Mengenal Pendidikan STEAM Lewat Buku Cerita Karya 5 Siswi Berbakat
Karya ini menjadi bentuk penerapan dari pembelajaran STEAM untuk diperkenalkan ke anak Indonesia
12 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sampoerna Academy baru saja meluncurkan buku bertajuk STEAM Adventures yang ditulis oleh lima siswi berbakat. Karya ini juga menjadi bentuk penerapan dari pembelajaran STEAM untuk diperkenalkan lebih luas ke anak-anak di Indonesia.
“Tahun ini, kami mengapresiasi kreativitas siswa dengan meluncurkan buku ‘STEAM Adventures’ karya para siswa berbakat Sampoerna Academy yang merupakan bentuk penerapan dari pembelajaran STEAM,” kata Adelina Holmes selaku Principal of Sampoerna Academy Pakuwon Indah Campus saat acara Media Briefing ‘Sampoerna Academy Literacy Fest 2024’ di Sampoerna Academy BSD, Rabu (11/9/2024).
Untuk informasi selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut terkait mengenal pendidikan STEAM lewat buku cerita karya 5 siswi berbakat.
1. Buku STEAM Adventures ditulis oleh lima siswi berbakat
Buku STEAM Adventures berisi kumpulan cerita karya lima siswi dari Sampoerna Academy. Di mana masing-masing cerita menggambarkan satu komponen inti akronim STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics).
Cerita ditulis para siswi dengan cara yang imajinatif, praktis, dan menyoroti kehidupan sehari-hari. Lima siswi yang terlibat dalam penulisan buku, di antara lain:
- Lafizha Naurah Farraige, Kelas 8B - Sampoerna Academy Sentul
- Elena Jap, Kelas 8 - Sampoerna Academy Medan
- Tiffany Purwandi, Kelas 9A - Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon
- Emma Botha, Kelas 10 - Sampoerna Academy L’Avenue
- Claire Nikolyn Anyana, Kelas 8 - Sampoerna Academy BSD
Editors' Pick
2. Buku ditulis dalam bahasa Inggris
Selama proses pembuatan buku, para siswi turut menerapkan kompetensi 5C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Character).
Hal tersebut mampu membentuk karakteristik para siswi dengan nilai-nilai Integrity, Growth Mindset, Nobility, Innovation, Teamwork, dan Excellence (IGNITE).
Buku STEAM Adventures ditulis dalam bahasa Inggris yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapabilitas dalam literasi multilingual.
Hal itu menjadi penting bagi anak untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari demi mendukung perkembangan bahasanya.
3. Tantangan yang dihadapi para siswi saat menulis buku
Setiap siswi yang berkontribusi dalam penulisan buku memiliki tantangan tersendiri selama proses pembuatan berlangsung. Untuk Claire, kendala yang sempat dialaminya adalah writer’s block alias sulit menuangkan isi pikirannya dalam bentuk tulisan.
“Kendala yang aku alami terkadang idenya banyak, tapi kadang juga aku mengalami writer’s block. Cara mengatasinya, aku nulis sesedikit mungkin, baru dilanjutkan besok,” ungkap Claire.
Berbeda dengan Lafizha, kendala yang dialaminya adalah menyeimbangkan antara waktu menulis dan bersekolah. Sebagai siswi, dirinya mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan seluruh tugas sekolah.
“Kendala yang aku alami itu mengimbangkan antara menulis dan waktu sekolah. Cara aku mengatasinya dengan membuat jadwal. Karena aku menulis di bagian science, aku juga jadi banyak baca dan riset soal science,” kata Lafizha.
Sementara itu, Emma bercerita kalau kebetulan dirinya sedang menjalani tes penting ketika menulis buku STEAM Adventures. Sehingga, ia harus mengatur jadwal sebaik mungkin agar agenda keduanya tetap berjalan dengan baik.
“Tantangan yang aku hadapi juga dalam mengatur waktu. Kebetulan, pas menulis ini aku lagi ada tes internasional. Menulis buku ini membuat aku belajar soal time management dan menyadari betapa pentingnya istirahat untuk menyegarkan pikiran kita,” ujar Emma.
4. Mengenal STEAM untuk metode pembelajaran anak
STEAM adalah pendekatan pendidikan yang menggabungkan lima disiplin ilmu: Sains (Science), Teknologi (Technology), Teknik (Engineering), Seni (Arts), dan Matematika (Mathematics) dalam satu metode pembelajaran terpadu.
Tujuannya adalah untuk mendorong kreativitas, inovasi, dan pemecahan masalah melalui pendekatan yang lebih holistik serta lintas disiplin.
“Dalam metode pembelajaran STEAM, anak-anak diberikan masalah yang harus dipecahkan. Masalahnya pun masalah sungguhan. Ketika saya membantu anak-anak untuk menulis buku, inilah yang diajarkan kepada mereka. Anak-anak pun bisa mempelajari soal kolaborasi dan menerapkan karakter baik, kemudian diimplementasikan saat menulis buku,” ujar Adelina Holmes.
Berikut penjelasan singkat dari masing-masing komponen dalam STEAM:
- Sains (Science): Mempelajari fenomena alam dan prinsip-prinsip dasar alam semesta, serta mendorong eksplorasi, eksperimen, dan pemikiran kritis.
- Teknologi (Technology): Mengajarkan anak tentang penggunaan alat dan sistem teknologi yang mempermudah kehidupan sehari-hari serta menciptakan solusi inovatif.
- Engineering (Rekayasa): Mendorong siswa untuk memecahkan masalah melalui desain, membangun, dan memperbaiki struktur atau sistem.
- Seni (Arts): Mengembangkan kreativitas, imajinasi, dan kemampuan ekspresi visual. Ini memainkan peran penting dalam inovasi serta pendekatan problem-solving yang kreatif.
- Matematika (Mathematics): Mengajarkan cara berpikir logis, analitis, dan menggunakan angka untuk memecahkan masalah, membentuk dasar pemahaman pola serta hubungan.
Pendekatan STEAM tidak hanya fokus pada pengetahuan teknis, tetapi juga mendorong kreativitas dan pemikiran kritis. Sehingga, anak-anak dapat menjadi pemecah masalah yang lebih baik dan lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata.
Nah, itu dia pembahasan mengenai mengenal pendidikan STEAM lewat buku cerita karya 5 siswi berbakat. Apakah Mama termasuk orangtua yang sudah menerapkan pendidikan STEAM dalam keseharian anak?
Baca juga:
- Pendidikan untuk Kembangkan Anak Jadi Calon Pemimpin Masa Depan
- Rayakan Ulang Tahun, Luna Gelar Turnamen Tenis dan Donasi Pendidikan
- 5 Fakta Orangtua Xaviera Putri Clash of Champions, Utamakan Pendidikan