Remaja yang Kecanduan TikTok Alami Penurunan Kerja Otak dan Kecemasan
Ini berdasarkan riset, jadi orangtua diharapkan lebih memerhatikan kondisi kesehatan anak
28 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini, TikTok menjadi salah satu media sosial yang begitu digandrumi banyak orang di seluruh dunia. Setidaknya terdapat sekitar 1,5 juta pengguna, yang mana mayoritas terbanyak yang menggunakan aplikasi berbasis video tersbut adalah remaja.
Adanya kecanduan TikTok pada remaja kemudian membuat sejumlah peneliti melakukan studi terkait permasalahan kesehatan serta tumbuh kembang anak.
Misalnya saja seperti hasil riset di China yang diterbitkan International Journal of Environmental Research and Public Health.
Hasilnya didapatkan bahwa remaja yang kecanduan TikTok lebih berisiko tinggi mengalami beberapa masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan juga depresi. Tak hanya itu, hasil riset juga membuktikan bahwa adanya penurunan kapasitas kerja otak pada remaja.
Berdasarkan hasil riset tersebut, berikut Popmama.com rangkumkan mengapa remaja yang kecanduan TikTok rentan mengalami penurunan kinerja otak dan juga kecemasan.
Editors' Pick
1. Rentan alami kecemasan dan depresi
Dalam penelitian yang Peng Sha dan Xiaoyu Dong tersebut, dilampirkan pula bahwa WHO pernah memaparkan adanya gangguan kesehatan mental terkait penggunaan internet.
Di mana prevalensi depresi dan kecemasan masing-masing adalah 4,4% dan 3,6%. Pada masa remaja, prevalensi depresi dan kecemasan sendiri mencapai titik tertinggi di antara kalangan usia lainnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan situs jejaring sosial terkait depresi menunjukkan adanya korelasi.
Smartphone dan media sosial dapat dianggap sebagai mediator antara gangguan penggunaan internet dan aspek psikopatologis seperti depresi dan kecemasan sosial.
2. Alami penurunan kinerja otak
Riset tersebut dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 3.036 siswa sekolah menengah atas di China. Di mana mereka disebutkan sebagai orang yang sering menggunakan TikTok.
Penggunaan internet dan smartphone ditemukan adanya keterkaitan negatif dengan memori kerja otak anak. Tes ini dilakukan dengan menyelesaikan tes rentang digit maju dan mundur untuk menilai memori kerja verbal.
Hasilnya menyebutkan bahwa remaja dengan skor yang lebih tinggi terhadap kecanduan TikTok memiliki kinerja yang lebih buruk pada tes rentang digit maju dan mundur. Kecenderungan ini yang kemudian menunjukkan adanya penurunan kapasitas memori kerja di antara para pengguna TikTok di kalangan remaja.
Dibedakan secara gender, peneliti menemukan bahwa remaja perempuan cenderung memiliki skor memori kerja yang rendah akibat kecanduan TikTok. Namun pada remaja laki-laki, skor depresi, kecemasan, dan stresnya lebih tinggi daripada kapasitas memori kerja yang lebih rendah.