5 Sikap Orangtua yang Bikin Anak Moody dan Gampang Marah
Sebelum Mama balik marah ke ABG mama yang suka marah, ada baiknya Mama meneliti sikap
5 Februari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjelang remaja, Mama menemui anak mama menjadi gampang marah. Sedikit-sedikit protes dan ngambek sama Mama. ABG mama juga sepertinya sebal sama Mama dan Papa sehingga sering melawan.
Sebenarnya, ini perkembangan psikologis yang wajar terjadi di usia pra-remaja. Yang tidak wajar adalah ketika Mama tidak memahami sikap si Anak dan kemudian malah membuatnya semakin marah.
Tahukah Mama, ada 5 sikap orangtua yang bikin ABG semakin mudah marah, menurut artikel yang ditulis psikoterapis, Sean Grover L.C.S.W di situs Psychology Today.
Cek deh, jangan-jangan Mama melakukannya.
1. Selalu mengkritik
Sesekali melontarkan kritikan baik untuk perkembangan anak. Yang tidak baik adalah jika Mama terlalu sering mengkritik si Anak.
Kebanyakan kritikan membuat anak merasa tidak berguna dan gagal. Hal ini akan menjadikan mereka marah dan ingin melawan Mama. Mereka juga akan menunjukkan sikap tidak berdaya dan menjadi kehilangan semangat.
Jadi, jangan mengkritik dengan kata-kata kasar atau terlalu sering untuk segala hal yang dilakukan anak.
Tempatkan diri Mama di “sepatu” anak. Jangan melakukan atau mengatakan hal-hal yang Mama sendiri tidak sanggup mendengarnya dari orang lain.
Editors' Pick
2. Memberi perintah-perintah
Anak mama sedang belajar mandiri dan berani mengambil keputusan. Ia akan sebal dan marah jika Mama terlalu sering menyuruhnya melakukan ini dan itu serta memaksakan perintah.
Sebaiknya hentikan kata-kata, “Kamu seharusnya begini” atau “Mama mau kamu melakukan ini”.
Perintah-perintah satu arah ini akan membuat anak mama melawan, tidak patuh, atau malah tidak berani mengeluarkan pendapatnya.
3. Selalu membanding-bandingkan
Anak mama pasti benci banget dibanding-bandingkan dengan teman-temannya atau saudaranya.
Menurut Sean Grover, remaja malah merasa diserang harga dirinya ketika orangtua membanding-bandingkannya dengan orang lain.
Buruknya lagi, si Anak justru akan memendam persaingan tidak sehat dengan si Pembanding, melakukan banyak cara agar bisa menang, atau depresi karena merasa tidak berdaya.
4. Rajin mengeluh
Semua orangtua juga tahu, gak gampang mengasuh anak.
Tapi, coba bayangkan bagaimana perasaan si Anak kalau Mama hanya mengeluh kesulitan Mama membesarkannya. Tidak hanya kepada Papa atau Si Anak, tetapi kepada semua orang yang Mama temui. Tentu si Anak akan tersinggung dan merasa tidak berguna.
Bagaimana perasaan Mama jika menjadi beban buat orang lain? Tentu sedih, marah, dan putus asa, kan?
5. Merasa lebih jagoan
Coba cek seberapa sering Mama bilang, “Waktu seumur kamu, Mama...”
Merasa lebih jago daripada anak sendiri, bukan memotivasi mereka, lho.
Mama harus ingat bahwa mereka unik dan punya keunggulan sendiri. Mereka tidak mau dipaksa menjadi seperti Mama. Mereka mungkin akan menjadi seperti Mama jika cerita Mama menginspirasi mereka, bukan malah memaksa atau merendahkan mereka.
Nah, sekarang coba Mama perhatikan diri sendiri. Kita semua selalu berusaha menjadi lebih baik dan mari mulai dengan langkah kecil ini.
Baca juga:
- Pola Asuh Orangtua Zaman Dulu yang Masih Cocok Diterapkan Sekarang
- Cek Bedanya Pola Asuh Zadul dan Masa Milenial
- Pola Asuh Kahiyang Ayu yang Membentuk Kepribadian Anaknya
- Bisa Ditiru! Cara Titi Kamal dan Christian Sugiono Mengasuh Anak
- Tips Mengasuh Anak Berbakat Ala Nola B3