Aeshnina Azzahra Aqilani, remaja Gresik yang dijuluki 'Polisi Sampah', kini kembali jadi sorotan dunia!
Setelah viral di media Jerman, beberapa tahun lalu, perempuan yang kini berusaia 16 tahun iitu kembali mengguncang forum lingkungan internasional dengan terus menyuarakan Indonesia dan ASEAN bebas sampah.
Aksi heroiknya ini sudah ia tekuni sejak ia masih duduk di bangku SMP.
Dimulai dari lingkungan tempat tinggalnya sendiri di Gresik, sampai kini sudah mengikuti berbagai forum di organisasi dunia.
Bikin bangga dan bisa jadi inspirasi generasi muda lainnya, berikut Popmama.com rangkumkan cerita selengkapnya.
1. Menjadi narasumber di Plastic Health Summit 2021
Instagram.com/aeshnina
Setelah namanya dan beberapa aktivis muda lainnya diterbitkan di salah satu media mainstream Jerman, nama Nina pun kian dikenal publik sampai suatu ketika dirinya berpidato dan menjadi salah satu narasumber untuk Plastic Health Summit 2021 di Amsterdam, Belanda, pada 12 Oktober 2021.
Di usianya yang kala itu masih duduk di bangku SMP, perempuan yang akrab disapa Nina itu membuktikan keberaniannya dalam menyuarakan kecintaannya terhadap lingkungan dan keinginannya untuk bisa membebaskan sampah di negaranya.
Kala itu, pidato yang disampaikannya sangat terlihat menonjol di antara banyaknya narasumber lain yang umumnya bertitel profesor maupun dokter. Namun, hal ini tak menghalangi Nina untuk menyuarakan pendapatnya sampai membuat media Die Zeit pun terpukau dengan pidatonya.
Dalam wawancara yang disampaikannya, perempuan bernama lengkap Aeshnina Azzahra Aqilani itu menceritakan bagaimana awalnya ia bisa memiliki ketertarikan pada isu lingkungan di usianya yang masih sangat belia.
Berawal dari lingkungan sekitarnya, hal ini mendorong Nina untuk bisa menyuarakan keadilan dengan mengkampanyekan sampah impor yang terus memenuhi Indonesia.
Sebagai generasi muda bangsa, Nina mengaku dirinya tidak terima jika tempat tinggalnya dijadikan tempat pembuangan sampah. Menurutnya, banyak negara maju yang memiliki fasilitas lebih layak untuk bisa bijak mengelola sampah dan tidak mencemari lingkungan.
Dari motivasi inilah, Nina akhirnya terus menyuarakan aksi Indonesia bebas sampah lewat berbagai forum internasional.
3. Sering mengirimkan surat kepada para petinggi dunia
Instagram.com/aeshnina
Jauh sebelum itu, Nina rupanya juga sudah pernah menuliskan surat kepada para petinggi dunia di tahun 2019 silam, tepatnya saat ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Mulai dari surat ke Bupati Gresik tempat tinggalnya berada, Presiden RI yang kala itu masih dijabat oleh Joko Widodo, kepada Presiden Prabowo, lalu kepada Donald Trump hingga Angela Merkel. Perempuan yang kini sudah beranjak dewasa itu menulis tentang kerusakan lingkungan yang terjadi di dekat tempat tinggalnya.
Aksinya terus berlanjut bersama para generasi muda lain dari berbagai negara. Ia pun turut menghadiri demo di depan gedung konsulat Amerika bersama teman-temannya dan tim Ecoton, organisasi yang bergerak di bidang hukum lingkungan.
Akhirnya, nama Nina pun kian dikenal publik lewat film dokumenter yang pernah menayangkan tentang kisah 4 remaja perempuan dari berbagai negara, yang berjuang melawan krisis alam.
Film dokumenter itu berjudul "Girls for Future" atau "kinder de klimaat" dalam bahasa Jerman. Film dokumentar yang dengan bangga diputar bersama di COP26 beberapa tahun lalu, mengisahkan 4 remaja asal India, Afrika, Australia, dan Indonesia. Nah, 1 di antaranya adalah Nina yang merupakan perwakilan Indonesia.
4. Kembali gelar aksi dalam forum Kanada
Instagram.com/aeshnina
Namanya kembali membuat bangga bangsa lewat suaranya yang ia lantangkan dalam forum dunia di Kanada pada tahun 2024 kemarin.
Perempuan yang diketahui kini bersekolah di SMA Muhammadiyah 10 Kabupaten Gresik itu turut menghadiri The Fourth Session of The Intergovernmental Negotiating Committee (INC-4) pada (23-29/4/2024) di Shaw Center, Ottawa, Kanada.
Adapun acara tersebut berisikan para pemimpin dunia yang bertujuan untuk mengembangkan instrumen internasional yang mengikat secara hukum tentang polusi plastik, termasuk di lingkungan laut.
Tak patah semangat, Nina yang kala itu mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Kanada untuk menghentikan pengiriman sampah plastik ke Indonesia, kembali menyuarakan aksinya lewat acara ini.
Perempuan asal Gresik itu mengatakan bahwa negara-negara Uni Europa menjadi pengirim sampah plastik dan kertas terbesar di Indonesia dan negara ASEAN lainnya.
Dari aksinya ini, ia berharap pemerintah Kanada menghentikan pengiriman sampah plastik ke negara-negara ASEAN untuk sama-sama melindungi lingkungan sekitar agar terbebas dari sampah.
5. Sering mendapat undangan di forum dunia
Instagram.com/aeshnina
Tak seperti kebanyakan remaja pada umumnya, Nina justru memiliki menghabiskan masa remajanya dengan menyuarakan isu lingkungan baik di dalam maupun luar negeri.
Meski awalnya ia mengaku malu, hal ini tak membuatnya putus harapan untuk terus peduli akan lingkungan sekitar. Menurutnya, kalau bukan dari generasi muda seperti dirinya, siapa lagi yang akan berjuang untuk mencapai lingkungan sehat.
Aksi heroik Nina ini pun tentu mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat tanah air. Inspirasinya dalam memperjuangkan hak sebagai warga Indonesia untuk bebas dari sampah impor pun menghasilkan berbagai undangan berbicara di banyak acara internasional, seperti di Belanda, Kanada, Skotlandia, dan negara lainnya
Dukungan besar yang diberikan orangtua dan keluarganya pun turut membawa Nina untuk terus konsisten menyuarakan aksinya. Bahkan, kedua orangang Nina juga diketahui menjadi aktivis dalam menyuarakan isu lingkungan.
Prigi Arisandi, Papa dari Nina yang merupakan Direktur Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), serta sang Mama yakni Daru Setyo Rini, yang merupakan Manajer Program Ecoton.
Sebagai aktivis pelindung sungai, peran orangtuanya inilah yang banyak membantu Nina untuk belajar mencintai dan menjaga lingkungan sejak kecil.
Kisah inspiratif Nina di atas tentunya bisa menjadi gambaran bagi anak-anak masa kini untuk turut bersama menjaga lingkungan, yang mana caranya bisa kita mulai dari diri sendiri dengan tidak membuang sampah sembarangan dan peduli akan lingkungan sekitar.