Kisah Seorang Remaja Tak Malu Jualan Roti Demi Bisa Umrohkan Mamanya
Imbas orangtua bercerai, seorang remaja di Jakarta habiskan masa remaja dengan berjualan roti
30 Oktober 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perpisahan yang terjadi antara kedua orangtua sedikit banyak memberikan pengaruh besar bagi kehidupan anak-anak. Pun yang dialami seorang remaja asal Jakarta bernama Mohammad (14), yang harus merasakan pahitnya perceraian kedua orangtuanya.
Namanya belakangan tengah viral usai kisah penuh haru yang ia lakukan setiap hari, berhasil menarik perhatian netizen di jagat maya. Remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) itu mengaku rela berjualan roti sepulang sekolah di terowongan Kendal, Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Selain untuk membantu kehidupannya yang kini tinggal bersama sang Mama, lelaki yang merupakan anak satu-satunya dalam keluarga itu rela habiskan masa remajanya dengan berjualan roti demi bisa memberangkatkan umroh Mamanya.
Melansir dari berbagai sumber, kali ini Popmama.com akan rangkumkan kisah Mohammad, remaja asal Jakarta yang jualan roti demi bisa umrohkan Mamanya. Penuh haru dan semangatnya bisa dijadikan inspirasi para remaja lainnya.
Editors' Pick
1. Namanya sempat viral di media sosial
Lelaki yang sehari-hari mengenakan kacamata itu diketahui sempat viral di media sosial, usai seorang konten kreator menghampirinya di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, tengah menjajakan roti yang dijualnya kepada orang yang berlalu lalang di kawasan tersebut.
Tak malu, ia dengan penuh semangat menawarkan dagangannya itu kepada setiap pejalan kaki yang lewat. Hal ini ia lakukan untuk membantu kebutuhan hidupnya bersama sang Mama, usai perceraian yang dialami kedua orangtuanya.
Demi bisa membiayai uang sewa kontrakan dan menyambung hidup, Mohammad tak malu dan rela menghabiskan waktunya sepulang sekolah untuk berjualan roti yang dibuat oleh sang Mama.
2. Imbas perceraian orangtua
Remaja itu mengaku bahwa hal ini ia lakukan usai kedua orangtuanya bercerai. Selama sebulan atau dua bulan, ia sempat berjualan roti yang dibuat sang Mama di sekolah. Namun, hasilnya diketahui tidak pasti sehingga akhirnya ia memutuskan untuk berjualan di area yang lebih ramai orang datangi.
Sebelum akhirnya memutuskan untuk membantu Mamanya berjualan roti di salah satu pusat kota Jakarta, Mohammad yang merupakan anak satu-satunya kala itu harus membuat keputusan harus tinggal bersama sang Papa atau Mamanya.
Ia memang sempat ikut bersama Papanya setelah perceraian kedua orangtuanya, tetapi Mohammad terpaksa pergi dari rumah Papanya dengan tinggal bersama Mamanya di kontrakan yang berada di wilayah Gang Sentiong, Senen, Jakarta Pusat.
Lelaki berusia 14 tahun itu akhirnya memilih tinggal bersama Mamanya daripada hidup di bawah penguasaan sang Papa. Hal ini lantaran ia ingin membahagiakan Mamanya karena sang Papa yang dinilai terlalu menguasai, bahkan sampai tidak mau mendengar ucapannya.
Untuk itu, ia pun memilih hidup bersama Mamanya dengan turut membantu berjualan demi bisa membahagiakan dan tidak menyusahkan perempuan yang telah melahirkan dan membesarkannya itu.