Radang Usus pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Awas! Ketahui tanda-tanda radang usus berikut pada anak
31 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hal yang normal jika sesekali anak mama mengeluh kalau perutnya terasa sakit.
Namun, jika keluhan sakit perut tersebut sering kali dirasakan bahkan semakin parah, disertai tubuh yang lemah dan rasa mual, maka Mama perlu berhati-hati!
Bisa saja ia sedang mengalami radang usus pada anak atau Inflammatory Bowel Disease (IBD).
Apa itu radang usus pada anak?
Apa saja gejala yang dirasakannya?
Dan bagaimana cara mengobatinya?
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta pentingnya.
1. Apa itu penyakit radang usus pada anak?
Dilansir dari laman kidshealth.org, Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau radang usus pada anak merupakan suatu kondisi yang menyebabkan bagian-bagian perut (usus) menjadi merah dan bengkak. Radang usus pada anak mengacu pada peradangan kronis atau jangka panjang atau iritasi lambung, usus kecil atau pun usus besar.
Sama seperti penyakit radang usus orang dewasa, ada dua jenis atau kategori penyakit radang usus pada pada anak, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit crohn.
Keduanya menyebabkan peradangan dan seringkali menimbulkan bisul di saluran usus.
Bisul ini merupkan benjolan berisi air yang pecah di lapisan usus, sehingga dapat menyebabkan rasa sakit atau pendarahan.
Editors' Pick
2. Penyebab radang usus dibagi menjadi dua, yakni akibat kolitis ulseratif dan penyakit crohn
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ada dua penyebab radang usus pada anak.
Penyebab pertama adalah kolitis ulseratif, sedangkan penyebab kedua adalah penyakit crohn.
Apa saja perbedaannya?
Nah, untuk mengetahuinya lebih dalam lagi, berikut penjelasannya:
- Radang usus pada anak yang disebabkan oleh kolitis ulseratif
Kolitis ulseratif dan penyakit crohn tentu saja berbeda, terutama pada bagian usus yang masing-masing terlibat dan juga lapisan dinding usus yang terlibat.
Kolitis ulseratif hanya melibatkan usus besar. Kondisi ini melibatkan bagian dari usus besar saja atau seluruh usus besar tetapi tidak memiliki daerah yang dilewati.
Kolitis ulseratif hanya melibatkan lapisan paling dalam dari usus (lapisan usus) yang dikenal sebagai mukosa. Kondisi ini tidak melibatkan lapisan usus yang lebih dalam.
- Radang usus pada anak yang disebabkan penyakit crohn
Berbeda dengan kolitis ulseratif, penyakit crohn dapat melibatkan area saluran pencernaan dari mulut ke rektum (bagian terakhir dari usus besar) dan anus.
Penyakit crohn tidak hanya melibatkan lapisan usus, tetapi biasanya melibatkan lapisan usus yang lebih dalam.
Lokasi radang usus akibat penyakit crohn yang paling umum terletak pada akhir usus kecil yang dikenal sebagai terminal ileum, usus besar, dan bagian pertama dari usus kecil yang dikenal sebagai duodenum.
3. Gejala radang usus akibat kolitis ulserativa dan penyakit crohn pada anak
Mengetahui ada dua penyebab radang usus pada anak, yakni kolitis ulserativa dan penyakit crohn, maka gejala yang dirasakan pun berbeda,
Apa saja?
Berikut penjelasan lengkapnya:
Gejala radang usus akibat kolitis ulserativa pada anak-anak dan remaja
Gejala kolitis ulserativa yang paling umum pada anak-anak dan remaja adalah sebagai berikut:
- Diare.
- Darah dalam pergerakan usus dan nyeri di perut. Pasien dengan kondisi ini mungkin mengalami nyeri sebelum buang air besar yang membaik setelah buang air besar, dan sering buang air besar hingga 10 kali per hari atau lebih.
- Anak juga mungkin merasa bahwa mereka harus segera buang air besar bila tidak mereka akan merasakan sakit yang parah.
- Memiliki pergerakan usus di malam hari.
- Anemia.
- Penurunan berat badan dan pertumbuhan yang buruk.
Gejala radang usus akibat penyakit crohn pada anak-anak dan remaja
Gejala penyakit crohn mungkin lebih tidak terlihat daripada gejala kolitis ulserativa yang lebih dramatis.
Nyeri perut, diare, dan penurunan berat badan adalah gejala yang paling umum terjadi pada 65-75 persen anak yang mengalami.
Pertumbuhan yang buruk juga merupakan tanda umum dari penyakit crohn pada anak.
Waktu rata-rata antara gejala pertama penyakit crohn dan diagnosis penyakit crohn mungkin hingga satu tahun, karena gejala pertama penyakit crohn yang tidak begitu terlihat jelas.
Gejala lainnya yaitu kelelahan karena anemia, munculnya darah saat buang air besar, meskipun ini lebih jarang daripada penyakit kolitis ulseratif.
Anak juga akan mengalami penyakit di sekitar pantat atau anusnya, kondisi ini mungkin tidak ketahuan pada remaja yang tidak nyaman mendiskusikan gejala pada orangtua atau dokter.
Jika anak mengalami penyakit disekitar pantat atau anusnya, biasanya meliputi lipatan kulit ekstra (skin tag) yang bisa meradang, adanya nanah dari celah kecil di kulit yang dikenal sebagai fistula, dan celah atau retakan pada kulit di sekitar anus yang bisa terasa menyakitkan.
4. Diagnosa radang usus pada anak melalui lab test, radiologi, dan endoskopi
Menurut laman seattlechildrens.org, diagnosis radang usus pada anak selalu dimulai dengan pengecekan riwayat kesehatan yang terperinci.
Untuk mendiagnosis penyakit radang usus, dokter akan menanyakan riwayat penyakit anak secara terperinci terlebih dahulu.
Dokter anak dan anggota tim lainnya akan memeriksanya melalui tes laboatorium, pencitraan tubuh (radiologi) dan endoskopi.
Berikut penjelasan lebih lengkapnya:
Tes laboratorium
Dokter melakukan tes lab untuk mempelajari lebih lanjut tentang tubuh anak. Tes lab untuk pasien radang usus pada anak meliputi:
- Tes darah
Tes darah ditujukan untuk memeriksa apakah anak mama mengalamai anemia ataukah tidak.
Perdarahan internal yang berat di usus, tingginya tingkat sel darah putih dan trombosit bisa menjadi tanda-tanda peradangan pada usus anak.
Kadar protein darah yang terdapat pada tubuh anak dapat memberi tahu dokter jika anak tidak mengonsumsi cukup protein, tidak menyerap cukup protein atau kehilangan terlalu banyak protein karena peradangan.
- Tes pada sampel tinja
Dokter melakukan tes ini untuk mencari darah atau tanda-tanda infeksi. Tes feses tertentu dapat memberitahu dokter jika anak memiliki peradangan aktif.
Jika anak menderita IBD dan dimulai sebelum usia 5 tahun, tim dokter mungkin menyarankan untuk menguji defisiensi imun.
Pencitraan tubuh
Gambar yang menunjukkan bagian dalam perut atau pinggul anak dapat membantu tim dokter mempelajari lebih lanjut tentang kondisi anak.
Biasanya dokter akan mencoba menggunakan metode radiasi rendah atau tidak sama sekali, seperti USG dan MRI (magnetic resonance imaging).
Beberapa anak mungkin memerlukan rangkaian sinar-X GI (PDF) (gastrointestinal) atas dengan pemeriksaan usus kecil atau pemindaian CT (computed tomography).
Endoskopi
Dokter akan memasukkan endoskopi tipis, fleksibel, dan terang melalui mulut atau anus anak.
Tabung ini memiliki kamera yang terhubung ke komputer dan monitor TV.
Dengan menggunakan kamera, dokter dapat mencari pembengkakan, kemerahan, luka, dan pendarahan.
Endoskopi bahkan dapat mengambil sampel kecil (biopsi) usus untuk pengujian. Pengujian ini dapat membantu dokter untuk mendiagnosis IBD pada anak, mencari tahu tipe IBD dan memberi tahu seberapa besar pengaruhnya pada usus.
Anak mungkin akan melakukan beberapa jenis endoskopi, antara lain adalah:
- Endoskopi bagian atas
Dokter menempatkan endoskop melalui mulut anak untuk melihat perut mereka dan bagian pertama dari usus kecil mereka.
- Sigmoidoskopi
Dokter menempatkan endoskop melalui anus anak untuk melihat hanya bagian bawah usus mereka.
- Kolonoskopi
Dokter menempatkan endoskop melalui anus anak untuk melihat seluruh usus mereka.
Sebelum prosedur ini berlangsung, dokter akan memberikan obat bius kepada anak terlebih dahulu.
Dengan begitu, mereka tidak akan merasakan sakit dan tidak akan bergerak.
5. Pengobatan radang usus pada anak melalui obat, nutrisi, dan operasi
Pada umumnya, dokter akan memulai perawatan untuk radang usus pada anak dengan obat-obatan dan dukungan nutrisi.
Obat-obatan ditujukan untuk menenangkan sistem kekebalan tubuh yang terlalu reaktif dan mengurangi peradangan.
Obat yang diketahui mampu mengatasi radang usus pada anak adalah natalizumab. Obat tersebut dapat membatasi pergerakan sel-sel kekebalan yang terlalu aktif.
Natalizumab dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak dengan penyakit crohn. Selain obat, asupan nutrisi pada anak juga harus diperhatikan.
Anak dengan radang usus tidak boleh mengonsumsi semua biji-bijian, susu (kecuali yogurt yang difermentasi 24 jam), makanan olahan, gula, dan pemanis kecuali madu.
Ia hanya boleh mengonsumsi makanan alami yang kaya nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, daging dan kacang-kacangan.
Jika kondisi radang usus pada anak sudah parah, maka jalan satu-satunya untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui operasi.
Pembedahan radang usus akibat penyakit crohn dan akibat kolitis ulserativa sangatlah berbeda.
Untuk penyakit crohn, ahli bedah akan memperbaiki atau menghilangkan bagian usus yang terkena dan mempertahankan sebanyak mungkin usus sehat.
Sedangkan untuk kolitis ulserativa, ahli bedah akan mengangkat seluruh usus besar dan lapisan rektum.
Dalam kebanyakan kasus, dokter akan membuat kantong di dalam tubuh dari ujung usus kecil (ileum) ke anus.
Kemudian mereka akan menghubungkan usus kecil ke lubang luar yang dibuat di kulit perut sehingga kotoran bisa masuk ke kantong tersebuut.
Kantong ini (kantung ileostomi) terpasang di bagian luar. Ketika kantong bagian dalam dapat mengambil alih, maka ahli bedah pun akan menutup ileostomi.
Saluran pencernaan anak biasanya cukup sehat untuk membuat kantong di dalam yang berfungsi mempertahankan ileostomi.
Nah, itulah beberapa fakta penting terkait radang usus pada anak.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Jika Alami Ciri Ciri Usus Buntu Ini, Segera Periksa ke Dokter
- 5 Gejala Usus Buntu pada Anak-Anak, Cermati dengan Baik Ya!
- Makan 14 Mainan Magnet, Anak 6 Tahun Ini Harus Lalui 3 Operasi Usus