Kronologi Siswi SD di Padang Dibakar Teman Sendiri hingga Meninggal
Tak hanya jadi korban bully di sekolah, Aldelia juga mengalami gizi buruk
24 Mei 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nasib malang menimpang seorang anak SD, Aldelia Rahma (11). Murid kelas 4 SD Negeri 10 Durian Jantung, Padang Pariaman itu meninggal dunia setelah dibakar temannya sendiri.
Mirisnya, Aldelia sampai mengalami luka bakar 80 persen hingga meninggal dunia. Rupanya, korban memang kerap dibully atau mengalami perundungan dari temannya.
Tak sampai disitu, terkuak fakta lainnya bahwa Aldelia mengalami gizi buruk. Berikut Popmama.com siap membahas ulasan mengenai siswi SD di padang dibakar teman sendiri hingga meninggal dunia.
1. Korban disiram bensin oleh salah seorang murid laki-laki
Peristiwa Aldelia terbakar berawal saat gurunya meminta para siswa untuk gotong royong membersihkan kelas. Di bagian luar kelas, guru menghidupkan api untuk membakar sampah yang dikumpulkan para siswa.
Di sana, siswa berkumpul untuk melemparkan sampah yang mereka kumpulkan. Sampai akhirnya satu murid laki-laki sengaja menyiramkan pertalite alias bensin ke badan Aldelia hingga membuat pakaiannya terbakar.
Sontak, murid-murid yang berada di sana langsung panik. Tubuh Aldelia yang terbakar api berlarian ke kamar mandi berusaha menyelamatkan diri.
Editors' Pick
2. Sempat tak terdaftar BPJS dan dirawat selama 35 hari
Sayangnya, pintu kamar mandi sedang terkunci. Dengan kondisi api masih membakar tubuhnya, Aldelia berlarian ke ruang kelas. Beruntung, guru olahraga yang melihatnya segera memadamkan api.
Namun sayang, api sudah menghanguskan sebagian tubuh Aldelia. Pihak sekolah langsung membawanya ke puskesmas terdekat, sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD Lubuk Baesung.
Dona selaku kakak sepupu Aldelia mengatakan, RSUD Lubuk Basung tidak bisa menjamin keadaan Aldelia. Sehingga, korban harus dibawa ke RSUP M Djamil. Aldelia menjalani perawatan selama 35 hari lamanya.
Saat berada di RSUP M Djamil, anak yang tinggal bersama nenek dan kakaknya itu belum terdaftar BJPS. Sehingga, pihak keluarga harus merogoh kocek sebanyak Rp 2 juta untuk biaya pemindahan dan pengobatan awal.