Pelecehan seksual pada anak dapat mengakibatkan kerugian fisik, psikologis dan sosial hingga mereka dewasa. Ada berbagai macam bentuk pelecehan seksual yang terjadi pada anak, mulai dari melakukan kontak fisik, masturbasi di hadapan anak di bawah umur, melakukan hubungan intim pada anak, membagikan gambar atau video yang tidak pantas kepada anak dan dapat juga melalui percakapan atau interaksi digital.
Anak-anak di bawah umur masih rentan diintimidasi. Biasanya pelaku akan meyakinkan anak bahwa perbuatan tersebut adalah hal yang normal. Pelaku juga akan memberikan ancaman hingga si Anak memendam perlakuan tersebut karena ketakutan untuk melapor.
Berikut ini Popmama.com akan membagikan informasi tentang apa saja kondisi yang membuat anak mengalami pelecehan seksual. Disimak ya, Ma!
1. Jenis kelamin
Freepik
Anak perempuan lebih sering menjadi korban pelecehan seksual daripada anak laki-laki. Pandangan tentang anak perempuan memiliki kedudukan yang lebih rendah daripada laki-laki masih diyakini oleh sebagian orang.
Hal ini karena budaya patriarki yang ada di masyarakat, hingga menyebabkan anak perempuan seringkali dianggap remeh dan dijadikan objek untuk melakukan kekerasan seksual.
2. Orientasi seksual
Unsplash/Solen Feyissa
Anak-anak yang memiliki orientasi seksual yang berbeda, seperti gay, lesbian dan biseksual akan lebih mudah mengalami pelecehan seksual.
3. Usia
Unsplash/Luke Pennystan
Anak yang sering mengalami pelecehan seksual biasanya menginjak usia 7-12 tahun dan pada usia remaja. Pada usia ini, anak-anak masih sangat mudah percaya dan dipengaruhi oleh ajakan orang dewasa untuk melakukan hal yang tidak pantas tetapi mereka tidak mengetahuinya.
4. Anak yang menyaksikan kekerasan dan pernah mengalami kekerasan
Unsplash/yang miao
Anak-anak yang tumbuh di dalam keluarga penuh kekerasan dan anak yang sebelumnya pernah ditelantarkan atau pernah mengalami kekerasan akan lebih rentan terkena pelecehan seksual.
5. Struktur keluarga yang tidak stabil
Unsplash/Caleb Woods
Anak yang tidak tinggal dengan orangtua kandung atau anak yang tinggal dengan orangtua tunggal bersama pasangan baru akan lebih rentan mengalami pelecehan seksual.
6. Anak di panti asuhan atau penitipan
Unsplash/Tadeusz Lakota
Anak yang berada dalam sistem perawatan sosial atau tumbuh di panti asuhan lebih rentan terkena pelecehan seksual karena kurang memiliki perlindungan dari keluarga inti.
7. Anak yang memiliki keterbatasan fisik dan penyakit kronis
Unsplash/Susie Ho
Anak yang memiliki keterbatasan fisik dan riwayat penyakit dalam jangka panjang akan lebih lemah daripada anak yang sehat karena mereka merasa kesulitan dan tidak punya kekuatan untuk melindungi diri.
8. Orangtua yang memiliki masalah mental dan penyalahgunaan zat
Unsplash/Annie Spratt
Orangtua yang memiliki masalah kesehatan mental dan sering mengonsumsi alkohol atau memakai obat-obatan terlarang seperti narkoba akan sibuk dengan dunianya sendiri.
Hal tersebut menyebabkan mereka tidak dapat mengawasi anaknya secara penuh. Akibat kurangnya perhatian dan pengawasan, ada banyak celah yang membuat anak lebih mudah mengalami pelecehan seksual.
9. Kondisi sosial yang sulit dan kebutuhan pendidikan khusus
Unsplash/Nikhita S
Anak yang memiliki kondisi sosial yang sulit, salah satunya seperti kemiskinan, memiliki dampak terhadap kurangnya pendidikan. Hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman terhadap bahaya yang mereka hadapi serta sulit untuk mengkomunikasikannya.
Itu dia beberapa kondisi yang membuat anak mengalami pelecehan seksual. Sebagai orangtua, Mama harus tahu bagaimana cara menyikapi pelecehan seksual pada anak.
Cobalah mengajak anak berbicara dengan tenang hingga dia mau berkata jujur dan terbuka. Jika anak mama belum ingin bercerita, berikan dia waktu sampai benar-benar siap untuk mengungkapkannya.
Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan pada anak dengan memercayai perkataannya dan meyakinkan bahwa si Anak tidak bersalah. Buatlah anak merasa aman karena ada orangtua yang akan melindunginya.