Kisah Haru Wintang, Gadis 11 Tahun yang Merawat Sang Papa Seorang Diri
Sang Mama meninggal dunia, Wintang harus merawat sang Papa seorang diri
5 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika biasanya seorang Papa akan dengan sigap merawat dan menjaga buah hatinya, Meilian Wintang Lestari, gadis berusia 11 tahun asal Pekon Ulokmukti, Kecamatan Ngambur, Pesisir Barat justru sebaliknya.
Ia dengan semangat dan ikhlas merawat sang Papa, Rahmat Jailani yang harus berbaring sakit.
Rahmat Jailani didiagnosa menderita Asites, yaitu penimbunan cairan dalam rongga perut atau peritoneum akibat permasalahan pada hati. Sang Papa mengalami kondisi tersebut sejak setahun silam.
Meski harus menjalani sekolah jarak jauh dari rumah, Wintang tetap semangat dalam menjalani sekolah serta merawat sang Papa seorang diri. Hal ini dikarenakan mama Wintang meninggal dunia pada beberapa tahun silam.
Sikap berbakti Wintang ini tentu saja membuat haru netizen yang melihat.
Pasalnya, sebagai seorang pelajar dan anak, Wintang harus pintan menyeimbangkan kegiatan belajarnya dengan mengurus keperluan rumah dan merawat sang Papa secara bersamaan.
Wintang sungguh berbakti pada papanya. Berikut informasi selengkapnya yang sudah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber mengenai semangat hidup Wintang dalam belajar dan merawat sang Papa.
1. Kondisi hidup Wintang dan sang Papa
Di tengah masyarakat yang penuh dengan gaya hidup mewah, Wintang dan sang Papa justru hidup dengan kondisi yang memprihatinkan.
Berbeda dengan hunian layak lainnya di Blok D Pekon Ulokmukti Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), keduanya justru tinggal di rumah berukuran 6 Meter persegi berlantai tanah dan berdinding papan, serta isi rumah yang sangat berantakan.
Dengan kondisi tempat tinggal yang memprihatinkan dan Papa Rahmat yang berbaring sakit, keduanya mengaku sampai sekarang belum menerima bantuan lain dari pemerintah selain Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai 300 ribu per bulan.
Editors' Pick
2. Mengurus semuanya seorang diri
Sebagai anak satu-satunya yang tinggal bersama Rahmat, Wintang harus bisa menyeimbangi kewajibannya bersekolah dan juga mengurus segala keperluan rumah seperti mencuci, membersihkan rumah, serta merawat sang Papa.
Semua pekerjaan tersebut harus ia lakukan seorang diri. Namun meski demikian, semangat siswi kelas V SD ini tak semerta luntur ketika harus belajar secara daring.
Wintang tetap semangat menyelesaikan sekolahnya dari rumah sambil mengurus keperluan rumah serta merawat papanya yang tengah terbaring sakit.
3. Menempuh perjalanan jauh untuk membawa sang Papa berobat
Pada beberapa waktu lalu, Wintang diketahui harus menempuh perjalanan dari SP II, Pekon Ulokmukti, Ngambur, Pesisir Barat menggunakan DAMRI untuk mengantarkan sang Papa berobat di RSUD Alimuddin Umar, Lampung Barat.
Direktur RSUDAU dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B., menyebutkan bahwa pihaknya akan memberikan fasilitas kepada Wintang yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) untuk tetap mengikuti kegiatan belajar secara daring.
Jadi, selain menunggu sang Papa yang harus mendapat perawatan di rumah sakit, Wintang masih bisa menjalankan kegiatan belajarnya dengan bantuan fasilitas yang diberikan pihak rumah sakit padanya.
4. Ditinggal oleh kakak-kakaknya
Dalam keadaan yang lemah, Rahmat menceritakan bahwa anak tertuanya yang berada di Pringsewu sampai saat ini sudah tidak memberikan kabar pada ia dan Wintang.
Lain dengan anak kedua Rahmat yang harus bekerja disalah satu tempatnya berhutang untuk biaya berobat, sehingga anak kedua Rahmat sama sekali tidak mendapatkan gaji.
Tersisalah Wintang, putri kecil dari Rahmat yang dengan setia mengantar dan merawat Rahmat semasa dirinya sakit setahun belakangan ini.
Kondisi perut Rahmat yang semakin hari membengkak membuat ia dan sang putri harus pasrah lantaran vonis Asistes atau liver yang dideritanya.
Itulah kisah Wintang, gadis berusia 11 tahun yang dengan setia dan ikhlas mengurus serta merawat sang Papa yang harus berbaring lemah karena sakit yang dideritanya.
Semoga informasi di atas dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh anak dan orangtua di luar sana untuk tetap semangat dan ikhlas dalam setiap keadaan yang menimpa.
Baca juga:
- 7 Penyebab Sakit Perut yang Sering Menyerang Remaja
- 5 Doa Katolik untuk Memohon Kesembuhan Anak yang Sakit
- Pertolongan Pertama saat Dada Anak Sakit dan Seberapa Bahayanya?