5 Cara Membantu Anak Mengurangi Kelebihan Berat Badan
Kelebihan berat badan mengundang penyakit, yuk bantu anak untuk menguranginya
21 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kunci mengurangi berat badan adalah memilih makanan yang bisa melawan rasa lapar.
Di zaman yang serba cepat dan mudah seperti sekarang ini, sangat mudah bagi anak untuk mengalami kelebihan berat badan. Hampir sebagian besar anak menyukai fast food dan menghindari jenis makanan sehat seperti sayur dan buah.
Ditambah dengan kesibukan orangtua yang mungkin tidak sempat menyediakan makanan dengan nutrisi seimbang, sehingga yang terpenting adalah perut anak terisi penuh.
Jika anak sarapan bagel atau roti, itu tidak lebih bergizi daripada makan semangkuk gula, kata David Ludwig, MD, PhD, profesor pediatri di Harvard Medical School. Itu karena kebanyakan karbohidrat bertepung, seperti roti, nasi putih, dan kentang, larut menjadi glukosa segera setelah ditelan. Memulai hari dengan telur atau sumber protein lain bukan hanya tidak akan membantu anak merasa lebih kenyang, tetapi juga akan membantunya menurunkan berat badan.
Anak yang memiliki kelebihan berat badan lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 dan gagal ginjal pada usia 30 tahun. Namun jangan khawatir, tidak ada kata terlambat untuk menurunkan berat badan.
Popmama.com mengulas beberapa tips untuk membantu anak dalam menurunkan berat badan.
Fokus pada makakan rendah lemak selama beberapa dekade terakhir membuat orang beralih ke makanan dan camilan yang mengandung karbohidrat tinggi. Menurut Dr. Ludwig, ini mungkin menjadi salah satu faktor kunci dalam epidemi obesitas pada anak. Berikut beberapa tips yang dapat membantu anak menurunkan berat badannya ketika ia dikelilingi oleh junk food.
1. Kandungan glikemik adalah kuncinya
Ini adalah ukuran seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat berubah menjadi glukosa. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika seorang anak makan makanan tinggi glikemik, glukosa darahnya melonjak dan kemudian merosot - membuatnya semakin lapar.
Makanan rendah glikemik membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna sehingga gula darah anak tetap stabil, dan ia akan merasa kenyang lebih lama. Secara umum, karbohidrat rendah glikemik memiliki lebih banyak serat.
Salah satunya adalah dengan mengonsumsi sayur dan buah-buahan yang banyak mengandung serat. Namun jagung, kentang, dan buah-buahan tropis tertentu seperti pisang, nanas memiliki indeks glikemik yang tinggi, Ma.
Editors' Pick
2. Masukkan protein dalam sebagian besar makanan dan camilan
Selain membuat kenyang lebih lama, protein merangsang pelepasan hormon yang membantu tubuh melepaskan lemak yang disimpan untuk digunakan sebagai energi. Protein juga enak untuk dikonsumsi, sehingga lebih mudah bagi anak untuk mengonsumsinya.
Protein merupakan salah satu nutrisi yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak. Zat ini juga membantu kontraksi otot, proses penglihatan, serta membentuk struktur tulang, gigi, dan rambut.
Selain itu, protein membantu pertumbuhan, penyembuhan, penggantian jaringan dan sel tubuh yang mati atau rusak. Sehingga kekurangan protein dapat menghambat tumbuh kembang anak. Yuk, masukkan protein dalam makanan anak.
3. Jangan hilangkan lemak baik dari menu
Lemak sehat seperti minyak tak jenuh, selai kacang, dan alpukat memperlambat pencernaan, dan membuat buah, sayuran, dan biji-bijian utuh semakin mengenyangkan. Jadi anak tidak cepat lapar.
Lemak sebenarnya penting untuk kesehatan. Nutrisi ini dibutuhkan untuk membuat membran sel di seluruh tubuh. Jenis lemak yang dikonsumsi oleh anak memengaruhi sistem kekebalan, sistem saraf, dan kesehatannya secara keseluruhan.
4. Hindari makanan yang diproses berlebihan
Makanan “palsu” (seperti nugget ayam, sosis, dan produk olahan lainnya yang tidak memiliki kemiripan dengan bentuk aslinya) bukan merupakan pilihan yang sehat. Makanan yang tidak terlalu banyak diproses dan masih kelihatan bentuk aslinya lebih baik untuk kesehatan.
Makanan juga dapat memengaruhi perilaku. Ketika gula darah anak akan turun segera setelah makan tinggi glikemik. Ia juga dapat mengalami lonjakan hormon sehingga membuatnya rewel, mudah tersinggung, atau tidak bisa fokus di kelas.
5. Fokus perbaikan untuk seluruh keluarga
Anak tidak perlu merasa kehilangan. Tidak ada orangtua yang ingin anak menjalani diet ketat dan sengsara. Tetapi jika seluruh keluarga berfokus pada makan rendah glikemik, anak tidak merasa dikucilkan.
Dengan membantunya fokus pada kualitas makanan yang dia makan daripada kuantitas, dia bisa makan sampai dia merasa puas dan menurunkan berat badan.
Ubah keseimbangan makanan menjadi karbohidrat dengan beban glikemik rendah atau sedang, dan kurangi yang tinggi. Beberapa contoh:
- Rendah: brokoli, wortel, alpukat, apel, beri, kacang-kacangan, bubur gandum, hummus, kacang, selai kacang tanpa pemanis, yogurt polos (tambahkan madu dan buah), susu, keju.
- Sedang: nanas, ubi jalar, pisang, buah kering, saus apel, selai kacang, pasta, sereal berserat tinggi, beras merah.
- Tinggi: jagung, kentang, nasi putih, kentang goreng, keripik, selai, yogurt manis, sebagian besar roti, pancake, wafel, pizza, popcorn, pretzel, taco, oatmeal cepat saji, sereal, yogurt beku.
Tidak susah bukan? Yuk mulai hidup sehat dari sekarang.
Baca juga:
- 4 Tips untuk Mengatasi Emotional Eating pada Anak
- Ternyata Mudah! 5 Resep Es Krim Rumahan yang Bisa Dicoba Bersama Anak
- 6 Hal Sederhana ini Dapat Membangun Kebiasaan Makan Sehat. Penasaran?