Siswa SD Bekasi Korban Bully hingga Kaki Diamputasi Meninggal Dunia
Perjalanan kasus siswa SD di Bekasi yang jadi korban bully hingga akhirnya meninggal dunia
10 Desember 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus perundungan atau bully yang marak terjadi di kalangan anak sekolah, kembali terjadi. Seorang siswa SD di Tambun Selatan, Bekasi, berinisial F diduga menjadi korban bully dan kini dikabarkan telah meninggal dunia.
Korban dilaporkan meninggal dunia pada hari Kamis (7/12/2023) kemarin, sebagaimana yang disampaikan langsung oleh sang kuasa hukum Mila Ayu Dewata.
Sebelum dinyatakan meninggal dunia, F menjadi korban perundungan oleh teman-temannya di sekolah dengan cara kaki diselengkat atau di-sliding. Hal ini membuat kaki korban bengkak dan didiagnosis kanker tulang, lalu diamputasi.
Lantas, seperti apa perjalanan kasusnya? Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya.
1. Kronologi korban dibully
Siswa SDN Jatimulya 09 itu diduga menjadi korban bullying oleh teman-teman sekolah nya pada bulan Februari 2023 silam.
Peristiwa tersebut diawali ketika korban F dihadang oleh salah satu temannya saat jam istirahat pada bulan Februari lalu. Saat itu, F bersama teman-teman lainnya diajak untuk jajan bersama di kantin sekolah.
Namun tiba-tiba, salah satu temannya menyelengkat atau menyeleding kaki F hingga dirinya jatuh tengkurap. Akibat perbuatan temannya, Lutut dan tangan F pun terluka.
Alih-alih ditolong, F justru semakin dibully oleh teman-temannya dan pelaku dengan cemooh yang menyebutkan dirinya cupu, lantaran menangis karena terjatuh. Bahkan, teman-temannya juga sempat melarang F untuk mengatakan hal tersebut kepada Mamanya.
Editors' Pick
2. Kaki korban harus diamputasi
Setelah 3 hari kejadian, F mengeluhkan rasa sakit pada kakinya. Mama dari korban awalnya tidak menyadari adanya indikasi perundungan yang dialami anaknya, karena tidak ada luka pada kaki F dan hanya terlihat memar saja.
Setelahnya, Mama korban membawa sang anak untuk berobat ke klinik dan mendapatkan obat pereda nyeri untuk meredakan rasa sakit pada kakinya. Namun, kondisi kaki F tak kunjung membaik.
Pada akhir Maret 2023, kaki F dikabarkan mengalami infeksi hingga harus menjalani berbagai pengobatan, termasuk dirujuk untuk menjalani MRI agar hasil pastinya bisa didapatkan.
Setelah dilakukan pemeriksaan, sejumlah dokter dari rumah sakit berbeda yang menangani F kemudian mendiagnosis dirinya mengalami kanker tulang dan pada Agustus 2023 lalu, F harus menghadapi kenyataan bahwa kakinya harus diamputasi.
3. Sempat dianggap hanya candaan belaka
Mengetahui kaki F diamputasi, pihak SDN Jatimulya 09 justru sempat membantah adanya perundungan terhadap korban. Disebutkan oleh Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 Sukaemah bahwa aksi sliding yang dialami F merupakan candaan yang dilakukan antarsiswa dan tanpa disengaja.
Bahkan, Sukaemah menilai aksi tersebut merupakan hal yang biasa dilakukan para siswa karena hanya candaan belaka. Pihak sekolah menyebutkan bahwa mereka tidak menerima laporan adanya penyelengkatan dari anak-anak, sehingga tidak ada indikasi perundungan terhadap korban F.
Tak terima dengan apa yang dialami anaknya, Mama dari F lantas melaporkan aksi tersebut ke Polres Metro Bekasi pada 17 April 2023. Setelah enam bulan berlalu, kasus yang menimpa F pun naik dari tahap penyelidikan dan penyidikan.
4. Pelaku berstatus ABH
Butuh waktu setidaknya enam bulan, untuk pihak polisi mengusut kasus perundungan yang telah memakan korban hingga akhirnya meninggal dunia ini. Pihak penyidik mengaku bahwa timnya bergerak secara berhati-hati lantaran kasus yang dialami menimpa anak di bawah umur.
Kini, polisi menetapkan satu anak sebagai terduga pelaku yang telah menyelengkat kaki F berstatus sebagai anak berhadapan dengan hukum atau ABH. Dijelaskan oleh kuasa hukum korban, pihak mereka masih terus menunggu penyidik untuk proses rekonstruksi setelah pelaku yang men-sliding kaki F berstatus ABH.
Pihak keluarga yang diwakilkan oleh kuasa hukum berharap nantinya proses rekonstruksi ini dapat melibatkan pihak sekolah, dan mereka berharap kepergian F yang menjadi korban perundungan bisa mendapat keadilan yang seadil-adilnya.
Dari adanya peristiwa di atas, diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi seluruh anak-anak untuk membedakan mana bercanda yang memang untuk hiburan dan mana bercanda yang justru membahayakan.
Jangan sampai kejadian serupa terulang pada anak-anak kita ya, Ma.
Baca juga:
- Korban Bully di Bekasi Sebelum Meninggal, “Aku Tunggu Mama di Surga"
- 5 Bentuk Bullying dari Orangtua ke Anak yang Jarang Disadari
- Kronologi Fatir Dibully hingga Kakinya Diamputasi dari Sang Mama