Sejarah Pangeran Antasari Melakukan Perlawanan terhadap Belanda
Awal mula terjadi perlawanan disebabkan campur tangan Belanda di internal kerajaan Banjar
13 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di sekolah anak-anak pastinya akan belajar tentang peristiwa perlawanan terhadap bangsa Belanda, tepatnya pada materi kelas 5 SD/MI tema 7.
Dulunya, masyarakat yang tinggal di wilayah Nusantara dapat hidup dengan aman dan tenteram di bawah pemerintahan raja-raja pada zaman itu, sebelum kedatangan bangsa Eropa.
Awal mula kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, terciptalah sebuah pertentangan.
Adapun niat jahat bangsa-bangsa Eropa itu mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia, hal inilah yang menjadi cikal bakal terjadinya perlawanan dari rakyat Indonesia.
Terjadinya perlawanan tersebut juga disebabkan oleh orang-orang Barat yang ingin memaksakan hak untuk memonopoli perdagangan dan berusaha mendominasi urusan sistem kerajaan yang ada di Indonesia.
Ada beberapa tokoh yang memimpin perlawanan terhadap Belanda di tiap-tiap daerah yang dijelaskan pada buku tematik halaman 36.
Kali ini, Popmama.com telah rangkum informasi tentang perjuangan salah satu tokoh Pahlawan Nasional Indonesia yaitu Sejarah Pangeran Antasarimelakukan perlawanan terhadap Belanda.
Yuk, disimak penjelasannya, Ma!
1. Profil dari Pangeran Antasari dan asal daerah
Pangeran Antasari merupakan tokoh pemimpin yang melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama rakyat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Beliau lahir di Kayu Tangi, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pada tahun 1797 atau 1809. Terjadinya perlawanan Pangeran Antasari dikenal dengan Perang Banjar yang berlangsung pada tahun 1859 sampai 1905.
Editors' Pick
2. Alasan Pangeran Antasari melakukan perlawanan terhadap Belanda
Alasan perlawanan yang dilakukan oleh Pangeran Antasari adalah adanya campur tangan Belanda dalam persoalan yang berkaitan dengan internal kerajaan Banjar.
Salah satunya adalah turut campur tangan dalam pengangkatan sultan dan ikut serta dalam mengatur sistem pemerintahan kerajaan Banjar.
Adapun campur tangan Belanda ini diawali ketika putra mahkota Abdul Rakhman meninggal secara mendadak pada tahun 1852.
Di sisi lain, Sultan Adam mempunyai tiga orang putra sebagai calon pengganti sultan, yakni Pangeran Hidayatullah, Pangeran Tamjidillah dan Prabu Anom.
Pada tahun 1857, ketika Sultan Adam meninggal dunia, Residen E.F. Graaf von Bentheim Teklenburg sebagai perwakilan Belanda mengangkat Tamjidillah sebagai sultan.
Sementara itu, Pangeran Hidayatullah diangkat sebagai Mangkubumi. Tentu saja, hal tersebut menjadi pemicu konflik di dalam istana.
Pangeran Antasari yang merupakan sepupu Pangeran Hidayatullah tidak terlalu menyukai campur tangan Belanda ini dan kemudian pada tanggal 28 April 1859 melakukan perlawanan.
Pada 14 Maret 1862, beliau dinobatkan sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan memiliki gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin, yang diartikan sebagai pemimpin pemerintahan, panglima perang dan pemuka agama tertinggi.