5 Tips untuk Mendorong Anak Menjadi Seorang Healthy Eater
Mengapa anak harus menjadi orang yang bergaya hidup dan makan makanan sehat?
6 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, memberi makan anak adalah salah satu aspek utama dari pengasuhan. Tentu saja, Mama ingin melakukannya dengan benar.
Sayangnya, apa yang seharusnya menjadi tugas yang sederhana dan menyenangkan dapat berubah menjadi pengalaman yang membingungkan. Terutama ketika Mama dibanjiri oleh iklan dari restoran cepat saji atau fast food. Tidak hanya itu, saran dari para ahli gizi juga dapat saling bertentangan.
Yang ada, terjadi orangtua terjebak dalam kebingungan untuk melakukan ini dan itu atau tidak melakukan hal-hal tertentu. Sehingga kesenangan sederhana menyiapkan makanan sehat untuk anak pun menghilang.
Sebaliknya, waktu makan menjadi sumber stres bagi keluarga. Apa yang harus dilakukan orangtua? Bagaimana kita bisa terus meningkatkan pola makan sehat tanpa merusak ikatan keluarga dari makanan?
Jangan khawatir, Ma. Ingat tujuan akhir Mama yaitu membuat anak menjadi pemakan sehat atau healthy eater. Popmama.com mengulas beberapa tips yang dapat Mama lakukan untuk mengurangi kebingungan ini.
Apa itu Healthy Eater
Pertama, mari kita definisikan healthy eater. Mereka adalah orang yang memiliki hubungan positif dan sehat dengan makanan dan cara makan.
Healthy eater mengetahui bahwa makan adalah kegiatan sehari-hari selama seumur hidup karena makanan adalah bahan bakar bagi tubuh. Tetapi itu juga salah satu kesenangan hidup sehingga dia tidak terobsesi dengan hal itu.
Seorang healthy eater menikmati makan dan sadar akan apa yang dia pilih untuk dimakan serta mengapa ia memilih makanan tersebut. Ia memperhatikan seberapa banyak dimakan, mendengarkan rasa lapar dan isyarat tubuhnya, sehingga dia makan dalam jumlah yang tepat untuk kebutuhan tubuhnya sendiri.
Dia makan banyak makanan berbeda dan suka mencoba yang baru serta tahu bagaimana merencanakan makanan, dan berbelanja makanan.
Untuk mendorong anak menjadi seorang healthy eater, Mama dapat melakukan beberapa hal ini.
1. Jangan terlalu fokus pada nutrisi
Perlu diingat bahwa memberi makan anak dengan baik adalah lebih dari sekadar nutrisi spesifik. Jangan terjebak dalam produk ramah anak terbaru. Anak harus mengonsumsi makanan yang sama dengan Mama. Namun Mama juga harus memahami bahwa anak membutuhkan waktu untuk mengembangkan selera mereka.
Ketika Mama menawarkan satu jenis makanan baru kepada anak dan mereka tidak menyukainya, Mama dapat menawarkannya lagi di lain kesempatan. Mencoba menawarkan sampai 11 kali adalah jumlah yang direkomendasikan untuk membuat keputusan valid suka atau tidak suka.
Berbagai makanan sehat menjadi dasar untuk apa yang Mama tawarkan kepada anak. Bantu anak untuk melihat makanan sebagai makanan alami dan bersih, bukan dalam bentuk paket di rak supermarket. Kunjungi pasar atau mulai menanam beberapa tanaman di kebun, beri anak kesempatan untuk melihat keajaiban dari mana makanan berasal. Selain itu, anak juga dapat melihat perbedaan antara makanan olahan atau fast food dengan makanan yang segar.
Editors' Pick
2. Perhatikan cara Mama menyajikan makan kepada anak
Yang sama pentingnya dengan apa yang dikonsumsi adalah bagaimana Mama memberi atau menyajikan makanan kepada anak. Suasana positif di sekitar makanan dan waktu makan akan sangat membantu membimbing anak untuk mengembangkan hubungan positif dengan makanan.
Pemberian makan yang baik termasuk waktu makan bersama keluarga sesering mungkin. Selain itu, ketika Mama sibuk, hindari memberi cemilan dan gadget atau TV agar anak tenang. Hal ini mungkin sulit karena Mama pasti memiliki banyak tugas dan pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun hal ini penting dilakukan sejalan dengan tahap perkembangan anak.
3. Melakukan percakapan menarik ketika makan bersama
Mama mungkin dapat melakukan percakapan yang lebih menyenangkan di meja makan dengan anak yang masih sekolah. Tetapi Mama juga harus tetap tenang ketika anak kehilangan fokus dan hanya bertahan 10 menit saja duduk di meja makan.
Melakukan percakapan dengan anak juga merupakan salah satu cara bonding dengan anak, Ma. Di sini Mama dapat mengetahui apa yang terjadi dengan anak di sekolah, apa yang mereka rasakan, atau masalah apa yang mereka hadapi.
Berikut beberapa topik obrolan bersama anak selama waktu makan brsama: #Dirumah aja: Ini Lho, 10 Topik Obrolan dengan Anak saat Makan Bersama
4. Dengarkan keinginan anak
Memberi makan yang baik juga tentang mempercayai bahwa anak akan makan sebanyak yang mereka butuhkan untuk tubuh mereka. Sebaiknya tidak memaksa anak untuk makan lebih banyak atau menolak mereka makan kedua karena Mama merasa sudah cukup.
Bantu anak untuk belajar mendengarkan isyarat lapar dan kenyang di dalam tubuh mereka. Jadilah teladan yang baik dalam hal ini.
Memupuk hubungan yang baik dengan makanan juga tentang menemukan cara-cara kreatif untuk mendisiplinkan dan menghargai makanan. Hindari untuk memberi hukuman atau penghargaan dengan makanan.
5. Berbagi kegembiraan mengolah masakan
Mendorong anak menjadi seorang healthy eater termasuk berbagi kegembiraan dan kerepotan selama memasak dengan anak. Ajak anak ke dapur sehingga mereka melihat, menyentuh, dan mencium semua bahan masakan. Anak akan mendapatkan keterampilan memasak yang akan berguna bagi mereka kelak.
Jika Mama membiarkan anak untuk mengambil bagian dalam proses menyiapkan makanan, ini akan mendorong mereka untuk mencoba hal-hal baru. Membantu anak untuk seorang healthy eater adalah tentang menawarkan lebih dari sekadar nutrisi dan makanan.
Memberi makan yang baik mengarah pada makan yang baikdan makan yang baik adalah kesenangan yang luar biasa dalam hidup. Memberi makan anak-anak kita adalah tentang makanan, hubungan, komunikasi, dan komunitas. Kurangi stres dan nikmati makan bersama anak. Mama akan memberi mereka hadiah yang berharga.
Selamat makan!
Mama bisa mendapatkan informasi lebih banyak soal makanan bernutrisi untuk anak di sini:
- Simak 6 Panduan ini Sebelum Menyajikan Ikan untuk Anak, Ma
- Bahaya Makanan Olahan bagi Anak dan 3 Tips untuk Mengatasinya