Jelang Remaja, Bagaimana Cara Membuat Anak agar Bisa Dipercaya?
Tunjukan kalau orangtua percaya pada anak, baru anak bisa percaya pada orangtuanya
1 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak anak tidak bisa percaya kepada orangtuanya, mereka sungkan membagikan masalahnya karena suatu hubungan yang berjarak. Anak lebih nyaman cerita pada temannya. Sementara kadang teman yang diajak bercerita belum tentu tepat atau dapat memberikan bantuan untuk si Anak.
Anak remaja butuh ruang untuk dirinya sendiri. Jika menemukan kondisi seperti ini, sebaiknya Mama juga tidak memaksa untuk masuk ke dalam kehidupan pribadi anak. Mereka memiliki privasi.
Yang bisa Mama lakukan adalah membuat anak mama menjadi remaja yang dapat dipercaya.
Jadi, setiap langkah atau setiap tindakannya tidak membahayakan dirinya. Selain itu, anak perlu belajar bertindak sesuai antara perasaan, pikiran dan perbuatannya.
Dengan begitu bisa dibilang bahwa anak sudah tahu apa sebenarnya yang ia inginkan.
Setelah anak berusia 12 tahun, mereka semakin tumbuh dan menjadi remaja. Tugas orangtua adalah membangun anak dengan karakter positif dan dapat dipercaya.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa cara anak bisa dipercaya. Keep scrolling, Ma.
1. Jadilah pendengar yang baik
Berhenti meninggikan suara Mama, dan mulailah mendengarkan apa yang anak mama bicarakan. Terutama saat amarah berkobar dan Mama kesal.
Jika Mama lepas kendali, tanpa sadar kata-kata yang keluar mungkin bisa menyakiti hati si Anak. Saat itulah Mama sedang mengikis hubungan dengan anak mama.
Jika Mama mendengarkan dan mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang anak maka Mama menciptakan jembatan pemahaman yang akan bertahan seumur hidup. Ini sangat bermakna bagi hubungan anak dan Mama.
Perhatikan bahwa untuk melakukan ini, Mama perlu mengatur emosi mama sendiri. Anak-anak bisa saja kehilangan rasa hormat kepada orangtua yang menuruti amarah mereka sendiri, terlebih jika mengamuk pada anak di depan orang lain.
Editors' Pick
2. Menumbuhkan kecerdasan emosional
Anak-anak dengan EQ tinggi membuat pilihan yang lebih baik, karena mereka tidak didorong oleh kebutuhan untuk membuktikan diri dengan teman sebayanya, atau oleh kekesalan mereka sendiri yang tidak dapat mereka kelola dengan baik.
Untuk membesarkan anak yang cerdas emosional, mulailah dengan menawarkan keamanan emosional, ketenangan, dan empati.
Kemudian, berikan contoh bagaimana anak-anak dapat mengungkapkan kebutuhan dan perasaannya tanpa menyerang orang lain.
Terakhir, izinkan semua emosi, bahkan saat Mama membatasi perilaku anak. Misal, izinkan anak menuliskan sebuah surat berisi gubahan perasaannya. Sehingga anak bisa membacanya sekali lagi di lain waktu ketika amarahnya sudah surut.
Dari situ Mama bisa diskusikan, apakah cara menyampaikan perasaan emosi yang anak lakukan itu sudah dengan cara dan bahasa yang tepat?
Dari sini, sambil belajar mengelola emosi, anak juga bisa belajar melatih kesabaran dan berlaku sopan santun.