Kronologi 5 Anak di Malang Terkena Ledakan Petasan, Dilarikan ke RS

Kejadian ini mengingatkan orangtua untuk melarang anaknya bermain petasan

22 Maret 2025

Kronologi 5 Anak Malang Terkena Ledakan Petasan, Dilarikan ke RS
Freepik.com

Petasan memang sering kali menjadi mainan yang menarik bagi anak-anak, terutama saat bulan Ramadan yang biasanya lebih sering ditemui di berbagai kawasan.

Namun, di balik kilatan cahaya dan suara ledakannya, petasan menyimpan bahaya yang tidak main-main, Ma. Salah satu risikonya adalah cedera serius yang bisa mengancam keselamatan, bahkan hingga mengharuskan korban dilarikan ke rumah sakit.

Hal ini seperti yang terjadi pada lima anak di Malang, yang menjadi korban ledakan petasan dan harus mendapatkan perawatan medis darurat.

Bagaimana kronologi kejadiannya? Melansir daari berbagai sumber, berikut Popmama.com rangkum ulasan selengkapnya.

Editors' Pick

1. Meracik petasan sendiri hasil browsing di internet

1. Meracik petasan sendiri hasil browsing internet
Pexels/Suvan Chowdhury

Berdasarkan kesaksian Kapolsek setempat, lima orang anak berusia remaja di Kota Malang tersebut mengalami luka akibat ledakan petasan yang mereka racik sendiri.

Peristiwa yang terjadi di Jalan Ikan Piranha Atas Timur, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Kamis (20/3) siang itu berawal dari ide dari anak-anak tersebut yang melihat cara membuat petasan di internet.

Setelah mendapatkan bahan-bahan yang mereka beli secara online, kemudian bahan tersebut mereka rakit bersama di teras rumah warga pada sekitar pukul 11.00 WIB.

Dalam keterangan yang beredar, bahan petasan berupa serbuk itu mereka racik dengan cara dimasukkan ke dalam selongsongan yang terbuat dari kertas.

Saat sedang memersiapkan petasan, ada anak lain yang mendatangi mereka yang tengah merakit petasan. Berdasarkan keterangan, anak yang baru datang itu terlihat bermain korek gas hingga menyulut serbuk petasan dan meledak.

2. Alami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit

Akibat adanya ledakan secara tiba-tiba tersebut, kelima anak yang berada di lokasi pun mengalami luka bakar ringan dan luka akibat terkena serpihan kaca dari rumah milik warga di lokasi kejadian yang terlihat dalam rekaman CCTV yang dibagikan oleh warga setempat.

Ada pun tercatat kelima anak berusaia remaja tersebut di antaranya adalah MV (14) mengalami luka goresan kaca pada betis kanan, AFP (11) mengalami luka bakar ringan dan goresan pada tangan kiri, kaki kanan dan kiri, RO (13) mengalami luka bakar ringan pada bagian kaki kanan dan kiri.

Kemudian ada GY (14) mengalami luka bakar ringan di bagian telinga, dan GA (14) mengalami luka ringan pada lengan kanan dan wajah bagian kiri. Kelimanya adalah anak-anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP.

Kini, kelima korban sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat dan mendapatkan penanganan medis.

3. Jadi pengingat orangtua kepada anak-anaknya

3. Jadi pengingat orangtua kepada anak-anaknya
Youtube.com/Rampith

Kejadian luka bakar akibat ledakan petasan yang dialami kelima anak di Malang ini tentu bisa menjadi pengingat bagi kita para orangtua, agar bisa memberi peringatan pada anak-anak akan bahaya petasan.

Meski sering kali terlihat menarik, penggunaan petasan sendiri perlu dilakukan secara hati-hati dan dalam pengawasan. Hal ini karena petasan mengandung bahan kimia berbahaya seperti sulfur, karbon, dan kalium nitrat yang mudah meledak.

Nah, ledakannya itu nggak hanya menimbulkan suara keras, tapi juga dapat menyebabkan luka bakar, cedera serius, hingga kerusakan permanen pada mata atau anggota tubuh lainnya.

Bahkan, dalam kasus ekstrim, ledakan petasan bisa berakibat fatal yang mengancam jiwa, Ma. Sebagai contoh, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat puluhan kasus kecelakaan akibat petasan setiap tahunnya, terutama saat perayaan tertentu seperti Tahun Baru atau Lebaran.

Dari kejadian ini, penting bagi orangtua untuk mengedukasi anak-anak tentang bahaya petasan dan selalu mengawasi aktivitas mereka demi keselamatan bersama.

Terlebih di momen Ramadan dan menjelang Hari Raya, di mana penggunaan petasan kian marak dimainkan oleh banyak orang, sebaiknya anak harus lebih berhati-hati ya, Ma.

Baca juga:

The Latest