Deteksi Gejala Gangguan Mental pada Anak dengan Tes MMPI
Segera bawa anak ke psikolog ketika melakukan perbuatan yang tidak wajar
18 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesehatan mental anak adalah salah satu aspek penting yang sering kali terabaikan. Di tengah perkembangan emosi dan kepribadian yang mereka alami, beberapa anak mungkin menunjukkan gejala gangguan mental tanpa disadari oleh orangtua atau guru.
Yang jadi masalah, adalah ketika ada anak atau salah satu anggota keluarga yang tiba-tiba berperilaku menyimpang, misalnya mengamuk atau berbicara sendiri tidak karuan, seringkali disimpulkan kalau anak tersebut sedang stres, atau lebih parahnya lagi dianggap kesurupan. Sebenarnya, untuk membantu mendeteksi masalah ini, salah satu metode yang dapat digunakan adalah Tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory).
Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang deteksi gejala gangguan mental pada anak dengan tes MMPI. Simak informasinya di bawah ini.
Editors' Pick
1. Apa itu tes MMPI?
MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) merupakan tes psikologi yang dilakukan untuk menilai kepribadian dan psikopatologi, sehingga akan diketahui apakah kesehatan mental individu yang di tes sedang terganggu atau tidak.
Tes MMPI pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli psikologi klinis bernama Starke R. Hathaway dan seorang neuropsikiatri bernama J. Charnley McKinley pada University of Minnesota. Tes ini ternyata sangat menolong para ahli di bidang kesehatan mental untuk mendiagnosis pasiennya. Meskipun tes ini sudah ditemukan sejak 1937 tetapi baru dipublikasikan di tahun 1947, alasannya karena terus dilakukan perubahan-perubahan untuk penyempurnan. Kini, tes MMPI telah dipergunakan oleh lebih dari 40 negara.
Psikolog dari Bipi Consulting Arnita Kusumaningrum mengatakan jika ada seorang anggota keluarga yang menunjukan perilaku yang aneh, sebaiknya segera bawa ke psikolog untuk mendapat diagnosa dan menjalani tes yang tepat.
“Jangan salah penanganan jika ada anggota keluarga Anda yang tiba-tiba menunjukkan perilaku yang aneh. Sebaiknya segera dibawa ke psikolog untuk menjalani tes sehingga didapat diagnosa yang tepat dan segera mendapatkan terapi maupun pengobatan,” ujar Arnita.
2. Jenis tes yang dilakukan untuk anak remaja
Tes MMPI mempunyai 3 tipe tes yang berbeda yaitu Tes MMPI-2 yang merupakan versi tertua dari pemeriksaan, tetapi tes MMPI-2 adalah yang paling umum dipakai karena para psikolog lebih familier dengan tes tipe ini. Tipe ini dipakai untuk orang dewasa dan terdiri dari 567 pertanyaan dengan hasil yang valid. Lalu ada Tes MMPI-2-RF yang merupakan tipe versi baru dan lebih umum digunakan karna lebih sempurna, terdiri dari 338 pertanyaan sehingga lebih menyingkat waktu untuk menjawab pertanyaannya.
Sedangkan yang dilakukan untuk anak-anak remaja adalah Tes MMPI-A. Tes ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik seorang anak. Untuk melakukan tes MMPI hanya sebuah buku yang berisi 567 pertanyaan, pedoman menjawab, lembar jawaban, dan tempat yang nyaman.
Anak hanya harus menjawab “Benar” atau “Salah” untuk setiap pertanyaan. Jawaban-jawaban dari pertanyaan akan dikonversi oleh psikolog ke dalam bentuk laporan dan selanjutnya diukur memakai parameter klinis yang menunjukkan kondisi kesehatan mentalnya, semakin tinggi nilai yang diperoleh maka semakin tinggi indikasi kalau anak yang bersangkutan mengalami gangguan kesehatan mental.
Jika anak punya gangguan mental maka ahli dapat menentukan rencana pengobatan atau apakah diperlukan penanganan khusus. Terdapat sepuluh parameter klinis, dan masing-masing parameter menunjukkan kondisi psikologis yang berbeda-beda: Hipokondriasis, Depresi, Histeria, Deviasi Psikopat, Maskulinitas dan Femininitas, Paranoia, Psychastenia, Skizofrenia, Hipomania, dan Introversi Sosial.