Tren Fogil pada Remaja Semakin Meningkat saat Pandemi
Di rumah saja saat pandemi membuat remaja mati gaya, akhirnya tren foto bugil meningkat
4 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa pandemi Covid-19 saat ini, peran orangtua harus lebih ekstra dalam mengawasi perkembangan anak-anak di rumah.
Khususnya bagi para anak remaja yang memiliki kebebasan dalam mengakses dunia digital.
Remaja yang aktif dalam media sosial menjadi rentan untuk terpapar pengaruh negatif jika lepas dari pengawasan dan pengarahan.
Hal ini seperti yang marak terjadi pada remaja masa kini yaitu penyebaran foto bugil yang kini tren disebut fogil.
Adanya kebijakan pembatasan sosial membuat anak-anak menjadi mati gaya dan terpengaruh pada fenomena fogil yang tentu berbahaya bagi dirinya sendiri.
Anak-anak belum sepenuhnya menyadari bahwa jejak digital bisa diukur dan ditelusuri kembali meski sudah lama terjadi.
Seperti yang diunggah oleh salah seorang netizen pada akun Facebook dengan nama Sri Safitri, ia menceritakan bagaimana pengalamannya pada anak-anak yang terjerat tren fogil saat ini.
Sri pun meminta para orangtua untuk mengawasi dan membekali anak dengan pengetahuan agama agar tidak terjerumus dalam fenomena yang menyesatkan ini.
Bisa jadi pembelajaran agar tetap waspada dan terus mengawasi putra putri selama di rumah saja nih, Ma.
Berikut rangkuman Popmama.com selengkapnya.
Editors' Pick
1. Apa itu tren fogil dikalangan remaja?
Unggahan Sri Safitri beberapa waktu lalu membuat para orangtua harus lebih waspada dalam mengawasi putra dan putri mereka selama masa pandemi di rumah saja.
Terlebih penggunaan gadget yang semakin meningkat, hal ini dapat menimbulkan efek negatif pada anak remaja yaitu adanya tren fogil.
Dalam unggahannya, Sri membagikan tren menyebarkan foto bugil ini dialami oleh anak laki-laki temannya yang masih duduk dibangku sekolah dasar.
Anak tersebut mengirimkan foto bugil kepada temannya yang kemudian disebar kembali pada teman-temannya dan membuat malu ia dan keluarganya.
Akhirnya penyebaran foto bugil tersebut terjadi secara berantai dan sulit dilacak atau diketahui oleh si pemilik foto.
Ada pula kasus anak perempuan temannya yang masih SMP menyebarkan foto bugilnya kepada temannya. Kejadian ini tidak diketahui pasti apakah sang orangtua mengetahui tindakan yang dilakukan putrinya atau tidak.
Dari kasus yang dibagikan oleh akun Sri Safitri, para orangtua diminta untuk terus mengawasi dan melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kreativitas anak selama di rumah saja. Hal ini agar putra putri Mama terhindar dari pengaruh buruk media sosial.
2. Apa yang menjadi masalah remaja melakukan tren tersebut?
Banyaknya kasus penyebaran fogil di media sosial membuat para orangtua melaporkan kejadian tersebut sebagai pelanggaran UUITE. Tak jarang banyak pula remja usia belasan yang ditahan pihak kepolisian karena fenomena tersebut.
Berangkat dari fenomena yang dirasa menyesatkan bagi para remaja, lantas apa yang menjadi masalahnya?
Berikut adalah alasan mengapa banyak remaja terjerat tren fogil:
- Anak-anak mati gaya akibat adanya pembatasan sosial pandemi Covid-19. Seteleh berbulan-bulan di rumah saja, anak mulai kehilangan kreativitas dan kebingungan apa yang harus dilakukan. Hal ini menjadi pemicu utama mengapa anak menjadi terseret pengaruh buruk adanya media sosial.
- Kurangnya sosialisasi UUITE bagi orangtua atau pun di sekolah, hal ini yang membuat anak-anak tidak paham bahwa tindakan penyebaran fogil akan berujung tindak pidana.
- UUITE dirasa masih abu-abu atau belum jelas sehingga menjadi peluang untuk menahan anak-anak yang tak paham hukum.
3. Bagaimana mengatasinya?
Agar putra putri Mama tidak terjerumus fenomena seperti yang sudah disebutkan, ada baiknya melakukan berbagai kegiatan menyenangkan yang dapat mengisi waktu luang mereka.
Ada banyak cara yang bisa Mama dan Papa lakukan bersama buah hati tercinta selama di rumah saja, berikut beberapa cara menyenangkan yang dapat mengatasi anak mata gaya:
- Ajak menonton film bersama. Mama bisa membuat suasana tempat menonton menjadi menyenangkan selayaknya menonton di bioskop. Hal ini tentu dapat membuat anak melupakan gadget-nya.
- Buat menu masakan bersama yang berbeda setiap harinya. Jika biasanya hanya Mama yang menyiapkan menu makanan untuk keluarga, saat ini Mama bisa mengikutsertakan anak untuk membuat masakan bersama. Selain mengisi waktu luangnya, Mama juga bisa mengenalkan berbagai macam jenis masakan pada anak.
- Olahraga bersama. Meski di rumah saja, olahraga juga penting lho! Agar tubuh tetap sehat di masa pandemi, ajak anak dan keluarga di rumah berolahraga bersama yuk, Ma.
- Buatkan jadwal dan batasi penggunaan gadget. Meski gadget dibutuhkan untuk sistem pembelajaran jarak jauh, namun setelah belajar Mama perlu membatasi agar anak tidak terus menerus menatap layar gadget.
- Crafting menjadi cara menyenangkan yang dapat mengisi waktu luang bersama keluarga di rumah. Mama bisa memanfaatkan apa saja yang ada di rumah untuk dikreasikan menjadi pajangan indah.
Selain cara-cara di atas, masih ada banyak cara lain yang bisa Mama lakukan untuk mengisi waktu luang bersama anak agar tidak mati gaya dan kecanduan gadget.
Menggunakan gadget dan media sosial sebenarnya tidak salah, justru dapat meningkatkan sosialisasi anak terhadap banyak orang.
Hanya saja penggunaannya harus dibatasi dan selalu diawasi agar anak tidak terjerat pengaruh buruk pada gadget dan media sosial ya, Ma.
Baca juga:
- Darurat Pornografi Pada Anak, Berikut 7 Cara untuk Mencegahnya
- Dampak Negatif Paparan Pornografi Online pada Anak Remaja
- Waspada! Ini 9 Tanda Anak Ketagihan Nonton Film Porno