Gejala dan Penyebab Borderline Personality Disorder pada Anak
Ketahui juga pengobatan yang bisa dilakukan, Ma
24 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Borderline personality disorder (BPD) atau lebih dikenal sebagai gangguan kepribadian ambang adalah kondisi yang muncul akibat terganggunya kesehatan mental seseorang.
BPD ditandai dengan suasana hati serta citra diri yang seringkali berubah dengan cepat, serta dapat menimbulkan perilaku yang impulsif. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak usia remaja yang menjelang dewasa, tetapi dapat pula membaik seiring bertambahnya usia.
Anak yang mengalami BDP selain memiliki suasana hati dan perilaku yang cepat berubah, juga memiliki perasaan takut ditolak, cemas, marah, tidak berarti, takut ditinggalkan, atau marah. Bahkan, sampai menyakiti diri karena tak bisa menahan emosi berlebih pada dirinya.
Untuk memahami lebih lanjut seputar BDP yang dialami oleh anak remaja, berikut Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya dari berbagai sumber terkait gejala, penyebab, dan pengobatan.
1. Gejala dari anak yang alami BDP
BDP umumnya muncul pada anak usia remaja menjelang dewasa. Gejala yang ditimbulkan pun bisa berupa gejala yang ringgan, hingga gejala berat.
Pada beberapa kondisi, gejala BDP dapat digolongkan ke dalam empat bagian yang terdiri dari:
Kondisi mood atau suasana hati yang tidak stabil
Kondisi seperti ini biasanya akan bertahan selama beberapa jam ke depan. Saat anak alami demikian, ia akan merasa hampa atau kosong, hal ini tak jarang membuatnya menjadi sulit mengendalikan emosi atau amarahnya.
Gangguan pola pikir dan persepsi
Di usia remaja, anak lebih rentan alami stres akibat berbagai hal, salah satunya permasalahan sekolah dan lingkungan sekitar. Akibatnya, anak bisa dengan tiba-tiba merasa dirinya buruk, tidak bisa berteman, atau memiliki perasaan takut akan diabaikan sehingga melakukan perbuatan yang ekstrim.
Menjalin hubungan yang intens, namun tidak stabil
Maksudnya adalah seperti ketika anak remaja mama mengidolakan seseorang, kemudian dengan tiba-tiba ia beranggapan orang tersebut bersikap kejam atau tidak peduli padanya. Sehingga perlu lebih berhati-hati dan pengawasan ekstra, Ma.
Perilaku impulsif
Saat remaja, tak sedikit anak melakukan perilaku yang cenderung membahayakan dirinya sendiri. Misalnya saja seperti melukai diri sendiri, mencoba bunuh diri, melakukan hubungan seks tanpa pengaman, penyalahgunaan alkohol, atau makan berlebihan yang tak dapat dikontrol.
Editors' Pick
2. Penyebab BPD yang dialami anak
Penyebab dari BDP sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya kondisi tersebut, diantaranya:
- Genetik: Menurut beberapa penelitian yang ada, gangguan kepribadian termasuk BDP dapat diturunkan secara genetik, sehingga faktor genetik dapat menjadi pemicu seseorang alami BDP.
- Lingkungan: Adanya perilaku negatif dari lingkungan sekitar juga diduga menjadi pemicu dari timbulnya BDP pada anak remaja. Misalnya ada riwayat pelecehan dan penyiksaan semasa kecil, atau dicampakkan oleh orangtua, dan hal-hal negatif lainnya.
- Ciri kepribadian tertentu: Beberapa tipe kepribadian anak remaja juga disebutkan lebih berisiko untuk mengalami BPD, misalnya kepribadian anak yang agresif dan impulsif.
- Kelainan pada otak: Menurut beberapa penelitian yang ada, anak yang alami BPD memiliki perubahan struktur dan fungsi pada otaknya, terutama pada area yang mengatur impuls dan emosi. Hal ini diduga karena adanya kelainan fungsi dari zat kimia otak atau neurotransmitter yang berperan dalam pengaturan emosi.w
Meski faktor di atas menjadi beberapa penyebab yang diduga memicu BDP, namun bukan berarti anak yang alami faktor di atas dapat dikatakan BPD ya, Ma. Sehingga perlu diagnosis lebih lanjut dari dokter sebelum melakukan penanganan.