Kesaksikan Kakak Korban Usai Sang Adik Tewas Dibanting Ayahnya
Sebut ayahnya tersulut emosi karena mendiang adiknya terus ditegur oleh warga
17 Desember 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seorang anak laki-laki yang akrab disapa Awan (10) dilaporkan meninggal dunia usai dianiaya oleh ayahnya sendiri yakni Usman (48) pada Rabu (13/12/23) lalu.
Pelaku tega membunuh anak kandungnya sendiri hingga meninggal dunia di kediaman mereka di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, dengan cara menendang hingga membanting sang anak.
Polisi pun telah mengungkap kronologi pelaku yang tega membanting anaknya. Dijelaskan oleh kepolisian, pelaku tega melakukan aksi tersebut karena kesal karena salah satu warga terus menegur sang anak.
Buntut dari kasus tersebut, kakak korban yang ada di lokasi saat kejadian berlangsung pun turtut menyampaikan kesaksikannya terkait kronologi tewasnya sang adik. Berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya.
1. Kesaksikan kakak korban yang ada di lokasi kejadian
Melansir dari video wawancara yang dibagikan di channel YouTube milik Pratiwi Noviyanthi dengan keluarga korban, kakak pertama korban yang saat itu ada di lokasi kejadian pun menjelaskan bagaimana kronologi saat Papa mereka tega menewaskan nyawa sang adik.
Diceritakan oleh kakak dari Awan, kejadian bermula ketika Awan sedang asyik bermain sepeda di kawasan dekat rumah mereka. Namun, saat tedang bermain, korban tak sengaja menyenggol salah seorang teman sebayanya hingga mengalami sedikit luka lecet.
Meski dijelaskan oleh sang kakak bahwa korban yang tak sengaja disenggol oleh adiknya itu tidak mengalami luka yang serius, ternyata orangtua dari korban merasa tak terima dan menegur Awan.
Dalam penjelasannya, Papa dari Awan awalnya berada di depan rumah mereka dengan posisi sedang bermain gitar. Awalnya, lelaki yang akrab disapa Pak Usman itu masih tak menggubris teguran dari orangtua korban yang anaknya tersenggol oleh sang anak.
Orangtua dari korban pun terus mengomel kepada Papa dari Awan karena tak terima, hal ini yang menurut kakak dari Awan membuat Papa mereka tersulut emosi hingga tega menganiaya sang adik.
"Mungkin ayah saya panas atau kayak bagaimana, emosi ya kan, jadi udah akhirnya begitu (menganiaya adiknya)," jelas kakak korban.
Editors' Pick
2. Kesaksikan tetangga Awan yang anaknya tak sengaja disenggol
Di video lainnya, Mama dari korban yang anaknya sempat disenggol oleh Awan juga turut memberikan kesaksikan bagaimana dirinya menegur Awan.
Dalam sebuah video wawancara dengan sebuah media, tetangga dari Awan membenarkan kronologi yang dijelaskan kakaknya Awan, bahwa saat itu Awan memang sedang bermain sepeda dan tidak sengaja menyenggol anaknya.
Mama dari korban mengaku dirinya sempat menegur pelan Awan untuk pelan-pelan saat bermain sepeda, karena sang anak yang menangis akibat alami luka lecet usai tak sengaja disenggol oleh Awan.
"Sempat sedikit membiru, nangis, saya tenangin lah. Posisinya Pak Usman ada di sana, sedang main gitar. Saat Awan nabrak putra saya, saya tegur pun pelan-pelan, (negur) ke Awan (bukan ke Pak Usman," ujar tetangga Awan menjelaskan kronologi versinya.
3. Kakak korban merasa tak terima
Dijelaskan juga oleh kakak Awan yang merupakan anak pertama dalam keluarga, ia merasa tak terima dengan apa yang dilakukan oleh orangtua dari korban yang sempat tersenggol oleh adiknya.
Pasalnya, menurut penjelasan warga sekitar yang berada di lokasi kejadian, para warga menyebutkan bahwa Mama dari korban itu terus mengomel ke Papanya hingga membuat sang Papa tersulut emosi dan melupakannya pada sang adik.
Kakak Awan menjelaskan bahwa luka dari korban yang tersenggol adiknya sebenarnya ada dua luka, pertama adalah luka lebam yang sudah terjadi sekitar tiga harian. Sementara itu, luka saat hari H kejadian ketika korban tersenggol oleh Awan justru tidak diperlihatkan.
"Luka korban yang barusan ditabrak sama adik saya itu, yang hari ini juga ibaratnya, nggak ditunjukin. Malah ditunjukkannya luka yang udah tiga hari itu lebam. Itu yang saya bikin kesal juga," ujar kakak Awan menjelaskan.
Sang kakak juga merasa tak terima karena sampai saat ini tak ada permintaan maaf satupun yang keluar dari mulut orangtua korban. Meski ia mengaku adiknya salah karena tak sengaja menabrak korban, tetapi keluarga korban justru seperti menutupi bekas luka tersebut.
4. Pentingnya orangtua mendampingi anak saat bermain
Dari kejadian tewasnya seorang anak usai dianiaya Papa kandungnya sendiri karena sedang bermain, bisa menjadi pembelajaran bagi para orangtua untuk tetap memerhatikan anak-anaknya saat bermain.
Sekalipun anak sudah memasuki usia yang cukup besar, mendampingi anak saat bermain penting dilakukan agar hal-hal yang tidak diinginkan seperti kejadian Awan, tidak terulang kembali.
Penting juga untuk orangtua memahami kemampuan sosial anak sesuai dengan usianya. Dengan begitu, Mama dan Papa akan lebih mudah untuk membentuk karakter positif dan melatihnya agar cerdas bersosialisasi.
Jika terjadi sesuatu pada anak dengan anak lainnya, orangtua juga perlu mengontrol emosi di hadapan anak agar bisa mengkomunikasikan dengan baik ke anak lain dan ke orangtua sang anak.
Baca juga:
- Ayah Tendang-Banting Anak di Penjaringan hingga Meninggal
- Kronologi Usmanto, Pecandu Banting Anak Kandung 11 Tahun Hingga Tewas
- 4 Anak Ditemukan Tewas di Kontrakan Jagakarsa, Diduga Pelaku Sang Papa