Emosi Suka Meledak, Ini 5 Cara Menghadapi Remaja Puber
Walau menjadi tantangan tersendiri, namun Mama perlu bijak saat menghadapi anak remaja
22 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Periode mendampingi anak remaja merupakan hal yang paling menantang bagi orangtua. Pasalnya, fase remaja termasuk masa di mana semua emosi dan kondisi fisik sedang mengalami peralihan, bahkan diartikan sedang naik tingkat.
Tak jarang orangtua merasa khawatir dan kewalahan untuk menghadapi emosi anak remaja yang meledak-ledak. Ketika remaja menujukan emosi tersebut, mereka bisa saja salah sangka dengan orangtuanya dan memicu sebuah konflik.
Tantangan mengasuh anak remaja pun pernah dialami oleh Najelaa Shihab. Ia menceritakan sedikit pengalamannya dalam acara Peluncuran drama podcast “Dunia Rania” yang merupakan hasil kolaborasi dari Keluarga Kita, Wahana Kreator dan Wardah pada Rabu (20/1/2021).
“Bagi saya, seorang ibu dari 3 anak sudah dan sedang melewati masa remaja yang menantang. Anak remaja perlu keteladanan, kehadiran, keterlibatan, percakapan dan perdebatan adalah bagian dari mengasuh remaja. Sebagai orangtua ingin anaknya menjadi yang terbaik tentunya harus menjadi teladan, mentor dan senior untuk menumbuhkan sikap tesebut pada remaja,” ungkap Najelaa Shihab.
Membimbing anak remaja memanglah tidak mudah. Apalagi tak jarang mereka masih memiliki emosi yang belum stabil, sehingga orangtua perlu terus memberikan arahan.
Untuk Mama yang bingung bagaimana menghadapi anak remaja, kali ini Popmama.com telah merangkum tipsnya.
1. Perlu menjalani komunikasi dua arah
Komunikasi orangtua dan anak amat penting. Segala sesuatu perlu dikomunikasikan dengan baik, termasuk hal-hal yang kecil.
Jika tidak dikomunikasikan dengan baik dan benar, maka akan timbul kesalahpahaman antar kedua belah pihak. Terkadang orangtua tidak paham apa yang diinginkan oleh anak-anaknya, begitu juga dengan sebaliknya.
Walau orangtua ingin memberikan yang terbaik, namun tidak ada salahnya untuk tetap berkomunikasi dengan anak. Dengan begitu, Mama bisa mengetahui dan lebih mengenal kemampuan anak-anak.
Jika ada waktu luang, cobalah untuk berdiskusi dengan anak untuk mengetahui keinginan serta isi hatinya. Tanpa disadari, rutinitas ini bisa membuat anak merasa dihargai karena diberikan kesempatan untuk bercerita dan didengarkan. Jika ada masalah pun bisa dibicarakan dengan baik-baik.
Usahakan tetap ada komunikasi dua agar ya, Ma.
Editors' Pick
2. Tetap memberikan ruang privasi untuk anak
Setiap orangtua tentu ingin mengetahui perkembangan anak-anaknya dalam berbagai kesempatan. Hanya saja, sebagian orangtua seolah terlalu ingin mengetahui setiap urusan anaknya. Padahal anak yang sudah beranjak remaja ingin mempunyai ruang privasi sendiri.
Saat sudah masuk ke fase remaja, pastinya ada sesuatu hal yang dijadikan sebuah privasi untuk mereka. Orangtua pun seharusnya bisa menghormati hal tersebut.
Walaupun orangtua merasa khawatir, sebaiknya tetap untuk memberikan ruang privasi untuk anak. Ini tentu akan membuat si Anak merasa dihargai.
Mama bisa memulai menghormati privasi anak dengan mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke kamarnya. Selain itu, tidak membuka handphone milik si Anak secara diam-diam hanya karena ingin mengetahui apa isinya. Jika rasa ingin tahu itu timbul, sebaiknya buka obrolan dengan anak terlebih dahulu dan tidak melanggar ruang privasi yang ada.