Kisah naas harus dialami seorang remaja perempuan bernama Berlia Sari (13) asal Palembang, yang mengalami kebutaan usai menegak obat sebanyak 6 jenis dari salah satu oknum bidan setempat.
Melansir dari berbagai media lokal setempat, Mama korban menjelaskan bahwa kronologi putrinya bisa mengalami hal tersebut adalah setelah ia membawa Berlia untuk berobat ke bidan di Jalan Suka Karya, Kecamatan Sukarami Palembang, Selasa (4/6/2024) lalu.
Setelah mengonsumsinya, efek samping dari obat tersebut pun membuat perempuan yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu harus kehilangan penglihatannya.
Untuk mengetahui kronologi kejadiannya, berikut Popmama.com rangkumkan informasi selangkapnya.
1. Awal mula karena tidak enak badan
Freepik/Freepik
Ilustrasi
Nila Sari, Mama dari Berlia menjelaskan kepada media setempat bahwa awal mula kejadian ini berlangsung adalah pada awal bulan Juni 2024 kemarin.
Dijelaskan oleh sang Mama, awalnya Berlia sedang dalam kondisi yang kurang enak badan, di mana dirinya sempat muntah-muntah tidak mau makan.
Melihat sang putri yang tak berdaya, Mama Nila lantas membawanya ke bidan yang tidak jauh dari kediaman mereka.
Dari penjelasan Mamanya, korban saat itu hanya diperiksa dibagian dada dan perutnya saja, lalu setelah pemeriksaan langsung diresepkan 6 jenis obat untuk membantu meredakan kondisi tubuhnya yang sedang tidak fit.
Editors' Pick
2. Bukannya membaik, korban justru mulai tidak bisa melihat
Freepik
Alih-alih kondisinya berangsur membaik, sehari setelah berobat, tubuh korban justru mulai terlihat melepuh seperti gejala dari cacar.
Tak menghiraukan adanya efek samping demikian, obat-obatan yang didapat masih tetap diminum sang anak sebanyak 3 kali sehari untuk mengikuti anjuran dari bidan.
Namun, kondisi Berlia justru tiap hari makin memburuk karena sekujur tubuhnya makin melepuh dan ruam merah juga mulai terlihat di sekitar mata sampai tidak bisa membuka matanya.
Mama Nila kembali membawa putrinya untuk berobat ke Rumah Sakit Charitas Myria Palembang. Dari hasil pemeriksaan tim medis di rumah sakit tersebut, Berlia diduga mengalami alergi obat yang membuat kondisi tubuhnya justru makin bertambah parah, sampai harus dirujuk ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang.
Setelah menjalani pemeriksaan, Berlia Sari benar didiagnosa alami alergi obat-obatan yang dikonsumsi sebelumnya, dan dirinya harus menjalani operasi kornea mata untuk membantu memulihkan matanya yang tidak bisa melihat.
3. Butuh donor kornea agar bisa melihat lagi
freepik/gpointstudio
Operasi yang dilakukan pihak rumah sakit tentunya dipilih sebagai langkah awal untuk membantu memperbaiki bola mata Berlia. Sebab dalam penjelasan Mama korban, dokter mengatakan bahwa jika tidak dioperasi, bola mata anaknya bisa keluar.
Namun, untuk bisa melihat lagi seperti semula, Berlia kini memerlukan donor kornea mata dengan biaya yang tidak murah. Hal ini membuat Mama korban berharap putrinya bisa mendapatkan bantuan untuk mendapatkan donor kornea mata, agar bisa melanjutkan pendidikannya di usia yang masih begitu belia.
Tak hanya membantu putrinya untuk sembuh dengan menjalani pengobatan, Mama Nila juga langsung melaporkan peristiwa yang dialami sang putri ke Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Palembang, atas dugaan Tindak Pidana Kejahatan Tenaga Kesehatan atau malpraktik yang dilakukan oleh oknum bidan.
Atas apa yang dialami putrinya saat ini, Nila yang merupakan orangtua tunggal dari Berlia berharap putrinya bisa mendapatkan keadilan setimpal karena perjalanan hidup Berlia masih sangat panjang untuk melanjutkan pendidikannya.
4. Kata apoteker terkait pemberitaan ini
Melihat pemberitaan yang beredar di media sosial, Apt.Sandry, seorang apoteker yang kerap berbagi edukasi di TikTok miliknya pun lantas membagikan pendapatnya terkait peristiwa naas yang dialami korban.
Dalam penjelasannya, keenam jenis obat yang diberikan kepada korban memiliki dosis yang cukup tinggi dan seharusnya tidak bisa diberikan bersamaan.
"Ketika membaca hal tersebut, Sandry mengira bahwa ia ada alergi dari salah satu dari 6 obat yang diberikan, juga adanya kombinasi antihistamin di sana," ujar sang apoteker berkomentar.
Melihat berbagai jenis obat yang dibagikan oleh Mama korban kepada media, Sandry pun lantas mencari jurnal yang menerbitkan tentang alergi obat yang bisa menyebabkan kebutaan.
Ia menambahkan, "Sandry mencari jurnalnya terkait hal ini, bahwa sebenarnya yang menyebabkan terjadinya kebutaan sudah diteliti di beberapa jurnal dan sudah dipublish."
Dalam jurnal yang dibagikan olehnya, beberapa obat yang bisa mengakibatkan efek samping kebutaan di antaranya adalah antihistamin dan agen anti-inflamasi yang mana kedua jenis obat tersebut diberikan oleh korban secara bersamaan.
Melihat hal tersebut, Sandry sebagai seorang apoteker pun menjelaskan bahwa pentingnya sebagai apoteker untuk menjelaskan pentingnya interaksi obat dan apa efek samping yang perlu diperhatikan.
"Ingat teman-teman tugas apoteker bukan hanya interaksi tetapi kita melihat efek samping yang terjadi apapun itu semua harus dilihat dari aturan minum, monitor efek samping yang jarang diteliti atau polifarmasi," tulisnya dalam keterangan unggahan tersebut.
Demikianlah informasi terkait siswi SMP asal Palembang yang memerlukan donor kornea mata setelah minum 6 obat dari bidan. Semoga korban segera mendapatkan bantuan untuk menjalani pengobatan, agar bisa segera pulih dan kembali melihat.