Teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) sudah menjadi bagian dari zaman yang sudah berkembang. Dari aplikasi di ponsel hingga permainan video, banyak sekali orang-orang sudah terbiasa berinteraksi dengan AI.
Bagi anak-anak, teknologi ini bisa terasa seru dan menarik. Namun, di balik kecanggihannya, ada beberapa bahaya yang perlu diwaspadai oleh orangtua. Penggunaan AI oleh anak-anak dengan tidak bijak dapat memberikan serangkaian dampak negatif terhadap perkembangan mereka.
Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang 7 tips melindungi anak dari kejahatan AI. Simak informasinya di bawah ini.
1. Batasi waktu penggunaan gadget
Freepik
Jika waktu penggunaan gadget tidak dibatasi, anak dapat kecanduan, sehingga mengabaikan kegiatan lain seperti belajar, olahraga, atau interaksi sosial. Hal ini bisa berdampak buruk pada perkembangan fisik, mental, dan sosial mereka.
Mengatur batas waktu pemakaian gadget sangat penting agar anak tidak terpapar terlalu lama pada konten yang mungkin tidak sesuai. Misalnya, AI di media sosial sering merekomendasikan video atau gambar berdasarkan minat anak, yang bisa membuat mereka menghabiskan waktu berjam-jam di layar.
2. Gunakan fitur parental control
Freepik
Mama juga dapat menggunakan fitur parental control pada gadget yang terdapat di rumah. Fitur ini memungkinkan orang tua memantau dan membatasi konten yang diakses anak di aplikasi atau perangkat tertentu. Misalnya, banyak perangkat dan platform streaming menyediakan pengaturan untuk membatasi konten yang sesuai dengan usia.
Tanpa pengawasan ini, anak bisa terpapar pada konten yang mengandung kekerasan, pornografi, atau perilaku yang tidak sesuai dengan usia mereka, yang bisa mengganggu perkembangan psikologis dan moral anak. Terlebih, jika konten-konten tersebut berbasis AI yang mana anak-anak belum dapat mengendalikannya.
Editors' Pick
3. Ajarkan tentang privasi digital
Freepik
Penting bagi anak-anak untuk memahami bahwa mereka harus menjaga informasi pribadi mereka, seperti alamat, lokasi, dan nama lengkap, agar tidak sembarangan dibagikan di internet. Jelaskan bahwa AI di aplikasi dapat melacak setiap kegiatan mereka dan merekomendasikan konten atau iklan berdasarkan informasi ini.
4. Jelaskan tentang potensi konten-konten palsu
Pexels/cottonbrostudio
Anak-anak perlu tahu bahwa tidak semua yang mereka lihat di internet itu benar. AI dapat memanipulasi gambar atau video agar terlihat nyata, yang dikenal sebagai teknologi bernama deepfake. Jelaskan bahwa beberapa konten bisa saja palsu atau menyesatkan.
5. Batasi interaksi dengan chatbot
bloomberg.com
Beberapa AI dirancang untuk berkomunikasi seperti manusia dan sering digunakan dalam permainan atau aplikasi. Meskipun banyak dari chatbot ini aman, ada risiko anak mengungkapkan informasi pribadi. Jelaskan bahwa mereka harus membatasi interaksi dengan chatbot dan tidak membagikan informasi pribadi.
Jika anak tidak diberikan panduan yang jelas saat berinteraksi dengan chatbot, bisa saja chatbot tersebut akan membuat anak melakukan hal-hal yang negatif tanpa ia sadari.
6. Berikan contoh penggunaan yang baik
Pexels/August de Richelieu
Anak-anak cenderung meniru perilaku orangtua. Jika Mama dapat menunjukkan cara menggunakan teknologi secara bijak, seperti tidak menghabiskan terlalu banyak waktu dengan gadget, anak-anak akan belajar dari perilaku yang Mama tunjukan tersebut.
7. Selalu terbuka untuk berdiskusi
Freepik/our-team
Membangun komunikasi yang terbuka membuat anak merasa aman untuk bertanya jika mereka menemukan sesuatu yang tidak mereka pahami atau sesuatu yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Ini membantu orang tua mengetahui konten seperti apa yang ia temui dan Mama juga dapat memberikan nasihat yang tepat.
AI Tidak Selamanya Berbahaya
AI pun sama seperti teknologi-teknologi lain, di mana ia dirancang untuk membantu dan memudahkan pekerjaan manusia. Oleh karena itu, asalkan penggunaannya tepat AI juga dapat menjadi teknologi yang sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia Nezar Patria pernah mengatakan, AI dapat membantu orangtua untuk memberikan perlindungan atau privasi terhadap anak-anaknya.
"Maraknya penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) juga bisa jadi salah satu cara memfilter dan moderasi konten secara otomatis untuk konten negatif. AI juga bisa membantu orang tua memantau screen time, tentu saja supaya anak tidak terlalu larut dalam penggunaan digital dan mengatasi kecanduannya juga,” katanya saat membuka Seri Diskusi Publik Kecerdasan Buatan (AI) dengan tema AI for Child Online Protection pada Senin (20/11/2023) lalu
Itulah informasi tentang 7 tips melindungi anak dari kejahatan AI. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Mama dapat membantu menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi anak-anak, serta mengurangi risiko yang terkait dengan kejahatan dan dampak negatif dari penggunaan AI yang tidak tepat.