Miris! 80 Ribu Anak di Bawah 10 Tahun Kecanduan Judi Online

Sebanyak 4 juta warga Indonesia Kecanduan judi online dan 80 ribu diantaranya masih anak-anak

12 September 2024

Miris 80 Ribu Anak Bawah 10 Tahun Kecanduan Judi Online
Freepik

Di era digital yang semakin berkembang pesat, judi online menjadi salah satu masalah yang kian meresahkan. Kemudahan akses melalui smartphone dan internet membuat kegiatan berjudi semakin dekat dengan masyarakat, tanpa mengenal batasan usia dan latar belakangnya.

Mirisnya, di Indonesia saat ini terdapat 80 ribu anak di bawah 10 tahun yang kecanduan judi online.

Hal tersebut disampaikan oleh Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) yang juga mengkampanyekan #StopJudolBarengBareng untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya judi online.

Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi seputar 80 ribu anak di bawah 10 tahun kecanduan judi online. Simak informasinya di bawah ini. 

1. Sebanyak 80 ribu anak di bawah 10 tahun kecanduan judi online

1. Sebanyak 80 ribu anak bawah 10 tahun kecanduan judi online
Freepik

Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Pandu Sjahrir, mengatakan, ada sekitar 4 juta pemain judi online di Indonesia yang 80 ribu di antaranya merupakan anak-anak di bawah usia 10 tahun. Kemudian, 11 persen dari para pemain judi online tersebut berada di rentang usia 10 hingga 20 tahun. Oleh karena itu, Aftech mengajak semua pihak untuk memerangi judi online.

"Ini bukan akhir dari komitmen kita, melainkan awal dari upaya kolektif untuk menciptakan keuangan digital yang bersih dari penipuan," ujar Pandu di Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu (11/9).

Editors' Pick

2. Terdapat 168 juta transaksi judi online senilai Rp 327 triliun

2. Terdapat 168 juta transaksi judi online senilai Rp 327 triliun
Freepik/drobotdean

Pandu menjelaskan, hingga Juli 2024, data digital banking tercatat mencapai 1,8 miliar transaksi, tumbuh sebesar 30,5 persen secara year on year (YoY). Sementara itu, transaksi uang elektronik mencapai 1,3 miliar transaksi dengan pertumbuhan 22,6 persen.

Selain itu, transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mengalami lonjakan signifikan sebesar 207,5 persen dengan jumlah pengguna mencapai 51,4 juta dan lebih dari 33,2 juta merchant telah terdaftar. Namun, di tengah perkembangan positif ini, tantangan serius muncul dari praktik ilegal seperti penipuan judi online.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat adanya 168 juta transaksi judi online dengan nilai total mencapai Rp 327 triliun pada tahun 2023. Angka ini meningkat menjadi Rp 517 triliun sejak 2017, sebuah fenomena yang sangat mengkhawatirkan bagi masa depan ekonomi digital Indonesia.

“Data ini sangat mencemaskan kami, terutama dalam hal menjaga kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi digital kita,” ucap dia

3. Kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

3. Kampanye meningkatkan kesadaran masyarakat
Freepik

Kolaborasi antara Aftech, perusahaan financial technology (fintech) dan pemerintah akan terus diperkuat. Salah satu upaya yang diambil adalah kampanye #StopJudolBarengBareng yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya judi online.

"Judol itu penipuan dan kami tidak akan tinggal diam dalam menghadapi masalah ini," tambah Pandu.

Ke depannya, Aftech juga akan mendorong edukasi dan peningkatan kesadaran mengenai bahaya judi online.

"Kami berharap, melalui kolaborasi ini kita dapat memperkuat ekosistem fintech yang lebih kuat dan bersih dari aktivitas ilegal," ujar dia.

4. Bahaya judi online untuk anak-anak

4. Bahaya judi online anak-anak
Freepik/rawpixel.com

Bahaya judi online untuk anak-anak sangat serius, mengingat mereka masih dalam tahap perkembangan mental dan emosional. Berikut beberapa dampak negatif yang dapat terjadi:

Kecanduan Sejak Usia Dini

Anak-anak yang terpapar judi online berada pada risiko besar untuk mengembangkan kecanduan. Pada usia muda, otak anak-anak masih dalam tahap perkembangan, terutama bagian yang mengontrol impuls dan pengambilan keputusan.

Ketika mereka mulai berjudi, mereka bisa merasakan lonjakan adrenalin dan sensasi kesenangan sesaat, yang membuat mereka ingin terus mencoba. Kecanduan ini bisa berkembang secara bertahap, membuat anak-anak merasa tergantung pada permainan dan sulit melepaskan diri dari siklus tersebut.

Gangguan Perkembangan Psikologis

Terlibat dalam judi online dapat mengganggu perkembangan emosional dan mental anak. Anak-anak yang berjudi seringkali mengalami kecemasan, stres, dan bahkan depresi akibat tekanan untuk menang atau kerugian yang mereka alami.

Meskipun uang yang digunakan mungkin hanya bersifat virtual, kegagalan dalam permainan bisa mempengaruhi harga diri mereka. Pada titik tertentu, anak-anak dapat merasa bahwa keberhasilan dalam judi adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan validasi atau kepuasan.

Pengaruh Buruk terhadap Prestasi Akademik

Judi online juga bisa berdampak buruk pada prestasi akademik anak. Semakin sering mereka terlibat dalam perjudian, semakin sedikit waktu yang mereka alokasikan untuk belajar atau menyelesaikan tugas sekolah.

Kebiasaan ini dapat mengganggu fokus dan konsentrasi mereka, sehingga berpotensi menyebabkan penurunan nilai dan performa di sekolah. Selain itu, kecanduan judi juga membuat anak-anak menjadi malas atau enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sehat.

Meningkatkan Risiko Perilaku Kriminal

Kecanduan judi online juga dapat memicu perilaku kriminal, bahkan di usia muda. Anak-anak yang terobsesi dengan judi seringkali mencari berbagai cara untuk mendapatkan uang guna melanjutkan kebiasaan mereka.

Dalam beberapa kasus, mereka mungkin tergoda untuk mencuri uang dari orang tua, keluarga, atau teman. Tindakan ini tidak hanya merusak kepercayaan dan hubungan sosial mereka, tetapi juga bisa menyeret mereka ke dalam masalah hukum di kemudian hari.

Kesulitan Mengelola Uang

Judi online memperkenalkan anak-anak pada konsep mendapatkan uang secara instan dan mudah, yang sebenarnya tidak realistis. Hal ini dapat merusak pemahaman mereka tentang pentingnya bekerja keras, menabung, dan mengelola keuangan dengan bijak.

Mereka mungkin berpikir bahwa judi adalah cara cepat untuk menjadi kaya, sehingga kehilangan perspektif yang sehat tentang cara mengelola uang secara bertanggung jawab di kehidupan nyata.

Kerusakan Hubungan Sosial

Selain dampak finansial dan akademik, judi online juga dapat merusak hubungan sosial anak-anak. Kecanduan judi membuat mereka lebih tertarik pada dunia maya daripada berinteraksi dengan teman-teman atau anggota keluarga.

Aktivitas sosial yang sehat seperti bermain bersama teman, berpartisipasi dalam olahraga, atau menghabiskan waktu dengan keluarga seringkali terabaikan. Akibatnya, kemampuan mereka untuk bersosialisasi dan membangun hubungan sosial yang sehat bisa terganggu.

5. Apa yang harus orangtua lakukan?

5. Apa harus orangtua lakukan
Freepik

Untuk melindungi anak-anak dari bahaya judi online, peran orang tua sangatlah penting. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

Berikan Pengawasan

Mama dan Papa harus selalu mengawasi aktivitas online anak-anak mereka. Seperti dengan menggunakan fitur parental control pada ponsel, tablet, atau komputer yang digunakan oleh anak dapat membantu membatasi akses ke situs-situs judi.

Edukasi tentang Bahaya Judi Online

Anak-anak perlu diberi pemahaman yang jelas tentang risiko dan konsekuensi berjudi, terutama melalui media online. Mama dan Papa harus menjelaskan bahwa judi bukanlah cara yang sehat untuk menghabiskan waktu atau mendapatkan uang.

Batasi Waktu Layar dan Aktivitas Digital

Mengurangi waktu anak-anak di depan layar dan mengarahkan mereka ke aktivitas yang lebih bermanfaat seperti berolahraga, bermain musik, atau membaca, dapat mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi dan potensi kecanduan judi online.

Bersikap Terbuka dan Komunikatif

Ciptakan hubungan yang terbuka dengan anak, di mana mereka merasa nyaman untuk membicarakan hal-hal yang mereka temui di dunia maya. Dengan pendekatan ini, anak akan lebih cenderung berbagi jika mereka menemukan sesuatu yang meresahkan, seperti paparan judi online.

Menjadi Contoh yang Baik

Mama dan Papa harus menjadi teladan dalam mengelola waktu, uang, dan aktivitas online. Dengan memperlihatkan sikap yang bertanggung jawab, anak-anak akan belajar pentingnya menghindari perilaku berisiko seperti berjudi.

Itulah informasi tentang 80 ribu anak di bawah 10 tahun kecanduan judi online. Perlindungan terhadap anak-anak dari bahaya judi online harus menjadi prioritas semua pihak, termasuk orang tua, pendidik, dan pemerintah. Dengan memahami risikonya dan mengambil langkah-langkah pencegahan, kita dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang dengan cara yang sehat di era digital ini.

Baca juga:

The Latest