Anak Mudah Marah dan Sering Menentang, Waspadai Gangguan Perilaku Ini
Anak yang biasanya baik dan penurut mendadak mudah marah dan suka menentang. Kenapa ya?
12 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah anak Mama mendadak mudah marah, selalu berargumen, menantang, atau suka balas dendam? Padahal biasanya ia selalu berperilaku sebaliknya. Ketika Mama berusaha memperbaiki, perilakunya menjadi semakin menyusahkan.
Bila ini terjadi setidaknya selama 6 bulan, anak Mama mungkin mengalami apa yang disebut dengan Oppositional Defiant Disorder (ODD).
Penyebab umum ODD adalah anak mengalami trauma misalnya di keluarga atau di sekolah. Penting untuk diketahui, ODD tidak disebabkan karena pola asuh orangtua.
Ketahui apa itu ODD, gejala, dan bagaimana cara mengatasinya pada ulasan Popmama.com berikut ini.
1. Apa itu Oppositional Defiant Disorder (ODD)?
Oppositional Defiant Disorder adalah kondisi ketika seorang anak mudah marah, argumentatif, menantang, atau pendendam setidaknya selama enam bulan. Anak akan sering kehilangan kesabaran, mudah kesal dan tampak marah.
Mereka biasanya selalu berdebat dengan orang dewasa, dengan sengaja menentang atau menolak untuk melakukan apa yang diperintahkan, dan menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kelakuan buruk mereka.
"Ketika saya memikirkan anak dengan ODD, saya memikirkan anak-anak yang tidak selalu mematuhi aturan," kata Dr. Jennifer Pritt, Ph.D., seorang psikolog anak dan remaja yang praktiknya berbasis di Mount Kisco, New York .
Ketika mereka menerima reaksi yang berbeda dari orang lain, hal ini memicu keinginan untuk mendapatkan perhatian. Mereka tidak memiliki kendali untuk berhenti dan memikirkan perilaku atau konsekuensi mereka.
Biasanya, sebagian anak yang memiliki ODD juga memiliki ADHD, tetapi ODD sedikit lebih dalam karena reaksi yang mereka dapatkan dari orang lain mendorong perilaku mereka."
Editors' Pick
2. Penyebab umum Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Salah satu hal paling penting untuk diketahui tentang ODD adalah bahwa ini bukan kesalahan orangtua. Ada banyak alasan mengapa seorang anak memiliki ODD. Trauma, seperti perceraian dan kematian adalah penyebab yang paling umum.
Sebagian anak mungkin mengalami ODD akibat dari beban akademis di sekolah. Atau kadang-kadang, tidak ada alasan untuk ODD, anak hanya menyukai reaksi yang mereka terima ketika orang meresponsnya dengan cara tertentu.
Penting untuk diketahui, ODD bukan karena gaya atau tindakan pengasuhan tertentu orangtua ke anak.
3. Mengapa Oppositional Defiant Disorder (ODD) jarang disadari?
Mungkin tidak semua orangtua mau mengakui perilaku anak yang mudah tersinggung, argumentatif, dan menantang sampai mereka menerima diagnosis.
Meskipun ada lebih dari 200.000 kasus yang didiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat, nama diagnosisnya cukup menakutkan dan stigma tidak berubah.
Selain itu, tidak semua orangtua siap untuk mengakui bahwa anak mereka memiliki masalah perilaku yang dapat didiagnosis.
Bagi sebagian orangtua, sangat menakutkan untuk menerima bahwa anak mereka mungkin berbeda dan mereka merasa kehilangan mimpi dan harapan.
4. Bagaimana cara mengatasi Oppositional Defiant Disorder?
Jika Mama menemukan ciri-ciri ODD pada anak, segera konsultasikan dengan psikolog. Dalam satu program yang disarankan, ada 2 sesi yaitu antara terapis dengan anak dan terapis dengan orangtua.
Selama sesi anak, anak menonton kartun, bermain game, dan belajar bagaimana mengenali kapan emosinya mulai meningkat. Kemudian dia belajar berbagai keterampilan berbeda yang bisa dia gunakan untuk mengendalikan emosinya dan dorongan hatinya.
Selama sesi orangtua, terapis menjelaskan alasan perilaku anak, mengapa perilaku itu muncul, dan instruksi tentang cara membantunya belajar dan menggunakan setiap keterampilan.
Hal ini membutuhkan kerja keras dan kerja sama semua orang namun hasilnya memuaskan.
Pendekatan kognitif berbasis penelitian ini melibatkan anak dan orangtua yang bekerja bersama. Beberapa keterampilan yang dapat digunakan secara teratur misalnya mengambil beberapa napas dalam-dalam yang lambat atau menegangkan seluruh tubuh selama beberapa detik dan kemudian santai.
Pritt merekomendasikan agar orangtua memberikan "waktu kemarahan" khusus kepada anak di mana mereka bisa mengeluarkan semuanya. Bergantung pada ruang yang tersedia, biarkan anak berlari, menjerit, atau merobek kertas.
Tetapi sebelum dan sesudah "waktu marah" mereka, mereka harus melatih keterampilan tersebut. Ini membantu mengajar mereka bahwa ada cara untuk mengatur diri mereka sendiri.
Terlepas dari metode mana yang dipilih, baik Dr. Pritt menekankan bahwa ia belum pernah bertemu anak yang ingin menjadi buruk.
Semua anak ingin menjadi baik, meskipun mereka mungkin berperilaku buruk. Ketika Mama mengajari mereka keterampilan yang mereka butuhkan, itu akan membantu mereka sepanjang hidup mereka.
Semoga bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- #dirumahaja: Ini Lho, 10 Topik Obrolan dengan Anak saat Makan Bersama
- Fakta Tantrum pada Anak, Bisa Jadi Tanda Ia Kurang Lelah Beraktivitas
- 6 Tips Mengasuh Anak yang “Bossy” agar Tetap Bisa Bergaul dengan Teman