Ini 11 Tanda yang Dimiliki Anak Jenius
Semua orangtua ingin punya anak jenius. Lalu, apakah anak mama memberikan tanda-tandanya?
1 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendefinisikan anak jenius atau berbakat (gifted children) dengan patokan tingkat kecerdasan (IQ) mencapai angka 140 ke atas.
Anak jenius biasanya sudah menunjukan keunggulannya sejak mereka bayi. Mereka memiliki ciri-ciri khas yang jika tidak disadari, justru seringkali dianggap sebagai pembangkangan, nakal, dan hal negatif lainnya.
Waduh, bahaya dong ya?
Maka dari itu, Popmama.com sajikan ciri anak jenius yang mesti Mama pahami. Siapa tahu, si Anak bukan bandel melainkan cerdas luar biasa.
Ciri 1: Mereka bisa menyelesaikan setiap masalah
Dr. Wendy Hirsch Weiner, pendiri dan Kepala Sekolah Conservatory Prep Schools, sekolah khusus anak jenius di Florida, mengatakan bahwa salah satu ciri anak jenius adalah mereka bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Kepada situs The List, Wendy mengatakan bahwa sebagian anak jenius bisa memecahkan masalah meski informasi yang mereka terima sangat minim.
“Mereka sangat pandai menganalisa masalah, mengumpulkan konsep dan ide, kemudian menghubungkannya satu sama lain untuk mendapatkan solusi,” kata Wendy.
Masalahnya adalah, anak jenius seringkali juga salah persepsi. Misalnya, kata Wendy, “Mereka mengambil kesimpulan bahwa menjadi pengedar obat terlarang akan membuat mereka kaya. Itu setelah mereka mendengar bahwa harga obat terlarang mahal dan banyak orang kecanduan.”
Jadi, Wendy bilang, segera setelah mengetahui anak mama cerdas, Mama harus mengarahkannya ke jalan yang positif.
Ciri 2: Mereka sangat sensitif
Ciri anak jenius satu ini sering disalahartikan orangtua yang tidak menyadari kondisi anaknya. Anak jenius seringkali tidak suka keramaian, mereka akan sebal mendengar suara berisik atau berada di tengah banyak orang. Mereka akan menarik diri, lebih suka sendirian dan terlihat malu-malu.
Kebanyakan orangtua kemudian membawa anak mereka ke psikolog untuk mendapatkan terapi sosial. Padahal, anak jenius menjadi sensitif karena saraf sensori mereka yang tidak mampu menampung stimulasi yang bersamaan.
“Mereka juga seringkali justru dianggap lamban. Anak jenius cenderung tidak bisa menjawab langsung pertanyaan untuk mereka. Mereka membutuhkan waktu untuk menjawabnya karena mereka selalu ingin punya jawaban sempurna,” jelas Wendy.
Ciri 3: Mereka sulit punya teman
Anak jenius jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding anak rata-rata normal. Hal ini membuat anak jenius sulit memiliki teman. Istilah gaulnya, mereka tidak nyambung dengan teman-teman seusianya.
“Mereka punya pemikiran yang berbeda. Jika bercanda, mereka akan mengeluarkan candaan cerdas yang tidak semua orang paham. Ini sebabnya anak jenius sulit punya teman, meskipun mereka secara naluriah ingin punya teman,” kata Wendy.
Jika anak jenius membuka percakapan, anak cerdas rata-rata mungkin merasa terintimidasi sehingga mereke cenderung menjauhinya.
Ciri 4: Mereka tidak pandai berbasa-basi
Anak jenius sulit mengobrol yang ringan-ringan.
Karena tingkat kecerdasannya, mereka bisa membahas politik, dinosaurus, tata planet dengan sangat mendalam. Mereka kadang kebingungan ketika harus berbasa-basi, sehingga orang lain akan menganggapnya aneh.
Editors' Pick
Ciri 5: Mereka gampang bosan
Karena otaknya yang encer, mereka lebih cepat memahami pelajaran sekolah dibanding anak lain. Itu sebabnya mereka sering merasa bosan.
Sebenarnya, mereka bosan menunggu anak-anak yang lain mencapai pemahaman setara dirinya.
Mereka juga sebal mengulang-ulang hal yang sama. Otak mereka menuntut sesuatu hal baru terus menerus sehingga tidak mudah bosan.
Ciri 6: Mereka sangat kreatif
Mereka bukan hanya bisa menciptakan karya seni, tetapi sangat kreatif mencari solusi dari berbagai masalah.
“Jika anak biasa menganggap satu solusi sebagai hal baik, maka anak jenius akan menemukan banyak solusi untuk satu masalah. Ia akan memakai satu per satu solusi itu untuk menemukan cara terbaik menyelesaikan masalahnya,” kata Wendy.
Ciri 7: Mereka justru tidak peduli nilai
Ini ciri anak jenius yang sering disalahartikan orangtua. Anak jenius justru tidak peduli nilai. Mereka tidak mengejar prestasi setinggi-tingginya. Mereka tidak peduli apakah akan menjadi juara kelas atau tidak. Buat mereka, proses lebih penting daripada hasil akhir.
“Ini yang bikin mereka dianggap anak bermasalah di kelas. Guru-guru seringkali tahu bahwa anak ini bisa mendapat nilai tinggi, tetapi mereka tidak melakukannya. Alasan yang paling sering diungkapkan adalah, karena mereka tidak merasa perlu menjadi juara dan bosan mengejar prestasi sesaat,” kata Wendy.
Ciri 8: Mereka akan terobsesi dengan hal yang mereka sukai
Anak jenius bisa sangat fokus menggali hal-hal yang menarik perhatian mereka. Mereka akan punya banyak pertanyaan yang mungkin tidak terpikir oleh anak lain.
Wendy cerita, salah satu muridnya yang jenius sangat tertarik dengan sejarah seni. Lalu ia menggali informasi dan melakukan riset sendiri tentang perbedaan karya seni Vincent van Gogh sebelum dan setelah ia memotong telinganya.
“Jika sudah terobsesi pada satu hal, anak jenius sulit menghentikan pikirannya,” kata Wendy.
Ciri 9: Mereka sering takut dengan pikirannya sendiri
Saking cerdas dan kreatifnya, mereka seringkali ketakutan karena berpikir terlalu jauh dan dalam.
Anak jenius banyak yang mengalami kecemasan, stres, dan depresi karena mereka berpikir terlalu kreatif. Misalnya, ketika diberi tahu untuk berhati-hati saat menyebrang jalan, anak jenius akan memilih tidak menyebrang setelah berpikir mereka akan berada di dalam bahaya jika mungkin saja sebuah mobil mengebut dari ujung jalan.
“Ini yang harus diwaspadai orangtua. Mereka bisa saja menganggap si Anak lebay atau berlebihan. Sebenarnya, mereka perlu dibantu untuk diluruskan pikirannya,” kata Wendy.
Ciri 10: Mereka sering mengabaikan detil
Anak jenius lebih suka menggali pemahaman abstrak dan mencari makna di balik sebuah peristiwa. Mereka, akan mengabaikan detil-detil kecil yang menurut mereka tidak penting.
Contohnya, anak cerdas rata-rata akan mengetahui nama tokoh di cerita kartun Lion King. Namun anak jenius tidak akan mengingatnya. Mereka akan memahami arti cerita dan menemukan pesan tersembunyi di dalamnya. Ini yang membuat mereka sangat berbeda.
Ciri 11: Mereka sering salah memahami instruksi
Karena tidak peduli sama hal-hal remeh, anak jenius sering tidak memahami instruksi sederhana. Mereka akan tampak kebingungan dan membangkang. Padahal, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan dan merasa instruksi sederhana adalah membuang waktu saja.
“Contohnya, jika guru menyuruh murid untuk mengumpulkan tugas di meja kelas, anak jenius tidak akan melakukannya. Mereka tidak suka mendapat perintah untuk hal yang masuk akal, biasa, dan sudah semestinya. Guru dan orangtua yang tidak menyadari potensi si Anak akan menganggap mereka bandel, bukan jenius,” kata Wendy.
Nah, daripada salah paham sama tingkat kecerdasan anak, bagaimana kalau Mama membawanya ke psikiater untuk dicek lebih lanjut?
Baca juga:
- Laurent Simmons, anak umur 8 tahun yang sudah lulus kuliah saking jeniusnya
- 8 tanda pada balita yang menunjukan mereka berpotensi jadi orang jenius
- Rutinitas yang bisa diajarkan untuk membentuk anak jenius
- Cerita tentang 7 anak jenius yang bisa dijadikan inspirasi mama