Hal yang Perlu Dipersiapkan jika Anak Ingin Studi Ke Luar Negeri

Melepas anak untuk studi ke luar negeri merupakan hal yang harus sangat dipikirkan dengan matang

17 November 2024

Hal Perlu Dipersiapkan jika Anak Ingin Studi Ke Luar Negeri
Unsplash/Vasily Koloda

Melanjutkan studi ke luar negeri adalah langkah besar yang bisa membuka banyak peluang bagi masa depan anak. Selain memberikan pengalaman akademik dengan kualitas dan sistem pendidikan yang jauh lebih baik, belajar di luar negeri juga memungkinkan anak untuk mengenal budaya baru, memperluas jaringan pertemanan, dan mengasah kemandirian.

Namun, hal tersebut tentunya perlu dipikirkan serta disiapkan dengan sangat matang. Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi seputar hal yang perlu dipersiapkan jika anak ingin studi ke luar negeri.

1. Keterampilan menulis

1. Keterampilan menulis
Pexels/JuliaMCameron

Pendiri Sekolah Cikal Najelaa Shihab mengatakan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan jika anak ingin studi ke luar negeri. Dalam sebuah video yang diunggah pada akun Instagram pribadinya @najelaashihab ia mengatakan, salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh seorang anak sebelum studi ke luar negeri adalah keterampilan menulis.

"Dari anak-anak yang mau melanjutkan studi S1 atau S2 biasanya yang kurang itu adalah kemampuan menulisnya. Dari tulisan-tulisan yang dikumpulkan di awal itu jarang banget yang bisa mengekspresikan diri dengan baik lewat tulisan," katanya dalam video tersebut.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa berkenalan saat sedang saling mengobrol, sangat berbeda dengan mendeskripsikan diri sendiri melalui sebuah tulisan. Ia mengatakan bahwa indikator untuk melihat hal tersebut adalah siswa SMA kelas 10 minimal bisa merangkat 500-1000 kata dalam tulisan.

"Minimal 500-1000 kata mestinya sudah cukup lancar menuangkan pikirannya dalam bahasa Inggris atau apapun yang menjadi prasyarat untuk kampus di luar negeri," sambungnya.

Ia menambahkan bahwa angka tersebut akan bertambah saat ia sudah menginjak kelas 12 menjadi sekitar 4000 kata. Sehingga, anak sudah bisa menyampaikan argumen, mengelaborasi, serta menyampaikan tesis yang mendukung dan tidak mendukung argumen tertentu.

Editors' Pick

2. Kesiapan sosial

2. Kesiapan sosial
Freepik

Najelaa juga mengungkapkan bahwa anak sangat perlu kesiapan sosial jika ingin studi ke luar negeri. Kesiapan sosial yang dimaksud adalah bukan sekedar bisa bergaul dengan orang lain, tetapi apakah anak mempunyai inisiatif untuk membangun jaringan sosial yang aman atau tidak. Menurutnya, banyak anak-anak yang studi ke luar negeri kesulitan memilih lingkaran pertemanan yang benar.

"Coba masuk ke perkumpulan yang berbeda, contohnya ikut Perhimpunan Pelajar Indonesia itu memang penting. Tetapi biar ada keragaman lingkar sosial dan mumpung lagi di luar negeri. Coba ikut Muslim Student Association yang bisa kasih perspektif yang jauh lebih luas tentang aktivitas keislaman dan pandangan aktivitas keislaman yang berbeda di negara lain," katanya.

Ia mengatakan bahwa hal tersebut tentunya harus dipersiapkan dan perlu dilatih. Yaitu dengan membuat jaringan yang bukan hanya berada di lingkungan itu-itu aja, seperti di sekolah. Anak juga harus membiasakan diri untuk terbuka serta vulnerable.

3. Kemampuan hidup mandiri

3. Kemampuan hidup mandiri
Freepik/wavebreakmedia

Melanjutkan studi di luar negeri, berarti si Anak akan berada sangat jauh dari rumah. Oleh karena itu, kemampuannya untuk hidup mandiri juga harus dilatih sejak dini. Ajarkan anak keterampilan hidup seperti memasak, mencuci pakaian, mengatur keuangan, dan menjaga kebersihan diri. Cari tahu dan jelaskan tentang budaya, kebiasaan, dan etika sosial negara tujuan agar anak tidak mengalami culture shock.

Mama dan Papa juga dapat tetap terhubung melalui video call atau chat untuk memberikan dukungan emosional. Serta dapat memastikan anak siap menghadapi tantangan seperti homesickness, tekanan akademik, atau kesulitan adaptasi.

4. Perencanaan biaya yang matang

4. Perencanaan biaya matang
Freepik/jcomp

Biaya hidup di negara lain tentunya akan sangat berbeda. Bahkan kebanyakan memiliki biaya yang lebih mahal jika dibandingkan dengan Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk memiliki catatan rinci yang berisi biaya hidup sehari-hari seperti akomodasi, makan, transportasi, hingga kebutuhan pribadi lainnya.

Mama dan Papa juga dapat mencari peluang beasiswa yang relevan dan dapat meringankan beban finansial. Beberapa universitas dan organisasi internasional menyediakan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi dengan mengikuti persyaratan yang ada.

5. Proses pembuatan visa dan asuransi kesehatan

5. Proses pembuatan visa asuransi kesehatan
Freepik

Proses pembuatan visa sering kali membutuhkan waktu yang cukup lama, jadi pastikan Mama dan Papa mempersiapkan dokumen dari jauh-jauh hari. Ajukan pembuatan atau perpanjangan paspor serta visa pelajar. Pastikan dokumen ini sesuai dengan durasi studi. Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan, misalnya dokumen akademik, surat rekomendasi, sertifikat bahasa, dan dokumen pribadi seperti akta lahir.

Selain itu, kebanyakan negara luar juga mewajibkan pelajar internasional untuk membuat asuransi kesehatan untuk menanggung biaya medis. Keamanan juga menjadi faktor penting saat tinggal di luar negeri. Sebelum memilih, Mama dan Papa sebaiknya mencari informasi tentang kondisi keamanan, tingkat kriminalitas, dan akses layanan kesehatan di negara yang ingin dipilih.

Asuransi kesehatan akan membantu anak jika terjadi situasi darurat, seperti sakit atau kecelakaan. Beberapa universitas juga menyediakan layanan kesehatan di kampus untuk para pelajar internasional. Ini dapat menjadi keuntungan tambahan yang membuat Mama dan Papa merasa lebih tenang dan terlindungi selama masa studi.

Itulah hal yang perlu dipersiapkan jika anak ingin studi ke luar negeri. Ternyata, selain hal akademik ada banyak sekali hal yang harus Mama dan Papa siapkan. Persiapan yang matang akan membantu anak menghadapi tantangan studi di luar negeri dengan lebih percaya diri. Diskusikan setiap langkah bersama anak agar mereka merasa didukung dan siap menjalani pengalaman baru. Jangan lupa, libatkan mereka dalam proses persiapan agar lebih bertanggung jawab dan mandiri.

Baca juga:

The Latest