Fakta Anak SD di Banyuwangi Gantung Diri karena Dibully Yatim, Miris!
Korban berusia 11 tahun ditemukan sang Mama gantung diri di tiang dapur rumahnya
2 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabar menyedihkan datang dari Banyuwangi tepatnya di Kecamatan Pesanggaran. MR (11) bocah SD ditemukan gantung diri di tiang dapur rumahnya oleh sang Mama.
MR adalah siswa SD di kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi tersebut. Dari keterangan polisi yang didapat dari sang Mama, kemungkinan alasan MR gantung diri karena tidak kuat mendapatkan olok-olokan dari teman sekolahnya.
Diduga MR dibully dan diolok-olok karena tidak punya papa alias anak yatim. Peristiwa memilukan itu terjadi pada Senin (27/2/2023). Korban ditemukan sang Mama pada pukul 15.00 WIB.
Berikut Popmama.com rangkum kronologi bocah SD gantung diri karena dibully yatim, miris banget!
1. Sebelum meninggal, sang Mama melihat MR menangis pulang sekolah
Sang Mama berinisial WS (50) kaget ketika menemukan putranya kaku tergantung di tiang dapur pukul 15.00 WIB, Senin (27/2/2023). Tidak ada yang menyangka kalau kepulangan MR di hari itu adalah momen terakhirnya bertemu sang Mama.
Sebelum ditemukan meninggal dunia gantung diri, WS menceritakan kalau anaknya itu pulang sekolah pukul 11.00 WIB dengan wajah murung. MR menangis dan langsung masuk ke kamar serta mengurung diri.
Saat tiba di rumah itu MR tidak bersalaman atau mencium tangan seperti yang ia biasa lakukan kepada sang Mama. Saat itu WS sedang bersih-bersih di depan rumahnya ketika MR baru pulang.
Editors' Pick
2. MR mengurung diri di kamar dan tidak keluar sama sekali
Pulang dalam keadaan menangis, MR mengurung diri dan tidak kunjung keluar. Padahal diungkapkan sang Mama kalau sepulang sekolah biasanya ia membantu bersih-bersih.
Lama tak kunjung keluar, WS mulai curiga. Mama dua anak itu pertama memanggil-manggil nama MR tetapi tidak ada jawaban. WS awalnya mengira putranya itu sedang tidur siang.
Karena semakin curiga, WS mengecek ke kamar tetapi MR tidak ada di sana. Ia pun lalu berjalan menuju dapur. Saat itulah ia menemukan kalau tubuh sang Anak sudah tergantung di tiang dapur. MR gantung diri menggunakan tali plastik berwarna biru.
3. WS kaget dan panik melihat sang Anak gantung diri
Melihat MR sudah tergantung, WS pun panik. Ia sempat mencoba menurunkan tubuh MR tetapi tidak mampu. Namun, WS yang juga penyandang disabilitas tak mampu melakukannya.
Jari-jari tangannya tak utuh sehingga ia kesulitan untuk menurunkan sang anak dari jerat tali. WS lantas menelepon anak pertamanya, MN (25) yang bekerja di Pantai Pulau Merah sambil menangis tersedu-sedu.
Sesampainya di rumah, MN datang bersama tiga temannya. Ia langsung mencari keberadaan sang Adik dan WS. Mencari ke dapur MN lalu menemukan tubuh adiknya yang gantung diri.
4. Ditemukan tergantung, MR sempat dilarikan ke klinik setempat untuk ditolong
Ia dan ketiga temannya langsung menurunkan tubuh sang Adik. Saat itu MN menduga MR masih hidup karena denyut nadinya masih terasa.
Berharap keajaiban, MN dan ketiga temannya berusaha melarikan adiknya ke Klinik BSI di Dusun Pancer, Desa Sumberagung. Sayangnya, sebelum sampai di klinik, MR menghembuskan napas terakhir.
Dugaan kalau MR meninggal selama diperjalanan. Jasad MR lalu dibawa pulang dan dimakamkan karena keluarga tidak menghendaki otopsi. Keluarga lalu melaporkan hal ini ke polisi dan petugas langsung ke tempat kejadian sekitar pukul 18.30 WIB untuk identifikasi.
5. MR diduga bunuh diri karena dibully tidak punya papa
Dijelaskan oleh polisi, Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi mengatakan alasan MR melakukan tindakan gantung diri tersebut. MR diduga frustasi karena menjadi korban bullying oleh teman-temannya.
Keterangan WS sebagai mama menjelaskan kalau putranya itu sering murung dan menangis saat pulang sekolah. MR mengaku kepada WS kalau ia tidak tahan diolok-olok karena sudah tidak punya papa alias anak yatim.
Saking seringnya kejadian bully itu, WS sampai hafal dengan kebiasaan anaknya. Setiap dibully teman-temannya di sekolah, MR pasti cemberut sampai menangis saat pulang sekolah.
Sebagai informasi Papa MR memang sudah lama meninggal. MR juga memiliki mama, WS yang seorang penyandang disabilitas.
Diduga karena kerap diolok-olok, mental MR terganggu. Dari keterangan WS juga MR sering mengigau saat tidur. Dalam igauannya itu MR mengaku sedang berjalan-jalan bersama sang Papa.
MR sering memanggil nama sang Papa saat mengigau. Ia juga berkata sering melihat papanya ada di rumah.
Itulah tadi informasi mengenai kronologi bocah SD gantung diri karena dibully yatim. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi ya, Ma. Jangan menganggap remeh anak yang murung karena dibully atau diolok-olok di sekolah.
Baca juga:
- Remaja Fans K-Pop Lebih Berisiko Jadi Korban Cyberbullying
- Ridwan Kamil Bantu Anak SD yang Sering Dibully karena Seragam Lusuh
- Harus Waspada! 5 Jenis Bullying yang Sering Dialami Anak