Gangguan Perilaku pada Anak Sangat Dipengaruhi Mental Orangtuanya
Yuk Ma, lebih aware dengan masalah ini demi kesejahteraan Mama dan anak!
18 Maret 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam beberapa tahun terakhir, gangguan perilaku dan perkembangan pada anak-anak mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Pediatric Reports menunjukkan bahwa masalah ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal anak, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan mental orang tua atau pengasuh.
Mengutip dari laman Healthday, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Austin Lent dari Florida Atlantic University menganalisis data dari National Survey of Children's Health dari tahun 2019 hingga 2022. Menunjukkan lonjakan angka gangguan kecemasan, perilaku, hingga autisme pada anak-anak usia 6 hingga 11 tahun.
"Temuan ini menunjukkan bahwa kesehatan mental orangtua memiliki dampak yang sangat besar pada perkembangan mental dan perilaku anak. Anak-anak yang diasuh oleh orang tua dengan kesehatan mental yang buruk memiliki risiko jauh lebih tinggi mengalami gangguan perilaku yang serius," kata Austin Lent, peneliti utama dalam studi ini.
Lalu, apa saja yang menyebabkan peningkatan ini? Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya lebih lanjut.
Editors' Pick
1. Gangguan kecemasan dan perilaku pada anak meningkat
Data menunjukkan bahwa gangguan kecemasan pada anak meningkat dari 9,5 persen pada tahun 2020 menjadi 11 persen pada tahun 2022. Selain itu, gangguan perilaku dan masalah kontrol diri juga naik dari 9,2 persen pada 2019 menjadi 10,3 persen pada 2022. Sementara itu, kasus Autisme meningkat dari 3 persen pada 2019 menjadi 4,25 persen pada 2022.
Menurut Dr. Lea Sacca, salah satu peneliti senior dalam studi ini, faktor lingkungan dan tekanan sosial pasca pandemi berkontribusi besar terhadap lonjakan ini.
"Kita tidak bisa mengabaikan dampak lingkungan sosial dan tekanan emosional yang dialami anak-anak selama beberapa tahun terakhir. Hal ini berperan besar dalam meningkatnya gangguan kecemasan dan perilaku pada anak," jelasnya.
2. Kesehatan mental orangtua yang berperan sangat besar
Studi ini menemukan bahwa anak-anak yang diasuh oleh orangtua dengan kesehatan mental yang buruk memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan perilaku dan perkembangan. Misalnya, pada tahun 2020, orangtua dengan kesehatan mental "buruk" memiliki kemungkinan 3,7 kali lipat lebih tinggi untuk memiliki anak dengan masalah perilaku yang parah.
Hal yang sama juga terjadi pada kasus ADD (Attention Deficit Disorder) dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), di mana anak-anak yang diasuh oleh orang tua dengan kesehatan mental yang buruk memiliki risiko 4,6 kali lipat lebih tinggi mengalami ADD/ADHD dibandingkan anak yang diasuh oleh orang tua dengan kesehatan mental yang "baik".
"Kesehatan mental orangtua adalah faktor yang sering diabaikan dalam upaya menangani masalah perkembangan anak. Padahal, ini adalah kunci utama untuk membantu anak-anak mengatasi gangguan perilaku dan mental mereka," tambah Dr. Lea Sacca.
3. Pendekatan holistik untuk mengatasi masalah ini
Meskipun penelitian ini tidak menemukan hubungan langsung antara kesehatan mental orang tua dengan kasus autisme atau depresi pada anak, para peneliti menekankan pentingnya pendekatan holistik. Artinya, untuk mengatasi gangguan mental dan perkembangan pada anak, kesehatan mental orang tua juga harus diperhatikan.
"Temuan kami memperkuat pentingnya pendekatan yang lebih menyeluruh, yang tidak hanya fokus pada anak, tetapi juga pada kesehatan mental dan emosional pengasuh. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi tumbuh kembang anak," ungkap Dr. Lea Sacca.
Pendekatan Holistik yang Dimaksud
Para ahli merekomendasikan beberapa langkah yang bisa diterapkan, di antaranya:
- Dukungan psikologis: Menyediakan layanan konseling atau terapi untuk orang tua yang mengalami stres atau depresi, agar mereka dapat menghadapi tantangan pengasuhan dengan lebih stabil secara emosional.
- Program parenting support group: Membentuk komunitas orang tua yang saling mendukung dan berbagi pengalaman tentang cara mengatasi masalah perilaku anak.
- Keseimbangan waktu dan beban kerja orangtua: Mendorong perusahaan untuk memberikan fleksibilitas kerja bagi orang tua agar mereka bisa lebih fokus pada pengasuhan anak.
- Pendidikan emosi untuk orangtua dan anak: Mengajarkan orang tua bagaimana mengelola emosi mereka sendiri serta membimbing anak dalam memahami dan mengontrol emosi mereka.
Itulah informasi mengenai gangguan perilaku pada anak dipengaruhi mental orangtuanya. Dengan pendekatan yang lebih menyeluruh, yang melibatkan dukungan untuk kesehatan mental orangtua, diharapkan angka gangguan mental dan perilaku pada anak dapat ditekan di masa mendatang.
Baca juga: