UNICEF: Sebanyak 473 Anak di Dunia Hidup di Zona Konflik

Banyak sekali anak yang putus sekolah karena hidup di zona konflik karena harus mengungsi

31 Desember 2024

UNICEF Sebanyak 473 Anak Dunia Hidup Zona Konflik
aljazeera.com

United Nations Children's Fund atau UNICEF melaporkan sebuah data yang menunjukan bahwa terdapat sebanyak lebih dari 473 anak di dunia harus hidup di daerah atau zona yang sedang terjadi atau terdampak konflik. Hampir 1 dari 5 anak di dunia kini tinggal di wilayah yang dilanda konflik. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari sekitar 10% di era 1990-an menjadi 19% saat ini.

Organisasi yang merupakan bagian dari PBB tersebut juga mencatat rekor 32.990 pelanggaran berat terhadap 22.557 anak sepanjang 2023. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Dewan Keamanan PBB memulai pemantauan. Data UNICEF memperlihatkan bahwa konflik bersenjata bertanggung jawab atas 80 persen dari semua kebutuhan bantuan kemanusiaan global.

"Tahun 2024 merupakan salah satu tahun terburuk dalam sejarah UNICEF, baik dari jumlah anak yang terdampak maupun tingkat dampaknya," ujar Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell dilansir dari situs ReliefWeb. 

Seperti apa informasi selengkapnya? Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya lebih lanjut.

Editors' Pick

1. 40 persen pengungsi di dunia merupakan anak-anak

1. 40 persen pengungsi dunia merupakan anak-anak
euronews.com

Meskipun populasi anak-anak hanya mewakili 30% populasi semua orang di dunia, anak-anak mewakili sebesar 40% pengungsi di daerah yang sedang terdampak konflik. Angka ini bahkan mencapai 49 persen dari jumlah pengungsi internal di berbagai negara.

Data PBB menunjukkan 47,2 juta anak terpaksa mengungsi akibat konflik dan kekerasan hingga akhir 2023. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah sepanjang 2024 seiring meningkatnya intensitas konflik di berbagai negara, seperti Haiti, Lebanon, Myanmar, Palestina, dan Sudan. 

2. Banyak anak yang putus sekolah, kekurangan gizi, dan terpaksa berpindah-pindah

2. Banyak anak putus sekolah, kekurangan gizi, terpaksa berpindah-pindah
X.com/kucinggendut_

Anak-anak yang hidup di zona konflik menghadapi risiko tinggi putus sekolah, kekurangan gizi, dan terpaksa meninggalkan rumah mereka berulang kali. Lebih dari 52 juta anak di negara yang terkena konflik diperkirakan putus sekolah. Di Gaza dan Sudan, mayoritas anak-anak telah kehilangan akses pendidikan selama lebih dari setahun.

Masalah kesehatan juga mengancam anak-anak di zona konflik. Sekitar 40% anak yang tidak divaksinasi atau kurang vaksinasi tinggal di negara-negara yang terdampak konflik. Situasi ini membuat mereka sangat rentan terhadap wabah penyakit seperti campak dan polio. Di Gaza, virus polio kembali terdeteksi pada Juli 2024 lalu setelah 25 tahun tidak ada kasus. Kampanye vaksinasi yang dipimpin PBB berhasil menjangkau 90% anak-anak berkat gencatan senjata sementara.

Konflik berkepanjangan telah memutus akses terhadap kebutuhan dasar. Lebih dari setengah juta orang di lima negara yang dilanda konflik kini hidup dalam kondisi kerawanan pangan ekstrem.

3. Anak-anak di Gaza alami trauma yang sangat berat

3. Anak-anak Gaza alami trauma sangat berat
Instagram.com/eye.on.palestine

Di Ukraina, PBB memverifikasi jumlah korban anak dalam sembilan bulan pertama 2024 telah melampaui total korban sepanjang 2023. Sementara di Gaza, 44 persen dari korban yang terverifikasi PBB merupakan anak-anak. Tahun 2024 juga tercatat sebagai tahun paling mematikan bagi pekerja kemanusiaan. Sebanyak 281 petugas bantuan kemanusiaan tewas dalam menjalankan tugasnya. Angka ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.

Konflik telah meninggalkan trauma mendalam bagi anak-anak. Sebuah studi yang didukung organisasi War Child mengungkapkan 96 persen anak-anak di Gaza merasa kematian mereka sudah dekat. Hampir setengah dari mereka bahkan mengaku ingin mati akibat trauma yang dialami.

"Sekolah mereka dibom, rumah mereka hancur, dan keluarga mereka tercerai-berai. Mereka tidak hanya kehilangan rasa aman dan akses terhadap kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, tapi juga kesempatan bermain, belajar, dan sekadar menjadi anak-anak," ujar Russel dilansir dari The Guardian

Itulah informasi tentang sebanyak 473 anak di dunia hidup di zona konflik. Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh di lingkungan yang aman, mendapatkan pendidikan, dan meraih mimpinya tanpa dihantui oleh bayang-bayang perang. Mari kita bersama-sama meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan nyata untuk memberikan mereka harapan, perlindungan, dan masa depan yang lebih baik.

Baca juga:

The Latest