Seram! Predator Seks Mengintai Anak Lewat Game Online
Mungkin Mama mengizinkan anak main game online Fortnite. Sudah cek keamanannya?
13 November 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pasti sudah tahu, telah banyak pro dan kontra mengenai apakah anak boleh main game online. Berbagai kajian membagikan saran dan aturan bermain game online untuk anak-anak.
Namun, memang internet mencairkan ruang dan waktu sehingga sekeras apapun orangtua berusaha menghalangi anaknya bermain game, ia akan terpapar juga pengetahuan soal game ini dari teman-temannya.
Selain menyebabkan kecanduan, game-game online ternyata dipakai para predator seks untuk mencari mangsa.
Dikutip dari CBS, kewaspadaan meningkat karena game yang sering dimainkan anak, Fortnite, ternyata bisa menjadi pintu masuk kekerasan seksual pada anak.
Ini liputannya:
1. Predator mencari korban anak-anak
Game online Fortnite sangat populer di kalangan anak-anak dan remaja. Game ini memadukan unsur strategi dan hiburan sehingga menyenangkan untuk dimainkan.
Di dalam game, pemainnya bisa berinteraksi dengan pemain lain sebagai lawan atau sekutu. Bahkan, untuk menyelesaikan setiap level, pemain harus berstrategi bersama pemain lain. Di dunia, ada sekitar 200 juta orang memainkan game Fortnite sejak dirilis tahun lalu.
Melihat antusiasnya pemain di bawah usia dewasa, predator memanfaatkannya untuk kejahatan. Mereka membuat akun-akun palsu dan ikut bermain bersama gamer asli. Ketika interaksi dimulai, para penjahat membuat profil calon korban kemudian mulai melakukan kejahatan. Anak-anak dan remaja memang sasaran utama kejahatan mereka.
Editors' Pick
2. Predator mulai beredar di AS dan Canada
Predator atau penjahat seksual yang mengarah korban anak-anak beredar di dunia maya. Kejahatan seksual ini terungkap ketika kepolisian di Montreal, Canada melihat ada kejanggalan dalam aktivitas game online Fortnite.
Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan menemukan bahwa game tersebut disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka memanfaatkan aktivitas di dalam games untuk memenuhi kebutuhan kriminal mereka.
Tidak hanya di Canada, kepolisian New Jersey, Amerika Serikat juga menemukan kasus yang sama pada September lalu. Tidak hanya Fortnite, di AS, game Minecraft juga jadi ajang predator mencari mangsa. Polisi New Jersey menangkap 24 orang predator dalam kasus ini.
Dilaporkan oleh Newsweek, kejahatan ini menyebar sangat cepat karena para penjahat mengerti benar kebutuhan para gamer cilik.
3. Predator memanfaatkan transaksi games
Di dalam game, untuk menyelesaikan tugas atau level, seseorang kadang membutuhkan nyawa atau senjata. Kebutuhan ini bisa ditransaksikan secara online.
Caranya, pemain meminta bantuan kepada “teman”. Para predator membuat profil pemain kemudian mencari pemain-pemain muda yang sedang kesulitan menyelesaikan levelnya.
Predator menawarkan kebutuhan si Pemain dengan cara barter dengan foto seksi si Pemain. Foto telanjang atau setengah telanjang yang diminta predator harus diposting di media sosial Instagram.
Dari gambar-gambar yang diposting di Instagram inilah kasus predator ini terungkap.
Orangtua Harus Waspada
Jaksa Penuntut Umum di Pengadilan New York, Gurbir Grewal mengatakan bahwa orangtua harus waspada terhadap tingkah polah anak-anak yang tidak biasa. Beberapa korban kejahatan seksual menunjukkan ciri khas sebagai korban.
“Anak-anak korban selalu terlihat cemas dan menghindar ketika topik ini diulas dalam percakapan sehari-hari atau berita di televisi. Mereka terlihat kecanduan main game namun berubah sikap seperti kehilangan minat atau merasa bersalah. Mereka juga menarik diri dari pergaulan,” kata Grewal.
Grewal mengingatkan orangtua agar selalu mengawasi kegiatan anak-anak mereka terutama di dunia online. Orangtua harus lebih waspada karena mungkin tidak bisa mengenal semua teman si Anak di dunia maya itu.
Cara Aman Main Games Online
Meningkatnya kasus kejahatan lewat game online membuat Mama harus ambil tindakan membuat anak tetap aman.
Ada beberapa cara, tapi ini yang perlu Mama lakukan:
- Ajarkan anak untuk tidak memberikan informasi pribadi secara online, misalnya akun pribadi, alamat rumah, email, atau nomor telepon.
- Membuka komunikasi dengan anak sehingga mereka punya teman diskusi jika dirasa ada hal ganjil terkait aktivitas online.
- Membuat aturan privasi yang paling aman untuk akun anak.
- Mangajari anak untuk tidak memberikan password ke sembarang orang.
- Mencegah anak untuk berteman dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal.
- Ajarkan anak untuk menolak ajakan bertemu dari orang yang tidak dikenal.
- Ingatkan anak bahwa di dunia maya apalagi gamer, banyak yang memakai akun palsu.
- Ajarkan anak mama untuk berdiskusi jika ia menemukan kejanggalan selama melakukan aktivitas online. Jika Mama tidak ada dan ada keanehan, mereka harus log out dari akunnya dan mematikan komputer dan menunggu Mama atau Papa hadir membantunya.
Baca juga: Game online yang aman untuk anak-anak