Dampak Baby Walker saat Anak Menginjak Usia Balita

Baby walker seringkali dijadikan solusi untuk melatih anak berjalan

31 Desember 2024

Dampak Baby Walker saat Anak Menginjak Usia Balita
Unsplash

Baby walker merupakan alat yang diangga dapat membantu anak belajar berjalan dengan lancar. Namun, baby walker ternyata menyimpan dampak buruk yang sangat berbahaya. Berbagai penelitian dan laporan medis menunjukkan bahwa penggunaan baby walker dapat meningkatkan risiko cedera pada anak, mulai dari jatuh, terjepit, hingga dampak negatif terhadap perkembangan motoriknya saat menginjak usia balita.

Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang dampak Baby Walker saat Anak Menginjak Usia Balita. Simak informasinya di bawah ini.

Editors' Pick

1. Baby walker sebenarnya sangat berbahaya!

1. Baby walker sebenar sangat berbahaya
X.com/Grok

Dalam akun Instagram pribadinya @dr.lucky.sp.a Dokter Spesialis Anak Dr. Lucky Yogasatria Natakusuma, Sp.A mengatakan bahwa banyak orangtua yang masih menggunakan baby walker karena menganggap bahwa alat tersebut dapat membantu anak untuk belajar jalan dengan cepat.

Selain itu, baby walker juga masih banyak digunakan karena dianggap dapat membantu meringankan pekerjaan orangtua khususnya para Mama agar bisa meninggalkan anaknya dengan amat, sambil mengerjakan pekerjaan rumah yang lain. Namun ternyata malah sebaliknya, banyak sekali kasus kecelakaan yang terjadi seperti anak terjatuh dari tangga, terjepit, atau anak yang bisa meraih benda-benda tertentu karena dipakaikan baby walker.

Baby walker justru sangat tidak cocok digunakan untuk anak belajar jalan karena anak tidak dapat melihat kakinya saat sedang berjalan. Sehingga, mereka tidak dapat belajar untuk menyeimbangkan tubuhnya saat sedang belajar berjalan, dan membuat perkembangan motoriknya terganggu.

2. Dampak baby walker saat anak balita

2. Dampak baby walker saat anak balita
spineclinic.id

Penggunaan baby walker pada bayi sering kali dimaksudkan untuk mempercepat proses belajar berjalan atau memberikan hiburan. Namun, alat ini dapat memberikan dampak jangka panjang yang terlihat ketika anak memasuki usia balita. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat terjadi:

Keterlambatan Perkembangan Motorik

Baby walker memberikan dukungan pada bayi sehingga mereka tidak perlu menggunakan otot tubuh bagian bawah secara optimal. Akibatnya, otot-otot yang diperlukan untuk berjalan, seperti otot paha, betis, dan panggul, tidak berkembang dengan baik.

Ketika anak mencapai usia balita, mereka mungkin menunjukkan tanda-tanda keterlambatan motorik, seperti berjalan yang kurang stabil atau kesulitan dalam aktivitas fisik yang melibatkan koordinasi, seperti melompat atau berlari.

Postur Tubuh yang Buruk

Karena posisi tubuh yang tidak alami saat menggunakan baby walker, beberapa anak dapat mengalami gangguan postur tubuh. Saat usia balita, ini mungkin terlihat sebagai punggung yang melengkung atau posisi kaki yang tidak sejajar, anak juga dapat berjalan dengan jinjit karena terbiasa mendorong baby walker menggunakan ujung jari kakinya.

Tidak Mandiri

Baby walker dianggap dapat membuat anak menjadi mandiri karena ia dibiarkan bergerak bebas sesuai keinginannya. Namun, alat ini justru membatasi kemampuannya untuk belajar menyeimbangkan tubuh secara alami. K

etika mencapai usia balita, anak mungkin menunjukkan ketergantungan pada dukungan eksternal, seperti sering memegang benda untuk menjaga keseimbangan saat berjalan. Hal ini dapat memperlambat kemampuan mereka untuk mandiri dalam bergerak.

Masalah Koordinasi Mata dan Kaki

Baby walker memungkinkan anak bergerak lebih cepat daripada kemampuan yang harusnya mereka pelajari dengan alami. Hal ini dapat mengganggu perkembangan alami koordinasi mata dan kaki. Ketika menjadi balita, mereka mungkin kesulitan dalam aktivitas yang membutuhkan keterampilan ini, seperti bermain bola, berlari, atau menangkap benda.

Kesulitan Memahami Ruang

Bayi yang sering menggunakan baby walker tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi ruang dengan merangkak atau berjalan secara mandiri. Ini dapat memengaruhi pemahaman mereka tentang lingkungan sekitar. Ketika menjadi balita, mereka mungkin kurang terampil dalam navigasi ruang, seperti naik turun tangga, berjalan di permukaan yang tidak rata, atau menjaga jarak dengan benda di sekitar.

Risiko Trauma Fisik

Cedera yang dialami saat menggunakan baby walker, seperti jatuh atau terbentur, dapat memberikan dampak jangka panjang. Pada usia balita, anak mungkin menunjukkan rasa takut berlebihan terhadap aktivitas tertentu, terutama jika mereka pernah mengalami kecelakaan serius saat menggunakan baby walker. Trauma ini dapat memengaruhi rasa percaya diri anak dalam menjelajahi lingkungan.

3. Cara yang tepat untuk mengajarkan anak berjalan

3. Cara tepat mengajarkan anak berjalan
Freepik/prostooleh

Mengajarkan anak berjalan tanpa menggunakan baby walker adalah langkah yang lebih alami dan aman untuk mendukung perkembangan motorik dan fisik mereka. Berikut adalah beberapa cara yang tepat untuk mengajarkan anak berjalan:

Berikan Waktu untuk Merangkak

Sebelum belajar berjalan, bayi perlu menguasai keterampilan merangkak. Merangkak mengembangkan otot-otot tubuh bagian atas dan bawah, meningkatkan koordinasi mata dan tangan, serta membantu perkembangan keseimbangan. Berikan bayi waktu yang cukup untuk merangkak di lantai yang aman dan bebas hambatan, sehingga mereka dapat menguatkan otot kaki dan tubuh mereka.

Biarkan Anak Berdiri dengan Dukungan

Saat bayi mulai menunjukkan minat untuk berdiri, beri mereka dukungan dengan membiarkan mereka berdiri di sekitar furnitur yang stabil, seperti meja atau sofa. Anda dapat membimbing mereka dengan memegang tangan mereka atau membiarkan mereka menempel pada benda yang kokoh. Berdiri dengan dukungan ini membantu bayi mengembangkan kekuatan kaki dan keseimbangan, yang merupakan dasar penting untuk berjalan.

Ajak Anak Berjalan dengan Pegangan

Setelah anak bisa berdiri dengan stabil, Anda bisa mulai membimbing mereka berjalan dengan memegang kedua tangannya. Perlahan-lahan dorong mereka untuk melangkah maju dengan bantuan Anda, sambil memberi mereka kesempatan untuk berlatih keseimbangan dan koordinasi. Jangan terlalu terburu-buru; beri waktu bagi anak untuk merasa nyaman dengan gerakan ini.

Gunakan Mainan Dorong yang Aman

Mainan dorong, seperti kereta dorong kecil atau mainan berbentuk troli yang bisa didorong, adalah alternatif yang baik untuk membantu anak belajar berjalan. Mainan ini memberikan dukungan ekstra saat anak mulai bergerak dan memberi mereka rasa percaya diri saat mencoba melangkah sendiri. Pastikan mainan tersebut stabil dan tidak mudah terbalik agar anak tetap aman.

Berikan Ruang yang Aman dan Bebas Hambatan

Untuk mengajarkan anak berjalan, pastikan Anda memberi mereka ruang yang cukup luas dan aman. Tempatkan mereka di lantai atau area yang empuk, seperti karpet tebal atau matras, untuk menghindari cedera jika mereka jatuh. Jauhkan barang-barang yang berbahaya, seperti meja sudut tajam atau benda yang bisa terjatuh, agar anak bisa bergerak dengan bebas.

Ciptakan Lingkungan yang Menstimulasi

Anak-anak belajar melalui eksplorasi, jadi penting untuk menciptakan lingkungan yang mengundang mereka untuk bergerak. Tempatkan mainan yang mereka sukai di sekitar mereka agar mereka tertarik untuk bergerak untuk mengambil mainan tersebut. Mama juga bisa membuat jalur berhalangan ringan dengan bantal atau benda lunak lainnya, yang bisa mengajarkan anak untuk menghindari hambatan dan meningkatkan koordinasi merek

Itulah informasi tentang dampak baby walker saat anak menginjak usia balita. Mengajarkan anak berjalan adalah perjalanan yang penuh tantangan, namun juga penuh kebahagiaan. Mama dapat memberikan mereka ruang untuk berkembang secara alami, tanpa bergantung pada baby walker yang sangat berbahaya untuk perkembangannya.

Baca juga:

The Latest