Dampak Sekolah Online bagi Anak, Stres Hingga Bunuh Diri
Dampingi anak bukan memerintah dan meneriaki mereka, beri dukungan agar anak merasa aman
1 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mewabahnya virus corona di berbagai belahan dunia membuat banyak perubahan pada berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah pada pendidikan yang dijalani anak-anak saat ini.
Demi keselamatan dan keamanan anak-anak, pemerintah disetiap negara memberlakukan sekolah online yang dilakukan dari rumah. Namun adanya sekolah online, ternyata memberikan dampak bagi psikologis anak.
Seperti kasus beberapa waktu lalu yang terjadi di Sulawesi Selatan, seorang siswi SMA dengan inisail MI (16) diduga tewas lantaran banyaknya tugas sekolah online yang membuatnya stres.
Tak hanya korban MI, baru-baru ini seorang siswi SMP kelas VII di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara dikabarkan mengakhiri hidupnya lantaran tekanan dalam proses sekolah online.
Banyaknya kasus anak alami stres lantaran sekolah online menjadi teguran bagi orangtua untuk selalu mengawasi dan mendampingi anak selama menjalani sekolah online. Anak harus tetap diberikan kekuatan agar tetap semangat menjalani sekolahnya meski di rumah saja.
Lantas, seperti apa kronologi kasus tewasnya MI dan solusi apa yang bisa Mama lakukan dalam mendampingi anak menjalani sekolah online? Simak ulasan berikut ini yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Kronologi kejadian
Pada pertengahan Oktober 2020 lalu, masyarakat di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dikejutkan dengan tewasnya seorang siswi kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 18 usai menenggak racun serangga karena tugas online yang diberikan.
MI ditemukan tewas di kamarnya dengan kondisi mulut berbusa.
Polisi setempat yang mengamankan peristiwa tersebut, mengamankan barang bukti berupa cangkir teh yang berisi racun serangga serta ponsel korban yang berisi rekaman video ketika dirinya meneguk racun tersebut.
Dari hasil penyelidikan kepolisian, rekan korban memberikan penjelasan bahwa sebelumnya MI mengeluhkan banyaknya tugas sekolah online yang dibebankan tidak sejalan dengan fasilitas yang ia miliki, seperti koneksi internet yang kurang memadai.
2. Dampak sekolah online bagi kesehatan anak
Adanya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memang bukanlah hal mudah bagi banyak anak-anak maupun orangtua yang mendampingi. Berbagai faktor dapat memicu anak stres dalam menyelesaikan sekolah online, salah satunya karena tidak memahami pelajaran yang diajarkan.
Dari kesulitan yang mereka dapat, ini membuat anak tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sekolahnya dengan baik dan optimal, alhasil berujung pada tekanan mental dan membuat anak stres.
Untuk itu, peran orangtua sangatlah penting dalam mendampingi anak menjalani PJJ. Namun sayangnya, tak semua orangtua memiliki waktu dan atensinya untuk anak. Inilah yang mengakibatkan anak merasa kurang adanya dukungan dan perhatian.
Ketika anak merasa terbebani dengan tugas-tugas sekolah online dan orangtua tidak memberikan dukungan pada mereka, ini bisa membuat tekanan mentalnya menjadi semakin parah hingga bisa berakibat fatal seperti kasus bunuh diri di atas.
Pentingnya memerhatikan kondisi anak remaja
Bagi anak yang mulai memasuki usia remaja, mereka sudah memiliki pergaulan di luar selain di rumah. Meski pandemi memaksa anak-anak untuk tetap berada di rumah, namun anak selalu punya cara agar dapat melihat keadaan di luar.
Mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar sehingga mereka bisa berteman dan melihat-lihat banyak hal melalui media sosial.
Penting untuk orangtua mengetahui pergaulan anak di dunia maya. Dengan memposisikan diri Mama sebagai teman yang memahami anak remajanya, maka anak akan merasa lebih nyaman untuk bercerita.
Kedekatan ini bisa membantu anak untuk merasakan kehadiran support system dalam kehidupannya. Ini terlihat sederhana, namun penuh tantangan bagi Mama dan sangat berarti untuk anak remaja, jika memiliki orangtua yang bisa menjadi teman dan pendukung positif bagi mereka.
Baca juga: