Wajib Tahu! Pewarna Makanan Buatan Menyebabkan Perubahan Perilaku Anak
Makanan berwarna cerah mengundang selera, tapi tahukah Mama kalau itu menggunakan pewarna sintetis?
14 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pewarna baik yang sintetis atau alami sering digunakan oleh para pelaku kuliner untuk mempercantik hidangannya. Pewarna alami yang terbuat dari tumbuhan, hewan, dan mineral aman untuk dikonsumsi tetapi pilihan warnanya terbatas. Pewarna sintetis pun menjadi pilihan.
Menurut Dini Rohmawati, M.Sc. dari Universitas Negeri Yogyakarta, banyak penelitian mengenai efek pewarna sintetis dilakukan dan menyimpulkan pewarna sintesis berdosis sedang yang ditambahkan pada makanan dapat memprovokasi hiperaktivitas dan gangguan tingkah laku lainnya pada anak-anak.
Penelitian lebih lanjut dilakukan dan ditemukan bahwa tidak hanya hiperaktif tetapi juga gangguan kognitif, dan dorongan agresif, asma dan penyakit gatal berbintik merah, kekurangan zat besi dan seng, dan kurang tidur serta mudah marah.
Berikut ulasan lengkapnya!
Editors' Pick
Jenis Pewarna Buatan yang Wajib Mama Ketahui
- Rhodamin B.D and C Red no 19. Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine, dan Brilliant Pink. Jenis ini digunakan pada industri tekstil dan kertas. Pewarna ini sering disalahgunakan pada pembuatan kerupuk, harum manis, agar-agar, terasi, sosis, sirup. Ciri-ciri makanan yang menggunakan Rhodamin adalah berwarna cerah mengkilap dan tidak merata (seperti ada gumpalan warna), rasanya agak pahit. Pewarna ini diduga mengakibatkan kanker, namun penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.
- Methanil Yellow. Digunakan untuk mewarnai pakaian dan kayu. Pada makanan, bisa ditemukan pada kue-kue. Bila dikonsumsi, metanil yellow dapat menyebabkan iritasi saluran cerna, mual, muntah, sakit perut, diare, demam, lemah, dan hipotensi (tekanan darah rendah).
- SX Purple. Warna yang dihasilkan adalah merah hati keunguan. Selain memicu hiperaktivitas, pewarna ini dianggap penyebab kanker. Digunakan untuk mewarnai kue, selai, agar-agar, dan minuman.
- Tartrazine. Pewarna kuning ini banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Pewarna ini menimbulkan efek hipersensitif seperti kelelahan, pandangan kabur, peningkatan sekresi nasofaringal, perasaan sesak nafas, jantung berdebar, gatal yang hebat, bengkak atau bilur di bawah kulit, ruam kulit, rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam), dan anafilaksis sistemik (shock).
- Sunset Yellow. Sering digunakan untuk jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman bersoda. Konsumsi makanan yang mengandung zat ini dapat menimbulkan alergi, mual, muntah, hiperaktivitas, dan sakit perut.
- Alura Red. Pewarna sintetis yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Menimbulkan efek gatal-gatal dan ruam kulit.
- Quinoline Yellow. Banyak digunakan pada minuman berenergi dan es krim.
- Briliant Blue. Pewarna makanan berwarna biru yang larut dalam air, sering ditemukan pada roti, minuman, bubuk pemanis, permen, sereal.
Efek Mengonsumsi Makanan yang Mengandung Pewarna Sintetis
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rowe KS disimpulkan bahwa perubahan perilaku seperti gelisah dan gangguan tidur dikaitkan dengan konsumsi makanan yang mengandung bahan pewarna sintetis seperti tartrazine.
Belum lagi efek fisik lainnya, misalnya pusing, mual, muntah, ruam, bahkan penggunaan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kanker.