Depresi pada Remaja: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahannya
Penurunan nilai sekolah bisa menjadi salah satu gejala depresi pada remaja
8 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama pernah melihat anak mama tidak nafsu makan, sering melamun atau suka menyendiri? Hati-hati ya Ma itu bisa jadi salah satu gejala depresi remaja!
Depresi tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, anak-anak atau remaja bisa mengalami hal tersebut ketika ia merasa terlalu stress atau tertekan di kehidupan sehari-harinya.
Orangtua yang tinggal bersama anak memegang peran penting dalam mengawasi kondisi psikologis si Anak, karena terkadang anak tidak menunjukkan gejala depresi atau stress di rumah.
Rumah yang dianggap sebagai tempat paling aman bagi anak juga harus dalam keadaan kondusif agar psikologis anak tidak terguncang apalagi sampai mengalami depresi. Lalu sebenarnya apa saja gejala depresi pada remaja?
Apa penyebabnya?
Berikut Popmama.com telah merangkum 5 hal mengenai depresi remaja yang harus Mama dan Papa ketahui.
1. Pengertian depresi secara umum
Dilansir dari situs World Health Organization (WHO), Selasa (7/3/2023), depresi merupakan kondisi gangguan mental yang ditandai dengan kesedihan terus-menerus serta kurangnya minat atau kesenangan pada aktivitas yang sebelumnya disukai. Gangguan mental ini juga bisa mengganggu waktu tidur dan nafsu makan.
Diperkirakan sekitar 5% orang dewasa mengalami gangguan mental ini, dan tidak menutup kemungkinan bahwa anak remaja bisa mengalami kondisi yang sama.
Terlebih lagi dengan semakin maju teknologi serta persaingan dalam dunia pendidikan, anak remaja akan merasakan beban yang lebih besar dibandingkan dengan anak remaja pada beberapa tahun sebelumnya.
Editors' Pick
2. Penyebab depresi remaja
Depresi bisa disebabkan oleh banyak hal dan pasti berbeda bagi setiap individunya. Bagi remaja yang mengidap depresi, beberapa hal berikut ini bisa menjadi faktor pendorong munculnya depresi:
- Peringkat sekolah yang tidak sesuai harapan,
- Tekanan psikologis dari orangtua atau lingkungan sekitar,
- Kondisi keluarga yang tidak harmonis,
- Perpeloncoan (bullying) baik secara langsung ataupun melalui media sosial,
- Memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan/trauma, dan
- Mempelajari cara berpikir negatif melalui pergaulan antar teman atau dampak dari media sosial.
Remaja yang mendapatkan tekanan secara psikologis atau sedang stress cenderung tidak menceritakannya kepada orang tua karena rasa malu ataupun gengsi. Maka dari itu Mama dan Papa harus menyadari apabila si Anak mengalami perubahan emosional maupun menunjukkan gejala-gejala berikut.
3. Gejala depresi pada remaja
Umumnya gejala depresi remaja lebih sulit untuk dikenali, namun satu hal yang akan sangat terlihat adalah kesedihan tanpa sebab untuk jangka waktu yang lama. Anak cenderung lebih pendiam dari sebelumnya dimana biasanya si Anak akan lebih banyak menyendiri atau mengunci diri di kamar selama berjam-jam.
Selain kesedihan dan berdiam diri, beberapa gejala depresi pada remaja lainnya adalah:
- Tidak memiliki perasaan (apati),
- Mengeluhkan rasa sakit seperti sakit kepala, sakit perut, mual, dan lainnya,
- Sulit untuk konsentrasi,
- Susah membuat keputusan,
- Tidak nafsu makan dalam jangka panjang sehingga menyebabkan penurunan berat badan,
- Menangis tanpa sebab,
- Nilai mata pelajaran tiba-tiba menurun,
- Merasa tidak memiliki harapan,
- Lupa ingatan,
- Memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup, dan
- Menjadi pemberontak.
Jika si Anak mengalami beberapa gejala di atas, ada baiknya Mama melakukan konsultasi dengan psikolog dan mendampingi anak setiap waktu ya.
4. Pengobatan
Pengobatan untuk depresi akan berbeda untuk setiap pengidapnya. Tingkat pengobatan akan ditentukan oleh tipe depresi yang dialami oleh remaja.
Salah satu cara pengobatan yang paling umum adalah psychotherapy atau terapi bicara dengan seorang psikolog. Terapi bicara ini bisa juga diikuti oleh anak yang mulai merasa stress atau mentalnya tidak stabil agar bisa mencegah depresi.
Tapi Ma, jika si Anak sudah mencapai level depresi tinggi seperti melakukan self-harm (menyakiti diri sendiri), sebaiknya dirujuk ke rumah sakit atau menjalankan terapi bicara sekaligus mengonsumsi obat agar pengobatan lebih efektif.
Dilansir dari situs Mayoclinic, Selasa (7/3/2023), The Food and Drug Administration (FDA) sudah mengizinkan dua obat yang dianjurkan untuk pengobatan depresi pada remaja. Dua obat itu adalah fluoxetine dan escitalopram. Kedua obat ini harus dianjurkan oleh psikolog terlebih dahulu sebelum dikonsumsi ya Ma.
5. Pencegahan depresi remaja
Bagi Mama dan Papa mungkin mendidik seorang remaja akan lebih menyulitkan dibandingkan dengan seorang anak kecil atau bayi karena remaja sudah mulai memiliki prinsip mereka pribadi sehingga bisa berbeda pendapat dengan orangtua.
Namun Ma, ada baiknya untuk mengawasi kondisi psikologis si Anak dan perilaku sehari-harinya agar bisa mencegah depresi atau stress pada remaja di rumah.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah depresi pada remaja adalah:
- Jika ingin memberi hukuman atau ganjaran bagi anak, berikan suatu hal atau hukuman yang bisa membuatnya lebih baik dan tidak merasa dihakimi.
- Perbolehkan anak untuk membuat kesalahan. Tidak jarang depresi dipicu karena stress berlebihan karena tekanan dari orangtua atau lingkungan sekitar yang mengatakan bahwa ia tidak boleh melakukan kesalahan dalam kesehariannya.
- Berikan anak waktu untuk bernafas. Jangan terlalu memaksakan anak untuk belajar atau melakukan suatu hal secara terus menerus, karena ini hanya akan memicu stress dan menjerumuskannya kepada depresi
- Jangan memaksa anak untuk melakukan sesuatu atau memilih jalan yang bukan pilihannya.
- Rutin berkomunikasi dengan anak. Menanyakan anak tentang kesehariannya di luar rumah atau bertanya hal yang ingin ia ceritakan akan membuat anak merasa didengar sehingga ia akan terbuka dengan orangtua dan ini bisa mencegah depresi atau stress yang tidak diketahui Mama dan Papa.
Itu dia 5 hal yang harus orangtua ketahui tentang depresi remaja. Jangan pernah menghakimi perasaan anak dan terus pantau perilaku dan perasaan anak setiap harinya ya Ma!
Baca juga:
- 5 Cara Membuat Remaja Putri Memahami Soal Depresi
- Penyebab dan Cara Mengatasi Depresi, Yuk Kenali Sejak Dini!
- Ma, Ini Lho Perbedaan Depresi Postpartum dan Baby Blues