Viral Video Anak Sekolah Salah Jawab Penjumlahan Dasar, Separah Ini?

Kritik keras terhadap sistem pendidikan saat ini karena dinilai kualitas siswa menurun

14 November 2024

Viral Video Anak Sekolah Salah Jawab Penjumlahan Dasar, Separah Ini
Tiktok.com/@itha_weee

Saat ini di media sosial banyak video social experiment yang bertanya ke anak-anak sekolah mengenai pengetahuan dan matematika dasar. Ada salah satu cuplikan video yang diunggah seorang perempuan bertanya ke seorang siswi SMP kelas 9 mengenai penjumlahan dasar.

Namun, di video itu siswi itu tidak bisa menjawab. Dikutip dari akun Tiktok @afniagustiyani, salah satu warnaget berkomentar soal mengembalikan sistem pendidikan zaman dulu karena ada perangkingan dan sistem tinggal kelas.

Berikut Popmama.com rangkum viral video anak sekolah salah jawab penjumlahan dasar, bagaimana sistem pendidikan saat ini?

1. Video di Tiktok social experiment ke anak-anak sekolah

1. Video Tiktok social experiment ke anak-anak sekolah
Tiktok.com/@itha_weee

Salah satu bentuk keresahan banyak orang berusaha membuktikan di media sosial. Salah satunya adalah akun @itha_weee yang membuat video jenis ini dan menanyai seorang anak sekolah, ia tidak bisa menjawab pertanyaan dasar yang dilontarkan yakni 6+10.

Konten pertama berhasil meraih views 10 juta lebih. Selanjutnya akun TikTok @itha_weee menunjukkan lanjutan dari video yang diambil cuplikan dari anak yang sama. Dalam video itu menunjukkan klasifikasi dari siswi yang sebelumnya tidak bisa menjawab penjumlahan dasar 6 + 10.

Siswi itu menyebut kalau saat pertama kali ditanya ia merasa gugup. Sehingga tidak bisa menjawab 6+10 yang jawabannya 16 tetapi malah ia malah menyebut 60.

Editors' Pick

2. Banyak video serupa di Tiktok, tidak hanya matematika saja

2. Banyak video serupa Tiktok, tidak ha matematika saja
Pexels/Rebecca Zaal

Sebelumnya ada video yang beredar soal sekelompok siswa dan siswi yang menjawab mengenai kota-kota di Eropa. Saat ditanya, salah satu siswa malah menjawab Garut ada di Eropa.

Video itupun viral yang menyulut diskusi mengenai pengetahuan anak-anak sekolah yang dinilai menurun. Di Youtube-nya Ferry Irwandi berjudul "Penyebab Kegagalan Adopsi Sistem Pendidikan Finlandia di Indonesia" juga menyinggung mengenai hal ini.

3. Perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) dan Kurikulum 2013 (K-13)

3. Perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) Kurikulum 2013 (K-13)
Dok. Kemendikbudristek

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pengertian KMB adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Para pelajar dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya.

Kurikulum atau program Merdeka Belajar ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai bentuk dari tindak evaluasi perbaikan K-13.

Sebelumnya, kurikulum ini juga disebut sebagai Kurikulum Prototipe yang merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk mencetak generasi penerus yang lebih kompeten dalam berbagai bidang. Kurikulum Prototipe adalah bentuk sederhana dari Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran berbasis pada proyek tertentu (Project Based Learning).

4. Perbedaan pendekatan dan fokus antara KMB dan Kurikulum 2013

4. Perbedaan pendekatan fokus antara KMB Kurikulum 2013
Pexels/Pixabay

Perbedaan dari KMB dan K-13 mulai dari pendekatan pembelajaran yang berbeda menekankan pembelajaran berbasis proyek, kemandirian, dan keberagaman. Sedangkan K-13 menonjolkan pendekatan tematik dengan fokus pada pembentukan karakter dan moral peserta didik, dan struktur kurikulum yang lebih terstandar.

Implementasi dan efektivitas kedua kurikulum ini dapat terus berubah dan berkembang seiring waktu. Berikut adalah poin-poin perbedaannya:

Pendekatan Pembelajaran

  • Kurikulum Merdeka Belajar: Fokus pada pembelajaran yang berbasis proyek (project-based learning) dan kegiatan yang melibatkan eksplorasi mendalam. Siswa lebih diberi kebebasan dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka.
  • Kurikulum 2013: Menerapkan pendekatan tematik dan berbasis kompetensi, dengan integrasi antar-mata pelajaran.

Peran Guru dan Siswa

  • Kurikulum Merdeka Belajar: Guru berperan sebagai fasilitator yang mendampingi dan membimbing siswa dalam belajar, sementara siswa memiliki peran lebih aktif dan mandiri dalam proses belajar.
  • Kurikulum 2013: Guru memiliki peran besar dalam mengarahkan proses pembelajaran sesuai rencana dan silabus yang ditetapkan, sementara siswa cenderung mengikuti instruksi.

Evaluasi dan Penilaian

  • Kurikulum Merdeka Belajar: Penilaian lebih fleksibel dan menekankan pada asesmen formatif yang mendukung perkembangan siswa. Evaluasi berfokus pada kompetensi yang relevan dengan keterampilan hidup.
  • Kurikulum 2013: Penilaian cenderung terstruktur dengan penekanan pada penilaian kognitif yang dinilai dari ujian dan nilai akhir.

Materi dan Kompetensi Dasar

  • Kurikulum Merdeka Belajar: Materi lebih fleksibel dan disesuaikan dengan konteks lokal serta kebutuhan individu siswa. Kompetensi dasar lebih disederhanakan agar lebih mendalam.
  • Kurikulum 2013: Kompetensi dasar mencakup berbagai mata pelajaran dengan silabus yang tetap dan harus diikuti oleh seluruh siswa secara seragam.

Tekanan pada Pengembangan Karakter dan Keterampilan Hidup

  • Kurikulum Merdeka Belajar: Menitikberatkan pengembangan karakter, kreativitas, dan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi.
  • Kurikulum 2013: Meski juga memuat pengembangan karakter, penekanannya lebih pada aspek kognitif dan akademis.

Fleksibilitas Kurikulum

  • Kurikulum Merdeka Belajar: Sekolah memiliki kebebasan lebih besar untuk mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan siswa dan karakteristik daerah.
  • Kurikulum 2013: Kurikulum lebih ketat dan seragam, dengan sedikit ruang bagi sekolah untuk melakukan penyesuaian.

Penggunaan Teknologi dan Digitalisasi

  • Kurikulum Merdeka Belajar: Mendorong integrasi teknologi dalam proses pembelajaran untuk mendukung keterampilan digital siswa.
  • Kurikulum 2013: Tidak secara khusus menekankan penggunaan teknologi, meski penggunaannya dimungkinkan.

Secara keseluruhan, KMB berfokus pada kebebasan, fleksibilitas, dan personalisasi belajar. Sementara K-13 lebih terstruktur dengan penekanan pada standar kompetensi yang seragam.

5. Kritik keras terhadap KMB, dinilai gagal mendidik siswa

5. Kritik keras terhadap KMB, dinilai gagal mendidik siswa
Freepik

Di media sosial sendiri penerapan KMB ini dinilai gagal. Para siswa memang diberi kebebasan tetapi hal itu seolah menjadi bumerang tersendiri. Beberapa kalangan termasuk guru hingga orangtua siswa merasa kurikulum ini tidak mempertimbangkan kesiapan infrastruktur pendidikan di daerah.

Di beberapa wilayah, terutama pedesaan, masih ditemukan sekolah yang kekurangan guru serta sarana prasarana yang memadai. Abdul Mu'ti mengakui bahwa masih terdapat ketimpangan kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang baru di Kabinet Merah Putih Periode 2024-2029, Abdul Mu'ti, kebijakan ini kembali menjadi perhatian. Pada salah satu keterangannya ia menyebut pihaknya akan melakukan kajian ulang terhadap implementasi KMB, mengingat banyaknya masukan dan keluhan yang diterima terkait kebijakan tersebut.

Itulah tadi viral video anak sekolah salah jawab penjumlahan dasar, cerminan sistem pendidikan saat ini? Kita tunggu saja kebijakan pemerintah di pemerintahan baru ini.

Baca juga:

The Latest