Tahukah Mama, Ada 4 Alasan Mengapa Anak Menjadi Pengadu
Kok anak suka mengadu ya?
3 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak kecil belajar banyak hal dengan sangat cepat sehingga seringkali terkadang anak kesulitan untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
Ketika anak melakukan sesuatu dengan benar, anak pun berharap semua orang mematuhi aturan yang sama. Dan ketika aturan-aturan yang dirasakan ini "dilanggar" oleh orang lain, ini dapat menyebabkan anak mengadukan tentang pelanggaran tersebut.
Bagaimana caranya menghentikan kebiasaan ini? Yuk, simak ulasan Popmama.com berikut ini.
Kebiasaan Mengadu Harus Dicegah
Penting untuk mencegah anak terbiasa menjadi pengadu. Karena kebiasaan ini dapat menyebabkan masalah yang tidak diinginkan dengan teman dan guru. Sebelum Mama mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya, Mama harus mencari tahu dulu akar permasalahannya.
"Ada banyak alasan mengapa anak-anak kecil menjadi pengadu," kata Lawrence Balter, Ph.D., seorang psikolog anak dan pakar pengasuhan anak. Secara fisik, kebiasaan ini tidak berbahaya, namun sangat mengganggu secara emosional.
Editors' Pick
4 Alasan Mengapa Anak Mengadu
Sebelum mencoba mengatasi masalah ini, Mama harus mencari tahu alasan di balik anak menjadi pengadu. Ada beberapa hal yang melatarbelakanginya:
- Ini tentang aturan. Anak cenderung sangat harfiah, karena perkembangan kognitif mereka belum dapat mengenali alasan abstrak, kata Dr. Balter. Ini berarti bahwa ketika mereka benar-benar memahami cara mengikuti aturan, biasanya pada sekitar usia 7 tahun, mereka berharap aturan itu tidak fleksibel. Bagi anak, aturan yang sama berlaku bagi semua orang. Dan menjadi masalah bila orang lain tidak mematuhi aturan yang sama.
- Ini tentang perhatian atau status. Seringkali, pengadu hanya ingin diperhatikan. Jika dia merasa ditinggalkan, dia mungkin memberi tahu seseorang untuk membangun statusnya sendiri atau untuk membuat anak-anak lain terlihat buruk sehingga dia bisa disukai.
- Ini tentang balas dendam. Sebagian besar pengadu pada umumnya tidak berbahaya, tetapi mungkin ingin memberontak atau balas dendam karena alasan di baliknya. "Kadang-kadang ini bukan hanya tentang meningkatkan status, tetapi anak ingin menyakiti orang lain," kata Dr. Balter. "Cara yang baik untuk membalas pada seorang anak yang telah melukai perasaan adalah dengan mengatakan sesuatu yang negatif tentang mereka, untuk membuatnya dalam kesulitan."
- Ini tentang kekuatan. Beberapa pengadu selalu ingin bertanggung jawab. Pengadu yang mencari kekuasaan mungkin memiliki kepribadian Tipe A yang berkemauan keras dan mungkin ingin menyatukan orang lain.
Bagaimana Mencegah Agar Anak Tidak Menjadi Pengadu?
Setelah mengetahui alasannya, maka Mama dapat melakukan beberapa hal ini untuk menghilangkan kebiasaan mengadu pada anak:
- Beri contoh. Jika Mama dan anak menangkap anak lain mengadu, gunakan kesempatan itu sebagai momen untuk memberi penjelasan kepada anak. Tanyakan pendapatnya tentang apa yang dilakukan anak lain. Tanyakan apa yang dilakukan anak itu dan mengapa itu salah. Mama juga bisa memberi solusi alih-alih menjadi pengadu.
- Jelaskan tentang keadilan. Anak sangat harfiah dan terkadang mereka membuat orang lain terlihat buruk untuk mendapatkan keadilan baginya. Mama dapat menjelaskan kepada anak bahwa aturan berbeda-beda dan aturan bagi anak belum tentu sama bagi orang lain. Beri tahu kepada anak bahwa ia tidak dapat mengubah perilaku anak-anak lain namun yang paling penting adalah menjaga perilakunya sendiri agar tetap adil.
- Jelaskan harapan mama. Jelaskan bahwa, walaupun mengadu pada hal-hal sepele itu buruk, penting untuk berbicara jika sesuatu tampak berbahaya. Diskusikan dengan anak apa yang menurut Mama adalah hal kecil dan hal berbahaya. Penulis dan ahli patologi bahasa pidato Susan Diamond, MA, menyarankan satu cara untuk membimbing anak-anak tentang apa yang harus dikatakan ketika sesuatu bisa berbahaya, jelaskan kepada anak bahwa dia bisa mengadu ketika merasa terancam, takut, gugup, atau terluka oleh orang lain.
Bila Anak Terbiasa Mengadu
Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, tetapi jangan membuat masalah besar akan hal ini. Ini memberikan Mama kesempatan untuk menyelidiki motivasinya.
Jangan menghukumnya; alih-alih, tunjukkan bahwa jika ia terus-menerus memperhatikan perilaku teman-temannya dengan cara negatif dan membuat mereka dalam masalah, mereka tidak akan mau bermain dengannya.
Untuk anak-anak sekitar 3 hingga 4 tahun, mengadu bisa menjadi tanda kelelahan. "Ketika anak-anak rewel dan lelah, apapun akan terjadi," Dr. Balter menjelaskan. Beristirahat sejenak untuk tidur siang, menonton TV, atau makan siang bisa membantu menjaga perilaku buruknya.
Apakah Mama memiliki tips khusus untuk mengatasi anak yang pengadu? Yuk, komen di bawah.
Baca juga:
- Anak 9 Tahun Suka Gosip! Ini 5 Cara Menghentikannya
- Ini Ciri Anak dengan Harga Diri Rendah dan Bagaimana Mengatasinya
- Hati-hati! Ini 6 Hal yang Menyebabkan Anak Menjadi Pelaku Bullying, Ma