Ingin Punya Anak Berjiwa Petualang? Lakukan 5 Tips Ini
Ternyata petualangan penting bagi perkembangan otak anak, Ma!
20 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak membutuhkan petualangan. Petualangan penting untuk perkembangan anak. Berpetualang tidak berarti harus membawa anak sampai ke puncak Himalaya. Tetapi anak perlu memiliki akses ke pengalaman baru, karena ini akan mempengaruhi perkembangan otak dalam masa pertumbuhan.
Ini menimbulkan tantangan khusus bagi orangtua tentunya. Orangtua secara alami cenderung untuk memastikan anak selalu dalam keadaan aman.
Menurut Ann Pleshette Murphy, penulis The Secret of Play, bila anak dikekang dan tidak diijinkan untuk berlarian atau mencoba hal baru, akibatnya adalah anak tidak akan bisa menebus tahun-tahun pertama hidup mereka. Adanya pembatasan pada anak akan merusak perkembangan otaknya.
Jadi apa yang harus dilakukan orangtua? Popmama.com mengulas beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membesarkan anak agar memiliki jiwa petualang.
1. Menciptakan lingkungan yang aman untuk anak
Orangtua pasti ingin membantu anak menjelajah lingkungan rumah dengan aman. Anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, ini wajar. Biarkan anak menjelajah tapi tetap pastikan keamanan. Alih-alih membiarkan anak berlari mengambil pisau di laci, Mama harus memastikan pisau tersimpan dengan aman, jauh dari jangkauan anak.
Orangtua harus memastikan rumah aman bagi anak sampai anak memahami beberapa hal misalnya melakukan hal-hal tertentu akan menyakiti mereka sehingga mereka akan menghindarinya.
Editors' Pick
2. Membiarkan anak menjelajah
Orangtua yang menginginkan anak yang percaya diri dan tidak takut bertualang membiarkan anak menjelajah di sekitar rumah atau di taman. Alih-alih terburu-buru atau membatasi anak saat berekplorasi, orangtua sebaiknya aktif mendorong anak untuk menjelajahi lingkungan di sekitar mereka. Dengan catatan, lingkungan aman bagi anak dan Mama tetap melakukan pengawasan.
Saat mengawasi anak, usahakan sesedikit mungkin berkata “tidak” atau melarang anak.