Remaja NTT Suarakan Perlindungan Anak di PBB, Dapat Penghargaan KPAI
Oslin menyuarakan hak-hak anak mewakili Indonesia di PBB tahun 2019 dan 2020
27 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seorang remaja asal Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi sorotan di media sosial. Pasalnya ia menerima penghargaan Anugerah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk Tokoh Anak Inspiratif yang Peduli Terhadap Perlindungan Anak.
Sosok remaja menginspirasi itu bernama Roslinda. Sejak 2017 ia memang aktif dalam berbagai kegiatan di forum anak, menyuarakan hak-hak anak di desanya, bahkan mewakili anak Indonesia untuk bersuara di forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Bagaimana sosok Roslinda ini bisa menjadi inspirasi bagi remaja Indonesia yang lain? Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.
1. Mendapat penghargaan dari KPAI di umur 16 tahun
Di Instagramnya, KPAI mengumumkan daftar Pemenang Anugerah KPAI 2021. Untuk kategori Tokoh Anak Inspiratif Peduli Terhadap Perlindungan Anak, nama Roslinda atau Oslin terpilih di sana.
KPAI berpesan semoga ini dapat menginspirasi anak Indonesia dan menjadi anak yang sehat, berakhlak, berkarakter serta bahagia.
Menanggapi hal itu, Roslinda pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukungnya. Ia juga mengajak segenap masyarakat terutama remaja untuk ikut serta dalam memperjuangkan hak-hak anak di Indonesia.
"Terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung saya. Penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi saya dan teman-teman saya, untuk terus bersemangat mengampanyekan penghapusan kekerasan pada anak," kata Roslinda yang juga akrab disapa Oslin dalam siaran tertulis dikutip dari IDN Times, Senin (26/7/2021).
Editors' Pick
2. Roslinda aktif dan terlibat dalam forum anak desa
Roslinda adalah anak keempat dari lima bersaudara dari Sumba Timur, NTT. Langkahnya dalam menyuarakan perlindungan anak dimulai saat pertama kali aktif dalam Forum Anak Desa.
Forum tersebut merupakan wadah bagi anak-anak di desa untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah.
Saat itu, Wahana Visi Indonesia (WVI) tengah mendorong pemerintah desa di wilayah dampingan untuk membuat Peraturan Desa tentang Perlindungan Anak.
3. Mendorong anak memiliki akta kelahiran
Selain aktif di forum anak, salah satu hal yang disuarakan oleh Roslinda yakni soal pemberian akta kelahiran bagi anak-anak di desanya. Sebab, Oslin melihat hanya 20 persen anak yang memiliki akta kelahiran.
Salah satu masalahnya adalah akses, karena untuk membuat akta warga harus pergi ke Kota Waingapu. Sementara idak semua orangtua memiliki waktu maupun sumber daya untuk melakukannya. Akibatnya, banyak anak kesulitan ketika akan melanjutkan sekolah ke tingkat SMA.
Kini, seluruh anak di desa tersebut 100 persen telah memiliki akta kelahiran. Oslin dan teman-temannya juga terus menyuarakan pentingnya perlindungan anak dari berbagai bentuk kekerasan seksual dan pernikahan dini.
4. Tahun 2019 dan 2020, Roslinda mewakili Indonesia di PBB
Semangat Oslin ini yang akhirnya membawa namanya hingga terpilih mewakili anak-anak Indonesia di markas PBB di New York pada 9-18 Juli 2019, dalam forum United Nations High Level Political Forum (HLPF).
Tahun lalu, tepatnya pada 8 Oktober 2020, ia kembali terpilih untuk menyampaikan suara anak rentan yang terdampak Covid-19 di Indonesia, kepada para perwakilan negara-negara di PBB (UN Member States) secara virtual.
5. Peran anak untuk perubahan bangsa bisa dimulai dari siapa saja
Dikutip dari IDN Times, Ketua KPAI Susanto mengatakan proses pemilihan para penerima Anugerah KPAI dilakukan berdasarkan usulan pemerintah daerah dan sejumlah lembaga.
Ia menjelaskan penghargaan dari KPAI ini merupakan bentuk apresiasi kepada pihak yang turut berkomitmen dalam upaya perlindungan anak. KPAI menggunakan beberapa indikator dalam penilaiannya, yaitu komitmen, diferensiasi, inovasi dan dampak pada perlindungan anak.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Puspayoga menyampaikan, pemberian Anugerah KPAI semoga menjadi pengingat untuk semuanya, termasuk anak-anak dapat berbuat sesuatu untuk bangsa ini.
"Ini adalah penganugerahan untuk semua yang telah memberi sumbangsih untuk perlindungan anak. Anak-anak adalah masa depan kita, mereka memiliki hak-hak sebagaimana orang dewasa. Pemenuhan hak anak adalah kewajiban kita semua," katanya.
Manajer Advokasi WVI, Junito Drias, menyampaikan peran anak-anak dalam melakukan perubahan ataupun dalam penyusunan kebijakan sangat mutlak.
Sebab, mereka merupakan aktor pembangun lingkungan mereka masing-masing. Meski tindakannya belum besar, tapi itu bisa berpengaruh remaja-remaja lain untuk melakukan hal serupa.
Baca juga:
- Waspada! Kekerasan Anak Secara Online Meningkat saat Pandemi
- KPAI Serukan Percepatan Perlindungan 305 Korban Eksploitasi Seksual
- Protokol Perlindungan Anak Penyandang Disabilitas saat Pandemi