulah ciri Ya'juj dan Ma'juj sebagai tanda datangnya hari kiamat yang perlu dipelajari oleh anak sejak dini. Semoga informasinya bermanfaat dan bisa membuat anak-anak semakin tekun beribah dan dan terhindar dari bahaya.
Baca Juga:
- Kebiasaan Nabi Muhammad SAW Sebelum Tidur yang perlu Diajarkan ke Anak
- Kumpulan 40 Hadis Pendek yang Dapat Diajarkan pada Anak
- Peristiwa Besar di Hari Asyura 10 Muharram yang Bisa Diajarkan ke Ana