Cara Menghadapi Anak yang Ketahuan Sexting dengan Temannya
Jangan sampai hanya menyalahkan anak dan membuatnya jadi makin tertutup
25 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, pasti Mama kaget ketika mengetahui anak remaja Mama sudah melakukan sexting. Sebenarnya, sexting ini bukan hal baru yang terjadi saat remaja. Jika chatting mengacu pada pertukaran pesan dengan ponsel, maka sexting adalah saling bertukar pesan atau gambar yang berhubungan dengan aktvitas seksual melalui ponsel.
Dikutip dari Very Well Family, penelitian dalam JAMA Pediatrics edisi Juni 2019 mengungkapkan bahwa setidaknya satu dari tujuh remaja terlibat dalam sexting.
Sementara itu, sebanyak satu dari empat remaja menerima teks dan email seksual yang eksplisit.
Bagaimana jika anak Mama ketahuan sexting? Apa yang harus Mama lakukan?
Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkapnya.
Editors' Pick
1. Sexting bisa memiliki dampak serius bagi remaja
Bagi para remaja, mungkin mereka tidak menyadari soal efek dan konsekuensi dari sexting. Penelitian dari Drexel University bahwa sexting bisa memiliki konsekuensi serius.
Konsekuensi itu mulai dari pornografi anak, perundungan seksual, terpapar oleh predator seksual hingga risiko blackmailing secara online.
Dikutip dari Raising Children, jangan menyalahkan anak seolah ia tahu dari bayaha sexting. Dibandingkan dengan menyalahkan, orangtua sebaiknya memberitahu anak bahwa sexting atau mengirim foto telanjang memiliki risiko besar. Misalnya, setelah mengirimkan foto telanjang bisa saja itu disebarluaskan dengan mudah.
Orangtua memberikan pemahaman ini kepada anak secara perlahan.
Peran orangtua sangat penting untuk membantu anak memahami konsekuensi hukum dari sexting. Termasuk bahaya yang bisa mengintainya jika sudah terjadi transaksi seksual secara online.
2. Tips untuk orangtua menghadapi anak yang ketahuan sexting
Sejumlah risiko itu bisa dicegah dengan orangtua memberikan pengertian terhadap hal ini kepada anak. Kalis Mardiasih, seorang penulis buku, mengatakan dalam Instagramnya ada orangtua yang bercerita mengenai pengalaman sexting anaknya lewat direct message Instagram.
"Baru aja dapat keluhan dari parents (orangtua) yang panik karena anak sex chat dan menunjukkan gejala berulang," ujar Kalis di Instagramnya, Selasa (23/3/2021).
Menurut Kalis, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orangtua ketika hal itu terjadi:
- Tetap tenang sebab marah hanya membuat anak menutup diri, berbohong, dan enggan menyampaikan cerita dengan jujur. Ketenangan orangtua dalam menghadapi hal ini sangat penting.
- Pastikan anak tidak melakukan transaksi foto/video telanjang. Mohon izin periksa ponselnya untuk memastikan tidak ada jejak digital mengenai penelanjangan diri.
- Selanjutnya, ulangi penjelasan untuk tidak telanjang di depan kamera karena risiko besar dan jangka panjang. Jika sudah ada transaksi, orangtua harus melakukan follow up sampai aman seaman-amannya.
- Jelaskan pada anak bahwa orangtua siap menjadi teman terbaik anak. Yakinkan kepada anak jika anak kesepian/ sedih, orangtua selalu siap untuk menjadi teman terbaik. Lalu, Mama dan Papa juga siap untuk menemani anak bersosialisasi atau mencarikan kegiatan bermakna. Yakinkan kepada anak bahwa bermain musik, klub baca, komunitas sosial, lebih menyenangkan dibandingkan aktivitas beresiko dengan orang asing," tutur Kalis.
- Selanjutnya, jangan lupa berikan edukasi kepada anak bahwa konten porno bukanlah seks yang sesungguhnya.
"Konten porno adalah industri yang mengekspoitasi tubuh perempuan. Sedangkan seks, adalah sesuatu yang nature pada manusia, tapi hanya boleh dilakukan dengan bekal pengetahuan dan bertanggung jawab fisik, emosional dan kognitif (menikah, sesuai ketentuan agama, adalah satu cara mewujudkan tanggung jawab)," jelas Kalis.
- Terakhir, orangtua perlu menyadari jika masa remaja merupakan waktu seorang anak mengeksplorasi banyak hal, termasuk pergaulan. Jelaskan makna harga diri: self worth, self value yang berasal dari kualitas pikiran dan karakter. Katakan, "kamu berharga dan bukan untuk dijadikan objek seksual".
- Orangtua juga bisa menjelaskan perilaku manipulasi dan perilaku kekerasan. Manipulasi dan kekerasan bisa terjadi dengan cara yang tampak baik, misalnya dipuji.
"Seseorang yang baik akan menghormati tubuh kamu, tidak meminta kamu telanjang di depan kamera, tidak memperlakukanmu sebagai objek tubuh semata, tidak memaksa, tidak mengancam dan lain-lain. Ini obrolan yang sangat panjang. Tugas setiap hari untuk membangun obrolan orangtua dan anak, tidak selesai dalam satu kali obrolan," tutur Kalis.
3. Berkomunikasi dengan anak untuk menghindarinya dari sexting
Salah satu kendala antara remaja dan orangtua adalah masalah komunikasi. Oleh karenanya, berbicara dan membicarakan masalah seksual dengan anak tidak bisa dibangun dengan semalam. Menurut Raising Children, beritkut adalah poin-poin yang bisa Mama lakukan dengan anak terkait dengan pembicaraan seksual:
- Apakah anak tahu orang-orang di sekolah yang sudah mengirim atau menerima foto seksi/ telanjang?
- Apakah mereka melakukannya untuk bercanda atau menggoda?
- Apakah ide/dasar mereka mengirim foto? Apakah ada seseorang yang membujuk atau memaksa mereka?
- Apa yang anak mengetahui tentang orang-orang yang saling berbagi gambar/ pesan seksual ini?
- Apakah anak sudah ikut serta dan bergabung dalam percakapan tersebut?
Jika anak memiliki pertanyaan tentang hal-hal seksual terutama sexting, cobalah untuk menjawabnya dengan jujur dan secara terbuka sebisa mungkin. Jika memiliki kekhawatiran tentang risiko sexting, maka orangtua dapat menjelaskan kekhawatiran Mama dan Papa sebagai orangtua. Usahakan jangan menyalahkan anak.
Itulah tadi informasi mengenai cara menghadapi anak yang ketahuan sexting dengan temannya. Jika Mama memiliki masalah serupa apakah akan bertindak sama seperti yang disarankan oleh Kalis Mardiasih?
Jika masalah demikian dirasa menjadi tantangan dan ada kendala ketika berkomunikasi dengan anak, sebaiknya konsultasikan dengan ahlinya seperti ke psikolog anak. Minta juga bantuan pasangan untuk bisa memberikan pemahaman yang tepat ya!
Baca juga:
- Penting, Ini Dia Cara Memberikan Pendidikan Seks pada Anak Remaja
- 5 Dampak Buruk dari Seks Bebas bagi Fisik dan Mental Anak
- Cegah HIV, Ini 5 Cara Mengajarkan Pendidikan Seks ke Anak Remaja