Wajib Tahu, Ma! 4 Jenis Sakit Kepala pada Anak dan Gejalanya
Kenali jenis sakit kepala pada anak sehingga Mama dapat mengobatinya
17 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sakit kepala mungkin terlihat sepele dan orangtua sering kali mengira ini dialami oleh orang dewasa saja. Anak-anak pun bisa mengalami sakit kepala. Ada beberapa penyebab misalnya stres, makanan, genetik, atau gejala penyakit lain.
Sakit kepala dapat secara luas diklasifikasikan menjadi empat kategori. Dengan mengetahui jenisnya, maka Mama dapat melakukan perawatan yang tepat.
Simak ulasan Popmama.com berikut ini tentang 4 jenis sakit kepala beserta gejalanya.
1. Migrain
Migrain disebabkan oleh pemicu seperti stres, kurang tidur, atau bahkan makanan tertentu. Jenis migrain yang paling umum yang terjadi pada anak-anak adalah vertigo paroksismal dan muntah siklik.
Gejala vertigo paroksimal adalah ada sensasi berputar secara tiba-tiba dan hilang dalam beberapa menit. Jenis migrain yang terakhir disertai dengan muntah. Dalam beberapa kasus, muntah bahkan mungkin tidak disertai dengan sakit kepala.
Gejalanya:
- Sakit kepala berdenyut di satu atau kedua sisi kepala,
- sakit kepala akan memburuk seiring dengan bertambahnya aktivitas,
- mual,
- muntah,
- sensitivitas terhadap cahaya dan suara,
- pusing,
- sakit perut.
Editors' Pick
2. Sakit kepala karena pikiran tegang atau stres
Jenis sakit kepala ini adalah salah satu yang paling umum pada anak. Biasanya disebabkan oleh semacam pergolakan emosional atau tekanan fisik. Mengidentifikasi penyebab stres baik itu studi atau apa pun akan membantu anak mengatasi sakit kepalanya ini. Diskusikan dengan anak mengapa ia menjadi stres atau tertekan. Kemudian, bersama-sama mencari langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Gejala sakit kepala karena tegang atau stres adalah:
- Otot di kepala dan leher menegang,
- sakit kepala ringan sampai sedang pada satu atau kedua sisi kepala,
- rasa sakit tidak memburuk seiring dengan bertambahnya aktivitas fisik,
- jenis sakit kepala ini tidak disertai mual atau muntah.
3. Sakit kepala cluster
Sakit kepala cluster biasanya terjadi pada anak yang berusia di atas 10 tahun. Jenis sakit kepala ini dimulai sebagai serangkaian sakit kepala yang biasanya terjadi di belakang mata dan dapat berlangsung selama lebih dari seminggu hingga sebulan.
Gejala yang dialami anak:
- Sakit kepala cluster terjadi setidaknya selama 5 kali,
- sakit kepala bisa terjadi hingga 8 kali dalam sehari,
- tajam, rasa sakit menusuk di belakang satu mata atau ke samping yang berlangsung kurang dari tiga jam,
- sakit kepala disertai dengan pilek, hidung tersumbat, dan pembengkakan kelopak mata.
4. Sakit kepala harian kronis
Dokter anak akan menyebut sakit kepala sebagai sakit kepala harian kronis jika sakit kepala, baik tipe migrain atau ketegangan, terjadi selama lebih dari 15 hari sebulan.
Ini dapat disebabkan oleh sejumlah alasan yang mencakup penggunaan obat yang lama, infeksi, atau cedera kepala ringan.
Kapan Harus ke Dokter?
Dalam kebanyakan kasus, sakit kepala disebabkan oleh alasan sederhana dehidrasi atau stres. Setelah anak beristirahat dan memulihkan diri, sakit kepala akan hilang. Namun, dalam beberapa kasus, yang terbaik adalah mencari saran medis.
Jika anak mengalami beberapa hal berikut, sebaiknya Mama segera konsultasi ke dokter agar dapat melakukan pengobatan terbaik:
- Sering sakit kepala lebih dari satu bulan,
- bangun dengan sakit kepala bahkan setelah cukup tidur,
- disertai nyeri yang terus menerus,
- sakit kepala semakin parah,
- hilang kesadaran,
- gejala lain seperti mual, pusing, dan sakit leher menyertai sakit kepala.
Yang terbaik adalah konsultasikan dengan dokter anak jika sakit kepala sering terjadi. Dokter akan meminta catatan mendalam tentang riwayat kesehatan anak.
Buat catatan mengenai kapan anak mengalami sakit kepala informasikan kepada dokter.
Catat apa yang dimakan oleh anak dan berapa lama ia tidur setiap sakit kepala terjadi. Dokter juga akan mengajukan pertanyaan agar dapat mendiagnosis jenis sakit kepala. Ini akan mencakup:
- Kapan sakit kepala terjadi?
- Berapa lama sakit kepala berlangsung?
- Bagian mana dari kepala yang sakit?
- Apakah ada perubahan dalam pola tidur atau makan?
- Apakah anak memiliki masalah tidur?
- Apakah perubahan posisi mengubah sifat sakit kepala?
- Pernahkah ada kejadian di masa lalu yang menyebabkan stres emosional?
- Apakah ada trauma pada kepala atau leher?
Berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, dokter akan dapat menentukan apa yang mungkin menjadi penyebab dan sifat sakit kepala.
Dokter bahkan mungkin meminta tes untuk mengesampingkan kondisi medis yang mendasarinya. Tes-tes ini termasuk MRI dan CT scan.
Itulah jenis dan gejala sakit kepala yang sering dialami anak. Apakah anak Mama sering mengalami sakit kepala? Biasanya, apa yang menjadi penyebab utama dari sakit kepalanya?
Baca juga:
- 8 Cara Efektif Mengurangi Stres Anak
- Wajib Tahu: 6 Tips Memotivasi Anak yang Malas Belajar
- Penyebab Sakit Kepala pada Anak dan Cara Menanganinya