Kejadian nahas menimpa seorang anak laki-laki berinisial Q (10) dari Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Ia pamit untuk bermain kepada orangtuanya, tetapi Q malah nyaris tenggelam pada Kami (15/6/2023) sore.
Video yang memperlihatkan sang Anak itu dievakuasi pun viral di media sosial. Q hampir tenggelam di aliran irigasi tempat bermainnya.
Berikut Popmama.com rangkum berita dan kronologi anak 10 tahun nyaris tenggelam di irigasi di Kalimantan Selatan.
1. Q pamit ke orangtua untuk bermain sendiri ke irigasi
Pexels/Quang Nguyen Vinh
Sebelum ditemukan minta pertolongan karena tenggelam, Q sempat pamit kepada ibu dan neneknya untuk pergi ke irigasi. Alasan Q untuk berjalan-jalan saja, tidak mau mandi atau berenang di sana.
Q baru pulang sekolah saat itu, ia bahkan belum makan siang. Namun, langsung pergi untuk bermain ke irigasi dekat rumahnya. Saat izin pergi menurut penuturan sang Nenek Q sendirian.
Sang Nenek menceritakan kalau cucunya memang aktif dan tergolong anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ia punya beberapa teman, tetapi juga suka menghabiskan waktu bermain sendiri.
Mirip dengan cerita neneknya, Papa dari Q juga menyebutkan anaknya tidak ingin berenang di irigasi. Kemungkinan putranya bisa tercebut bisa karena putranya atau terlalu asik bermain air.
2. Ditemukan warga hampir tenggelam saat minta tolong
Pixabay/wileylong
Hanya ilustrasi
Penuturan dari warga sekitar menyebut kalau Q ditemukan hampir tenggelam oleh warga yang sedang berada di sana. Ia tengah meminta pertolongan.
Warga yang sadar karena Q hampir tenggelam segera berkumpul. Ada beberapa yang bergegas mengangkatnya dari air agar tidak tenggelam.
Editors' Pick
3. Video viral bocah 10 tahun ini muntah air saat diselamatkan
Evakuasi terhadap Q pun dilakukan bersama oleh warga. Setelah dievakuasi ke darat, Q tampak memuntahkan banyak air dari mulutnya.
Ada video yang memperlihatkan Q muntah-muntah air karena hampir tenggelam. Beruntungnya ia didapati masih sadarkan diri saat hal itu terjadi. Makin ramai, warga sekitar berbondong-bondong memadati kawasan itu untuk melakukan pertolongan kepada Q.
4. Ia dirujuk ke rumah sakit untuk ditangani
Pixabay/paublr75
Melihat kondisi Q yang muntah-muntah, inisiatif warga lalu memanggil ambulans agar Q segera dirawat. Warga memanggil ambulans relawan emergency Martapura.
Ambulans dan beberapa warga membawa Q ke IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura untuk diperiksa lebih lanjut. Sang Papa langsung menyusul ke tempat kejadian, tetapi anaknya sudah dilarikan ke RS.
5. Tubuh Q setelah hampir tenggelam dingin dan biru
Freepik
Orangtua Q menuturkan kalau saat pertama kali melihat anaknya di RS kondisinya lemas. Bahkan warna kulitnya berubah menjadi kebiruan dan suhu tubuhnya dingin.
Dikutip dari berbagai sumber Q mendapatkan perawatan intensif di RSUD Ratu Zalecha Martapura. Hasil temuan dokter yang memberitahukan kalau tidak ada kerusakan organ terhadap tubuh Q. Hanya shock karena muntah-muntah.
6. Tips orangtua memastikan keamanan anak ketika bermain
freepik/freepik
Dari kisah Q kita bisa belajar kalau orangtua perlu memastikan keamanan sang Anak begitupun tempat bermainnya. Mencegah keamanan anak saat bermain bisa diperhatikan dari beberapa aspek yakni tubuh, tempat bermain, skill dan emosional. Berikut penjelasan lengkapnya:
Mencegah anak cedera tubuh bisa dilakukan dengan cara memilihkan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan tubuhnya. Jika ragu mama dan papa bisa menemani anak bermain tanpa membatasi eksplorasinya.
Memastikan kondisi tempat bermain anak tidak ada peralatan yang rusak, sudut yang tajam atau permukaan yang tidak rata. Jika anak melakukan aktivitas luar ruangan perhatikan lingkungan sekitar dari lubang, kolam air atau kontur tanah bisa menyebabkan luka atau tidak.
Aktivitas yang bervariasi sesuai pertumbuhan anak. Misalnya, anak yang masih kecil sebaiknya tidak diajari satu jenis olahraga dalam jangka panjang. Menekuni olahraga yang sama dalam waktu yang lama akan membuat peluang cedera lebih besar.
Selanjutnya adalah mendukung anak agar tidak cidera emosional. Ya, selain fisik kemungkinan ini juga bisa terjadi apalagi jika anak sudah bersosialisasi dan memiliki teman pertama.
Jika anak menolak untuk melakukan jenis aktivitas tertentu, jangan memaksanya. Pikirkan opsi pengganti.
Jika merasa anak memerlukan bantuan membangun skill dan rasa percaya dirinya, carilah teman yang bisa menjadi rekan bermainnya di rumah.
Hindarkan si kecil dari bersikap kasar dan berteriak saat sedang bermain di luar ruangan.
Kalau si Kecil melakukan sesuatu yang tidak biasa ia lakukan seperti mencetak skor atau berhasil memecahkan rekor jangan ragu memujinya.
Jadilah pendukung terbesar untuk anak dengan mengatakan hal-hal positif kepadanya.
Itulah tadi informasi mengenai kronologi Q yang hampir tenggelam di irigasi. Semoga kejadian seperti ini tak terjadi lagi ya!