Pandemi Masih Berlangsung, 785 Sekolah di Jabar Siap Dibuka
Keputusan ini menimbul pro dan kontra karena pandemi Covid-19 yang masih berlangsung
30 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak pandemi Covid-19 memasuki Indonesia sejak Maret 2020, semua sekolah di Indonesia ditutup. Dengan mengganti pembelajaran menjadi online. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19.
Hampir satu tahun sudah pembelajaran online dilakukan. Tahun 2021 akan menjadi awal pembelajaran tatap muka setelah 9 bulan belajar dari rumah. Pembelajaran tatap muka ini juga tetap harus mematuhi protokol kesehatan.
Tentunya hal ini mengkhawatirkan karena bagaimana pun vaksin belum disuntikan dan pandemi Covid-19 belum berakhir juga.
Sekolah yang ada di Jawa Barat akan dibuka pada awal tahun melalui surat keputusan bersama Mendikbud, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa informasi tentang sekolah yang akan dibuka kembali pada awal tahun 2021.
Editors' Pick
1. 785 sekolah akan buka di Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan membuka 785 sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Walaupun masih masa pandemi Covid-19, sekolah akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Sekolah sudah siap mempersiapkan protokol kesehatan untuk pembelajaran tatap muka pada awal tahun 2021 mendatang. Sekolah tersebut terdiri dari swasta dan negeri untuk SMA dan SMK.
“Persiapan tatap muka sesuai dengan arahan Kemendikbud dan akan membuka 785 dari 830 sekolah. Sekolah tersebut sudah siap menghadapai pempelajaran tatap muka,” ujar Ridwan Kamil di Makodam III/ Siliwangi, Bandung pada Senin (28/12).
Sekolah boleh dibuka jika sudah memenuhi semua persyaratan. Seperti daftar periksa, memenuhi protokol kesehatan dengan ketat, dan menerima izin dari pemda dan komite sekolah. Jadi tidak semua sekolah bisa buka jika belum memenuhi persyaratan.
2. Mayoritas siswa setuju dengan sekolah tatap muka
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan bahwa 78,17 persen dari 62.448 siswa. Siswa tersebut setuju dengan pembelajaran tatap muka yang akan dibuka pada Januari 2021. Hasil ini diperoleh dengan survei daring pada 11-18 Desember.
Sebanyak 56 persen mengaku sudah jenuh dengan pembelajaran online dan membutuhkan belajar dengan tatap muka. Selain itu, pembelajaran online membuat siswa kurang memahami materi yang dijelaskan.
Untuk 10 persen atau 6.241 siswa dari responden tidak setuju dengan pembelajaran tatap muka. Sedangkan 16,13 persen atau 10.078 siswa masih ragu dengan keputusan di tengah pandemi Covid-19.
3. Persiapan berbagai sekolah dalam menghadapi pembelajaran tatap muka
Masih banyak siswa yang menolak dan ragu untuk pembelajaran tatap muka. Hal tersebut dikarenakan pandemi Covid-19 belum berakhir. Serta kekhawatiran tertular Covid-19 lewat orang-orang di sekolah walaupun sudah menerapkan protokol kesehatan.
Ternyata baru 5,25 persen yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka. Sedangkan untuk 94,75 persen masih melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Bahkan ada beberapa sekolah yang belum mempersiapkan pembelajaran tatap muka.
Hal tersebut terbukti dengan hasil survei sebanyak 32,69 persen tidak memiliki bilik disinfektan di sekolahnya.
Untuk itu, pemerintah harus mempersiapkan pembelajaran tatap muka dengan pengecekan suhu, 3M, dan kapasitas siswa dikurangi sebanyak 25 persen. Jika perlu, lengkapi obat-obatan dan tenaga medis untuk persiapan selama pembelajaran tatap muka.
Itulah beberapa informasi tentang pembelajaran tatap muka yang akan dibuka pada awal Januari 2021. Banyak pro dan kontra terhadap keputusan ini. Untuk itu, Mama perlu mempersiapkan jika si Anak sudah melakukan pembelajaran tatap muka. Sebaiknya patuhi protokol kesehatan dan tetap sehat.
Baca juga:
- Kata Psikolog, Begini 5 Dampak Negatif Anak Putus Sekolah
- Persiapan Sekolah Tatap Muka di Jepara, 15 Siswa Positif Covid-19
- Dampak Sekolah Online bagi Anak, Stres Hingga Bunuh Diri