Cara Darius Sinathrya Batasi Main Gadget agar Anak Tak Kecanduan
Sejak anaknya kecil, Darius hanya memberikan satu gadget untuk dipakai bersama
27 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kecanggihan teknologi membuat orangtua kini harus lebih pintar dan bisa mengatur bagaimana agar anak tidak terlalu kecanduan dengan adanya gadget. Salah satunya adalah Papa sekaligus seleb Indonesia, Darius Sinathrya.
Sebagai orangtua yang memiliki tiga orang anak yang akan beranjak remaja, ternyata Darius juga sempat punya kesulitan lho untuk menyeimbangkan agar anak tidak terlalu terpaku kepada gadget. Aktor berusia 35 tahun ini mengatakan bahwa peran orangtua untuk membimbing anak sangat penting.
“Menurut saya, peran orang tua sangatlah penting untuk mengajak anak berdialog secara terbuka, memberikan pemahaman untuk lebih bijak dalam berinternet; agar mereka pun bisa lebih mandiri, lebih jeli ketika berinternet, terlindungi dan tetap mendapatkan manfaat internet secara optimal,” ujar Darius dalam webinar ‘Tangkas Berinternet: Membantu Keluarga Mempraktikkan Keamanan Berinternet dan Membangun Kebiasaan Digital yang Baik’, Selasa (21/7/2020).
Berikut Popmama.com rangkum cara seleb Papa Darius Sinathrya mendidik anaknya dekat dengan tak sampai kecanduan!
1. Mengenalkan waktu screen time yang disiplin sejak kecil
Darius Sinathrya dan istrinya, Donna Agnesia sudah mengenalkan screen time atau waktu menonton lewat handphone dengan disiplin sejak kecil. Darius mengungkapkan bahwa ia dan Donna hanya mengizinkan anaknya bermain game lewat gadget saat akhir pekan.
“Aku sama Donna dari anak kecil itu mereka hanya boleh main game di weekend, itu pun kita batasi 2 jam sehari,” tutur Darius.
Disiplin menurutnya sangat penting untuk menjaga anak agar tak kecanduan apalagi untuk bermain game. Terutama di masa new normal saat ini, peran orangtua untuk mulai menerapkan kebiasaan digital yang baik perlu didorong.
“Saya lihat, alat dan tips untuk melindungi keluarga agar aman berinternet sudah tersedia, tinggal bagaimana kita sebagai orang tua mengulik alat yang ada dan menerapkan tips tersebut, sesuai dengan karakter anak dan keluarga kita,” ujar aktor sekaligus presenter ini.
Editors' Pick
2. Anak tidak punya gadget miliknya sendiri sebelum benar-benar butuh
Ketika anaknya masih kecil, Darius dan Donna tidak memberikan masing-masing anak gadget. Di rumah, mereka hanya bisa memainkan satu gadget. Dari sini, Darius sekalian mengajarkan arti berbagi untuk anak-anaknya. Karena ketika salah satunya ingin bermain dengan gadget, saudaranya harus rela menyerahkan untuk dimainkan.
“Gadget itu tidak ada dedicated untuk siapa,” ujar Darius.
Namun, begitu anaknya cukup umur dan memang sudah butuh gadget sendiri untuk berkomunikasi ia akan memberikannya sebagai salah satu fasilitas.
“Tapi ya, begitu sudah cukup umur kita bolehkan. Misalnya, waktu itu kasih gadget ke Lio khusus ketika sudah kelas 4 SD. Dia waktu itu juga mau summer school di luar negeri,” jelas suami Donna Agnesia ini.
3. Darius membimbing anaknya bermain game sesuai usia
Game jadi salah satu hal yang disukai anak-anak di dalam gadget-nya. Hal ini pula yang menjadi fokus Darius. Ia menceritakan pengalaman bagaimana teman anak pertamanya sudah memainkan game tertentu tapi anaknya, Lio belum. Hal ini sempat jadi keraguan tersendiri, tapi Darius tetap berpegang teguh agar Lio boleh memainkan game yang sesuai usianya.
“Kita berusaha sekali menghindarkan mereka game berbau kekerasan sampai umur tertentu. Boleh tapi nanti. Beberapa kali sama temannya suka kasian karena temennya udah main dia belum. Kita lihat, pas Lio summer school ke luar negeri ternyata anak sekarang bisa lho berinteraksi lewat game,” ujar Darius.
Darius dan Donna lebih menekankan kepada game yang membantu tumbuh kembang mereka agar lebih baik. Kemudian, ia dan istrinya itu selalu menekankan kepada anak bahwa sejatinya gadget adalah untuk berkomunikasi.
“Permainan bisa menjadi salah satu cara untuk membantu tumbuh kembang mereka. Ketika sudah agak dewasa baru kita kasih device sendiri untuk komunikasi. Kita tetap berpesan biar mereka punya self control yang baik,” jelasnya.
Sebagai orangtua, ia pun tak mau mengekang anak secara keterlaluan. Oleh karena itu komunikasi menjadi poin penting bagi Darius dan Donna. Ia dan istri tetap memberi kepercayaan kepada anak-anaknya.
"Kalau ada yang agak-agak bandel dikit, kita tidak boleh bosan mengingatkan dan jangan diomelin terus anaknya," kata Darius.
4. Jangan kalah pintar dengan anak soal teknologi
Ketika teknologi sudah ada dan harusnya memudahkan, orangtua jadi sosok yang penting untuk membimbing dan mengenalkan kepada anak. Khususnya di masa pandemi ini di mana orangtua harus memahami pengasuhan di era digital untuk membantu anak.
“Orangtua harus belajar untuk pengasuhan di era digital, peran mereka untuk menjadi pendamping, pelindung dan pendidik anak di area daring. Ketiganya harus dikuasai dengan baik. Di dunia online pun harus diketahui ada yang bisa membahayakan mereka,” ujar Diena Haryana selaku founder Sejiwa Foundation pada kesempatan yang sama.
Oleh karenanya, orangtua wajib memperhatikan perkembangan anak dengan gadget yang dipegangnya.
Mama dan Papa sebagai orangtua mesti bisa mengidentifkasi ciri-ciri anak yang kecanduan gadget, apalagi kecanduan game online.
“Game ini sangat memukau anak karena dibuat dengan efek auditori yang bagus banget. Kalau sudah terjadi tantrum itu, jangan-jangan kehidupan nyata ini gak menarik lagi, nah ini yang kita khawatirkan kalau orangtua tidak cukup dekat berkomunikasi dengan anak dan tidak waspada,” tutur Diena.
Oleh karena itu, Diena membagikan tips agar orangtua tetap bisa mengenalkan anak gadget tanpa membuat mereka kecanduan. Ia menyebutkan setidaknya ada tempat di mana orangtua tidak boleh menggunakan gadget di depan anak. Tujuannya tentu untuk berkomunikasi lebih baik.
Adapun tempat-tempat yang tidak boleh sebagai orangtua menggunakan gadget yakni:
- Ruang tidur adalah ruang yang tenang bagi anak untuk istirahat. Kondisi anak-anak seharian sudah cukup dicekoki oleh informasi lewat gadget. Ruang tidur harus menjadi ruang terakhir untuk mengobrol dari hati ke hati dengan orangtua.
- Ruang makan menjadi ruang perayaan untuk keluarga. Di sini, orangtua dan anak bisa saling berkomunikasi dengan santai sambil melempar candaan.
“Oleh karenanya, Ayah-Bunda juga menjadi contoh. Konsep berkomunikasi yang asyik dan gaul. Bagaimana agar kita bisa good feling setiap berinteraksi dengan mereka. Karena ketika ada gangguan dengan pemakian gadget yang berlebihan. Maka otak akan fokusnya ke sana dan bagian-bagian otak lain ada yang tidak teraktvitasi,” tutur Diena.
Itulah tadi bagaimana tips dan cara Darius membatasi penggunaan gadget agar anaknya tidak kecanduan. Sebagai orangtua, tentunya kita berperan penting tidak hanya dalam pertumbuhan fisik mereka ya, Ma. Namun, juga bagaimana komunikasi dan perkembangan mereka secara keseluruhan.
Baca juga:
- Tangkal Efek Negatif Internet, Yuk Ajarkan Anak Literasi Digital
- 5 Potret Donna Agnesia dan Darius saat #DirumahAja
- Bukti Darius Sinathrya Papa Idaman, Lihat 5 Cara Dia Mendidik Anaknya