10 Ilmu Parenting Drama 'Record of Youth' yang Bisa Ditiru Orangtua!
Banyak yang bisa dijadikan pelajaran dari hubungan setiap keluarga dalam drama ini
27 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Drama Korea Record of Youth sarat sekali dengan banyak pesan. Mulai dari karir hingga keluarga. Salah satunya adalah ilmu parenting yang kental sekali dalam drama ini. Mengingat drama ini juga berpusat tentang pentingnya keluarga dalam pertumbuhan seorang anak.
Karena unsur keluarga ini, tentunya bagi Mama yang menonton drama ini bisa sembari meresapi nilai-nilai parenting yang ada. Tak hanya nilai-nilai yang bagus, ada pula nilai yang jelek yang bisa Mama jadikan pelajaran dari drakor Record of Youth.
Buat Popmama.com rangkum inspirasi ilmu parenting dari drama Record of Youth untuk Mama dan Papa!
1. Terus Mendukung mimpi anak meski keadaan terbatas
Salah satu poin ini ditunjukkan oleh Han Ae Suk yang merupakan Mama Sa Hye Jun dalam drama Record of Youth. Meski keadaan keluarganya terbatas untuk mewujudkan mipi Sa Hye Jun menjadi seorang aktor, Han Ae Suk setidaknya selalu mendukung mimpi anaknya dengan menyemangatinya.
"Aku tak ingin menjadi orang yang mematahkan mimpinya." - Han Ae Suk
Han Ae Suk tidak pernah mematahkan mimpi Sa Hye Jun meski keluarga mereka tidak memiliki privilage untuk mendukung kesuksesannya. Sosok Han Ae Suk juga kerap berdialog dengan Sa Hye Jun dengan segala keputusan yang akan diambilnya berkaitan dengan sang Anak.
2. Tidak mencela hidup anak terus-menerus
Banyak orangtua yang menganggap bahwa dengan seolah mencela anak maka anak itu akan sukses karena terbakar semangatnya. Hal ini mungkin berhasil tapi efeknya, anak akan sinis kepada orangtuanya karena tidak mendukung dirinya. Pelajaran ini terlihat dari kaka Sa Hye Jun, Sa Gyoung Jun dan Papanya Sa Yeong Nam.
Sa Hye Jun tampak tidak percaya kepada keluarganya sendiri karena kerap merendahkan dan mencela mimpinya. Untungnya ada sosok Han Ae Suk yang merupakan Mama Sa Hye Jun yang percaya dan terus memberi dorongan untuk Hye Jun mewujudkan mimpinya.
"Jika orangtua tak percaya anak mereka, lantas siapa? Lihatlah ke luar. Ada banyak orang mengantre untuk mencelanya." - Han Ae Suk
3. Anak bukan investasi masa depan orangtua
Orangtua di Asia kerap menganggap bahwa anak adalah investasi di masa tua mereka. Sehingga kerap memaksa anak untuk bisa sukses sesuai dengan caranya. Padahal hal ini tidak baik lho. Anak memiliki jalan dan mimpinya sendiri.
"Kami memang karya kalian, tapi bukan milik kalian." - Won Hae Hyo
Mengontrol dan selalu memaksa anak untuk mengikuti kemauan orangtua bisa membuatnya bingung dan sulit memahami dirinya.
4.Tidak membuat anak merasa bersalah karena harus mengurusnya
Mungkin banyak kasus di mana orangtua kerap mengeluh tentang beratnya pekerjaan untuk menghidupi anak-anak mereka. Padahal sebagai anak mereka tak pernah meminta untuk lahir ke dunia. Oleh karenanya, jangan membuat anak merasa bersalah dari kecil karena orangtua harus membiayai hidupnya.
Kasus ini terjadi kepada Ahn Jeong Ha dan Mamanya. Hubungan mereka tidak pernah harmonis dan seolah Jeong Ha punya kekesalan terhadap Mamanya karena menganggap tidak pernah tulus mengurusnya dari kecil.
"Ibu susah payah membesarkanku? Aku tak ingat, yang aku ingat jelas bahwa aku dipaksa menjadi orang dewasa sejak kecil." - Ahn Jeong Ha
Editors' Pick
5. Pemberian orangtua bukanlah utang yang harus dibayar
Karena menganggap anak adalah aset, maka ketika dewasa orangtua biasanya menuntut untuk berbalas budi. Hal ini terjadi kepada Jeong Ha dan Mamanya, karena Mama Jeong Ha selalu menuntut kepada Jeong Ha dan menerapkan standar uang adalah segalanya.
Membiayai dan mengurus anak dari kecil bukan utang untuknya ketika dewasa. Meski, anak harus tetap berbakti tapi jangan membuat anak seolah jaring pengaman untuk hidup ketika tua nanti.
"Kenapa kau menganggap pemberian orangtua sebagai utang budi?"- Papa Ahn Jeong Ha
6. Anak bukan pemuas keegoisan orangtua
Meski zaman sudah modern, kekerasan dalam mendidik anak kerap terjadi pada orangtua. Kekerasan ini tidak hanya fisik tapi juga secara lisan dan psikologis. Kekerasan secara lisan bisa dilihat dari kasus Papa dan kaka Hyejun.
Sementara dari sisi psikologis bisa melihat mama Won Hae Hyo yang berusaha terus mengontrol anaknya. Ia menjadikan anaknya seolah adalah jalan dirinya untuk sukses.
“Kupikir ibu melakukan semua ini untukku karena ibu mencintaiku. Ternyata aku salah, hidup ibu jauh lebih penting bagi ibu. Aku terluka atau tidak, ibu tak peduli asal ibu berjaya” - Won Hae Hyo
7. Tidak membandingkan anak
Melihat anak orang lain sukses tentunya bisa membuat setiap orangtua merasa iri. Namun, hal ini jangan dijadikan alasan agar orangtua membandingkan anaknya dengan anak lain. Ingat, setiap anak memiliki bakat dan keinginan yang berbeda. Apalagi jika membandingkan dengan saudaranya sendiri, pasti anak akan merasa sakit hati.
Hal ini juga berlaku untuk tidak terus memaksa anak kepada hal yang hanya kita suka atau kita anggap baik. Dengarlah pendapat anak mengapa ia memilih keputusan tersebut jika bertentangan dengan kemauan orangtuanya.
“Ayah tak memarahiku pun, aku sudah cukup menderita. Jika kuberitahu penderitaanku, apa ayah bisa paham?” - Sa Hye Jun
8. Jangan menuntut dan mengatur mimpi anak
Perlakuan dari Papa dan kakak Sa Hye Jun di rumah kerap meremehkan dirinya tidak akan sukses karena menjadi model dan aktor. Sa Hye Jun kerap terluka dengan perlakuan dari Papa dan kakaknya tersebut.
Sebagai keluarga, tentunya kewajiban kita adalah mendukung kemauan anak. Jangan sampai membuat anak merasa tidak memiliki dukungan bahkan dari orang terdekatnya.
"Seringkali orang lain lebih baik daripada saudara sendiri” - Sa Hye Jun
9. Pembentukan kepribadian anak lebih penting dari harta
Ketika seorang anak hanya dianggap sebagai objek dari orangtua, lebih mudah mengukur kesuksesannya hanya berdasarkan kuantitas seperti harta dan pamor.
Tentunya itu mendatangkan nilai guna tapi justru kepribadian anak ketika bertumbuh dewasa lebih penting. Karakter harusnya menjadi nomor satu yang diajarkan kepada anak.
"Aku suka dia ceria dan tak menyerah" - Han Ae Suk
10. Jangan terus mencampuri hidup anak
Sebagai orangtua kadang kita menjadi penuntut karena menjadi orang yang serba tahu dengan kebutuhan anak. Padahal anak tidak harus terus dituntun selama hidupnya. Biarkan anak berekplorasi dan berpetualang dengan hidupnya. Beri anak kesempatan untuk berusaha dengan hidupnya sendiri.
“Ibu adalah ibu dan aku adalah aku. Latar belakang dan masa kecil kita berbeda, kenapa di samakan?” - Won Hae Hyo
Itulah tadi pelajaran penting ilmu parenting dari drama Korea Record of Youth. Wah, ternyata meski drama romansa, banyak juga ilmu parenting yang bisa dipetik dari drama ini ya! Buat Mama yang ketinggalan, drakor Record of Youth bisa Mama saksikan di Netflix lho.
Baca juga:
- 5 Pelajaran Penting dari Film DoReMi & You yang Bisa Ditiru Anak-Anak
- 7 Gangguan Mental yang Ada dalam Drama Korea It’s Okay to Not Be Okay
- 10 Dialog It's Ok to Not Be Okay yang Ngena ke Hati dan Menginspirasi